Pneumonia, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Di Indonesia, pneumonia masuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit.

oleh Diviya Agatha diperbarui 18 Nov 2021, 13:06 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2021, 13:00 WIB
Seputar Penyakit Pneumonia
Ilustrasi Penderita Pneumonia Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Pneumonia menjadi salah satu penyakit yang kerap terjadi dan berhubungan erat dengan angka kesakitan dan kematian. Khususnya pada populasi usia lanjut dan pasien dengan komorbid. Angka kejadian pneumonia pun sering terjadi di negara berkembang, Indonesia salah satunya.

Di Indonesia, pneumonia masuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan proporsi kasus 53,95 persen laki-laki dan 46,05 persen perempuan dengan crude fatality rate (CFR) 7,6 persen paling tinggi dibandingkan penyakit lainnya.

Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, SpP(K) mengungkapkan bahwa bagi orang-orang dengan usia lanjut, insiden alami pneumonia di Indonesia bisa mencapai 25-40 per 1.000 penduduk. Maka sebenarnya, jumlahnya pun sangatlah banyak jika ditotalkan secara keseluruhan.

"Jadi bayangkan seberapa banyak sebetulnya orang-orang lansia ini yang dengan mudahnya mengalami atau menderita pneumonia," ujar Erlina dalam konferensi pers peringatan Hari Pneumonia Sedunia 2021 dan Hari PPOK Sedunia ditulis Kamis, (18/11/2021).

Penyakit satu ini merupakan infeksi atau peradangan akut pada jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri dan virus. Gejala saat seseorang terkena pneumonia akibat bakteri dan virus biasanya meliputi demam, batuk, dan sesak napas.

Perbedaan khas pneumonia dengan penyakit paru lainnya berada pada gejala batuk yang muncul. Biasanya, orang dengan pneumonia akan mengalami batuk berdahak yang disertai dengan warna. Berbeda dengan batuk akibat virus SARS-COV-2 yang cenderung kering.

"Biasanya untuk pneumonia ini (batuknya) ada dahak berwarna, bisa kehijauan atau kekuningan. Bahkan kadang-kadang bisa ada bercak darah sedikit. Ini sangat berbeda dengan batuk COVID-19 yang biasanya kering," kata Erlina.

Menurut Erlina, cara pencegahan pneumonia yang tepat bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan juga sehat. Hal tersebut bisa membangun sistem pertahanan imun yang kuat agar terhindar dari pneumonia.

Pencegahan dan vaksinasi

"Pengobatannya untuk pneumonia ini dengan pemberian antibiotik, obat-obat suportif lainnya. Tapi pencegahan jauh lebih baik. Nah pencegahan yang ingin kita sampaikan adalah untuk meningkatkan sistem imunnya yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat," ujar Erlina.

Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, makan dengan gizi seimbang, tidak mengonsumsi alkohol, tidak merokok, istirahat yang cukup, jangan stres berkepanjangan, dan olahraga.

"Untuk orang tua, olahraganya cukup yang ringan-ringan saja, yang tolerable, yang bisa ditoleransi oleh usia mereka. Juga sering ya, jadi jangan sesekali saja. Dikatakan tiga sampai lima kali per minggu, dan cukup untuk waktu yang tidak terlalu lama. Paling lama setengah jam," kata Erlina.

Bagi para pasien pneumonia, vaksinasi pneumonia juga sudah bisa dilakukan untuk mereka yang berusia di atas 50 tahun. Namun sejauh ini, pemberian vaksin pneumonia belum menjadi program pemerintah, yang artinya masih berbayar.

Infografis

Infografis 5 Tips Kuatkan Daya Tahan Mental agar Tubuh Lebih Sehat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Tips Kuatkan Daya Tahan Mental agar Tubuh Lebih Sehat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya