Liputan6.com, Jakarta Bukan rahasia lagi bila ada sebagian masyarakat yang memilih berobat ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, China dan Thailand daripada mendapatkan perawatan di rumah sakit di Indonesia. Menurut cerita yang sering Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dapatkan alasan sebagian orang pergi berobat ke luar negeri karena pelayanan di rumah sakit dalam negeri yang kurang.
Dokter-dokter di sini, kata Menkes Budi berdasarkan cerita masyarakat, jarang ada di rumah sakit pada waktu memberikan pelayanan. Alhasil, sebagian masyarakat lebih senang ke Malaysia atau ke Thailand karena dokter lebih perhatian terhadap pasien.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, antrean yang panjang dan kualitas perawatan kurang bagus menjadi faktor lain sebagian masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri.
“Selama masih banyak orang yang berobat ke luar negeri dan tidak dirawat di rumah sakit vertikal kita, itu menunjukkan bahwa kualitas pelayanan medis maupun pelayanan non medis di rumah sakit vertikal kita belum sesuai dengan harapan saya,” ucap Menkes Budi saat melantik pejabat eselon 2 Kementerian Kesehatan pada Senin (11/10/2021) di Gedung Kemenkes, Jakarta.
Menkes Budi Minta RS Vertikal Jadi Rujukan di Asia Tenggara
Budi meminta para pejabat rumah sakit vertikal yang ia lantik hari ini melakukan transformasi di bidang pelayanan. Sehingga, rumah sakit milik pemerintah suatu hari bisa menjadi rujukan di Asia Tenggara.
“Saya mempunyai harapan yang tinggi ke rumah sakit–rumah sakit milik pemerintah. Saya tidak akan bosan mengulangi harapan dan cita-cita saya agar rumah sakit0rumah sakit vertikal benar-benar menjadi rujukan di Asia Tenggara,” kata Budi dalam keterangan tertulis dari Kementerian Kesehatan.
Budi juga mengatakan rumah sakit vertikal nantinya harus memiliki pelayanan medis dan non medis yang diibuktikan dengan banyaknya hasil-hasil riset dan kerja sama yang dilakukan.
Dokter yang berada di rumah sakit pemerintah pun diminta bukan hanya mengurusi BPJS Kesehatan tapi juga melakukan penelitian–penelitian medis untuk jurnal internasional.
“Jadi harapan saya kalau saya lebih sering melihat di jurnal-jurnal internasional terkemuka ada nama-nama dokter rumah sakit vertikal Indonesia,” pesan Budi.
Advertisement