SOBAT TB, Aplikasi Kolaborasi dengan Pemerintah untuk Tingkatkan Temuan Kasus TBC

TBC atau tuberkulosis masih menghantui masyarakat Indonesia

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 09 Nov 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2021, 21:00 WIB
Infografis TBC (Liputan6.com/Yoshiro)
Infografis TBC (Liputan6.com/Yoshiro)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menjadi negara dengan beban Tuberkulosis atau TBC ketiga terbesar di dunia setelah India dan Cina.

Dengan estimasi sebanyak 824.000 kasus TBC per tahun, sebagaimana laporan Global Tuberculosis Report 2021. Tak khayal jika kemudian TBC masih menjadi salah satu dari masalah kesehatan utama di Indonesia

Dari estimasi tersebut, pada 2020 ditemukan sebanyak 384.025 kasus atau sekitar 47 persen dari estimasi kasus. Capaian penemuan kasus TBC ini menurun drastis dari tahun sebelumnya (67 persen) akibat dari dampak pandemi COVID-19.

Situasi ini menjadi hambatan dalam merealisasikan visi eliminasi TBC di tahun 2030. Sebagai bagian dari upaya mengejar ketertinggalan pencapaian program untuk mencapai target tersebut, diperlukan upaya inovatif, terlebih dalam meningkatkan penemuan kasus TBC.

Yayasan KNCV Indonesia (YKI) dengan dukungan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mendukung program tuberkulosis nasional, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui pemanfaatan aplikasi SOBAT TB (Solusi Online Berbagi Informasi TBC).

Aplikasi ini dikembangkan oleh YKI dan telah diresmikan pada peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia pada bulan Maret 2021.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemanfaatan Aplikasi SOBAT TB

Direktur Kantor Kesehatan USAID, Pamela Foster, mengatakan, Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID mendukung pemerintah Indonesia untuk mencapai target eliminasi TBC.

Pemanfaatan aplikasi SOBAT TB adalah bagian dari kemitraan dengan YKI yang dapat menjangkau 60.000 pengguna SOBAT TB di 14 provinsi dan akan berkontribusi dalam meningkatkan deteksi dan pengobatan penyakit TBC.

SOBAT TB merupakan aplikasi berbasis ponsel pintar yang dirancang untuk memermudah masyarakat dalam mengakses informasi TBC yang akurat, mengakses layanan TBC, serta melakukan deteksi dini TBC melalui fitur skrining mandiri.

"Aplikasi ini dapat menjadi wujud peran digitalisasi teknologi dibidang kesehatan dalam upaya untuk  menjangkau lebih banyak masyarakat dalam hal edukasi, skrining, serta pendampingan pengobatan dapat makin dipermudah," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi M Epid saat meresmikan aplikasi SOBAT TB pada peringatan HTBS Maret 2021.

 


SOBAT TB untuk Meningkatkan Penemuan Kasus TBC

Fitur skrining TB dalam aplikasi SOBAT TB telah dikembangkan untuk membantu program penanggulangan TBC untuk mendukung penemuan kasus secara pasif-intensif di layanan kesehatan, maupun secara aktif-masif di masyarakat melalui kegiatan kontak investigasi maupun skrining mandiri pada populasi khusus, seperti sekolah, asrama, tempat kerja, dan populasi berisiko lainnya.

”Aplikasi ini juga dapat menjadi sarana bagi masyarakat, pasien, komunitas, organisasi pasien, dan petugas kesehatan untuk berbagi informasi dalam meningkatkan layanan TBC di seluruh Indonesia,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan KNCV Indonesia, dr. Jhon Sugiharto, MPH, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 9 November 2021.

Aplikasi SOBAT TB diharapkan dapat mendorong peningkatan penemuan kasus TBC di masyarakat.

Rencananya, akan dilaksanakan kegiatan TB Recovery Plan Mandiri-TB melalui dukungan pendanaan oleh USAID untuk pemanfaatan SOBAT TB sebagai media informasi dan skrining mandiri di 43 kabupaten/kota di 14 provinsi.

Kegiatan ini akan diawali dengan pertemuan kick-off program. Dalam pertemuan ini akan disepakati mekanisme koordinasi dan tahapan pelaksanaan kegiatan dengan pemangku kepentingan terkait pemanfaatan SOBAT TB sebagai media informasi dan skrining mandiri untuk membantu penemuan kasus TBC di masyarakat.


Dampak Game Online

Dampak Game Online
Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya