Liputan6.com, Jakarta - Setiap orangtua ingin anak mereka bahagia dan terlindungi. Ketika anak-anak berada di luar rumah, orangtua praktis menjadi khawatir akan keselamatan mereka.Â
Salah satu hal yang bisa menjadi masalah dalam hidup si Anak adalah interaksi pertemanannya. Anak bisa jadi dijauhi atau dirundung oleh teman-temannya. Belum lagi jika teman-temannya saling mempengaruhi satu sama lain.
Ada cara bagi para orangtua untuk bisa mengetahui keadaan anak mereka dan mencegah mereka terlibat masalah dengan anak-anak lain di sekolah.Â
Advertisement
Baca Juga
Melansir Bright Side, berikut beberapa tanda paling umum bahwa anak Anda memiliki masalah dengan teman sekelasnya, serta cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari perundungan.
1. Barang hilang atau rusak
Sebuah survei yang dilakukan Youth Truth menunjukkan bahwa sekitar 29 persen dari mereka yang ditindas oleh rekan-rekan mereka terluka secara fisik.
Waspadalah terhadap barang-barang anak Anda. Lihat apakah mereka kehilangan atau barang-barang mereka rusak, seperti buku, gadget, pakaian, atau perhiasan. Ini bisa menjadi tanda anak-anak lain mengambil barang-barang mereka atau menyakiti mereka.
2. Menurunnya kepercayaan diri
Trauma fisik dan emosional menyebabkan anak-anak mulai mempertanyakan kepercayaan diri mereka. Sebagai hasilnya, kepercayaan diri mereka mulai menurun.
Mereka menundukkan kepala saat berjalan atau mereka berbicara dengan suara yang sangat lembut. Mereka tidak akan berbicara jika tidak disapa secara langsung atau mungkin sepenuhnya menghindari situasi seperti itu.
Advertisement
3. Susah tidur atau mimpi buruk
Ketika anak Anda tiba-tiba mengalami kesulitan tidur atau sering mengalami mimpi buruk, itu bisa menjadi tanda kegelisahan tentang situasi di sekolah.
Penelitian menunjukkan bahwa menjadi pihak yang menerima kekerasan fisik dan emosional dapat berdampak langsung pada kualitas tidur anak. Cobalah mengawasi anak-anak di malam hari sebanyak yang Anda bisa.
4. Menghindari teman atau lingkaran sosial
Jika anak memilih untuk tinggal di rumah daripada pergi bertemu teman, ini bisa menjadi tanda ketakutan. Mereka mungkin ingin menghindari teman sekelas yang bermasalah karena putus sekolah mungkin bukan pilihan bagi mereka. Jadi mereka tinggal di rumah lebih lama.
5. Menarik diri dari interaksi keluarga
Berdasarkan penelitian kejahatan sekolah 2017 untuk Survei Korban Kejahatan Nasional, 19 persen siswa yang memiliki teman sekelas bermasalah melaporkan ketegangan dalam hubungan mereka dengan anggota keluarga.
Anak Anda mungkin berada di ruangan yang sama dengan Anda, tetapi mereka mungkin tidak berkontribusi sama sekali dalam percakapan. Atau mereka bisa mulai menghabiskan lebih banyak waktu di kamar mereka.
Ini berbahaya, terutama bila anak sebelumnya tidak memiliki masalah dalam berinteraksi dengan keluarga.
Biasanya, ini juga ditandai dengan perubahan sikap yang tiba-tiba terhadap orang tua. Mereka mungkin mulai menunjukkan perubahan dalam cara mereka menangani perasaan mereka.
Mereka mulai melampiaskan agresi mereka pada saudara kandung atau bahkan orang tua mereka
Â
Advertisement
6. Meminta hal yang tidak biasa
Pengaruh negatif bisa datang dalam berbagai bentuk. Itu bisa fisik, verbal, sosial, atau virtual. Anak-anak yang sangat agresif dapat menekan teman sekelas mereka untuk mulai memberi mereka lebih banyak.
Akibat intimidasi itu, anak-anak mungkin mulai meminta lebih banyak barang atau uang kepada orang tua mereka daripada yang biasanya mereka butuhkan.
7. Luka fisik yang tidak dapat dijelaskan
Beberapa anak bisa menjadi mendorong dan memaksa. Jika anak Anda tiba-tiba memiliki noda yang tidak biasa pada kulitnya, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang berhadapan secara fisik dengan anak-anak lain.
Jika mereka tidak dapat menjelaskan dari mana mereka mendapatkan nilai, itu bisa menjadi alasan untuk khawatir.
Cara Mencegah Risiko Anak Anda Dilecehkan
Ada 4 cara Anda dapat mencegah risiko anak Anda mengalami perundungan.
- Jelaskan secara menyeluruh kepada anak Anda situasinya dengan teman sebayanya. Dengan cara ini, mereka akan tahu kapan harus menghadapinya.
- Pastikan Anda terus berkomunikasi dengan anak Anda. Ini akan memberi tahu Anda jika ada alasan untuk khawatir.
- Dorong anak Anda untuk menemukan dan mengasah minat dan hobinya. Ini meningkatkan kepercayaan diri, dan anak yang aman cenderung tidak dilecehkan.
- Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda untuk diteladani. Jadilah role model kebaikan dan rasa hormat. Anak Anda kemudian akan memutuskan bahwa perilaku yang tidak adil tidak dapat diterima.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement