4 Kedaruratan Kanker pada Anak yang Butuh Penanganan Segera

Pahami segala bentuk penanganan kanker pada anak

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 15 Des 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2021, 20:00 WIB
Benarkah Hipnotis Bisa Membantu Anak Penderita Kanker? (Photographee.eu/Shutterstock)
Benarkah Hipnotis Bisa Membantu Anak Penderita Kanker? (Photographee.eu/Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis anak konsultan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Prof dr Djajadiman Gatot SpA(K) menjelaskan bahwa semua kedaruratan kanker pada anak disebabkan keterlambatan penanganan.

Oleh sebab itu, orangtua diimbau mengamati sejak dini gejala kedaruratan gejala kanker, maupun kedaruratan pada anak yang sudah didiagnosis kanker.

Dalam sebuah seminar bersama Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) belum lama ini, Djajadiman memaparkan beberapa kedaruratan kanker pada anak yang membutuhkan penanganan segera.

1. Mata

Pada kasus retinoblastoma atau keganasan pada mata, tanda sekecil apapun tidak boleh diabaikan. Sebab, jika telambat penglihatan anak bisa terganggu bahkan kematian bisa sangat cepat.

2. Leukemia 

"Ini adalah kanker darah karena sel-sel kanker di sumsum tulang belakang. Perkembangan kanker ini terjadi bertahun-tahun," katanya.

"Jika anak demam tanpa sebab terus menerus, segera ke rumah sakit. Jangan datang saat sudah perdarahan, pucat, kejang dan gejala lainnya," dia menambahkan.

3. Sesak napas

Karena kanker apapun harus segera ditangani.

4. Muntah terus menerus atau gangguan pencernaan karena kanker.

 

Tanda dan Gejala Leukemia yang Relaps

Di kesempatan yang sama, dokter spesialis anak konsultan, Hikari Ambara Sjakti menjelaskan bahwa leukemia adalah kanker yang paling sering ditemukan pada anak. Jumlahnya mencapai 30 hingga 35 persen dari seluruh kanker pada anak.

Menurut Hikari, leukemia adalah keganasan pada sumsum tulang sebagai pabrik sel-sel darah, sehingga menyebabkan banyak kelainan darah. Leukemia paling sering ditemukan di usia balita dua hingga lima tahun.

"Data di RSCM dari 2006 hingga 2017 ada 167 kasus setiap tahunnya," katanya.

Penyebab leukemia adalah kelainan genetika yang tidak bisa dicegah dan faktor lingkungan. Karena sel-sel kanker merusak sum-sum tulang sebagai pabrik sel darah rusak, beberapa gejalanya bervariasi, di antaranya:

- Anemia karena kekurangan sel darah merah atau hemoglobin

- Trombositopenia, yang menyebabkan anak kerap mengalami perdarahan di berbagai tubuh

- Kelainan peroduksi leukosit (terlalu rendah atau terlalu tinggi), dengan gejala anak mudah infeksi.

Gejala lain leukemia adalah demam hilang timbul, nyeri tulang, pucat, limfa dan hati membesar.

 

Selanjutnya

Setelah didiagnosis dipastikan, pengobatan leukemia terdiri dari kemoterapi dan radiasi. Dijelaskannya bahwa leukemia bisa sembuh dengan total karena leukemia merupakan salah satu jenis kanker dengan respons pengobatan yang sangat baik.

"Meski begitu, tetap ada peluang kambuh atau relaps," katanya.

"Tanda relpas sama seperti awal sakit," Hikari menambahkan.

Kapan leukemia bisa kambuh?

Ada yang segera yakni kurang dari 18 bulan setelah menyelesaikan terapi. Sebagian lagi kambuh dalam waktu 18-36 bulan, dan ada yang kambuhnya lambat, lebih dari 3 tahun setelah menyelesaikan pengobatan.

Lokasi kambuhnya leukemia bisa bersifat sistemik atau lokal. Jika kembali tumbuh di sel-sel sum-sum tulang, disebut sistemik.

"Sebagian kasus bersifat lokal biasanya sel-sel kanker kembali tumbuh namun di lokasi tertentu saja biasanya di otak dan kelenjat testis pada anak laki-laki," katanya.

Gejala leukemia kambuh secara lokal adalah:

- Nyeri kepala yang makin lama main berat

- Testis membesar

- Kejang

Seorang penyintas leukemia anak harus rajin kontrol ke dokter sehingga jika relaps bisa diterapi secepat mungkin.

Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker?

Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker?
Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker? (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya