Liputan6.com, Jakarta Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa meningkatnya kasus Omicron perlu diimbangi laporan pelacakan yang lebih luas.
Artinya, hasil pelacakan dengan S-Gene Target Failure (SGTF) dan Genome Sequencing (pengurutan genome) tidak hanya dilaporkan dari Wisma Atlet tapi juga perlu ada laporan hasil pelacakan yang dilakukan di masyarakat luas.
Baca Juga
“Sekarang kasus (Omicron) yang dilaporkan kan di Wisma Atlet, nah jadi mungkin bagus juga dilaporkan yang diperiksa di luar Wisma Atlet sudah berapa banyak,” kata Tjandra kepada Health Liputan6.com Kamis (23/12/2021) melalui sambungan telepon.
Advertisement
Dengan demikian, semua pihak dapat mengetahui bahwa pemeriksaan tidak hanya dilakukan di Wisma Atlet tapi juga di luar Wisma Atlet, lanjutnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Berikut Ini
Belum Tentu Ada
Tjandra menambahkan, ini bukan berarti kasus di luar Wisma Atlet harus ditemukan karena memang belum tentu ada.
“Bukan ditemukan, diperiksa aja dulu, ada atau enggak belum tentu ada kan,” kata Tjandra.
“Sejauh ini pemerintah melaporkan kasus Omicron di Wisma Atlet memang ada, jumlahnya 5, mungkin nanti ada laporan yang 8 juga. Nah, kasih tahu juga di luar Wisma Atlet pemerintah sudah periksa berapa banyak dan hasilnya bagaimana, ini akan lebih menenangkan.”
Advertisement
Sebelum Ditemukannya Omicron
Sebelum kasus pertama Omicron dilaporkan, ada sebagian pelaku perjalanan luar negeri yang melakukan karantina 3 hari.
Terkait hal ini, Tjandra mengatakan bahwa pada 29 November ada penutupan penerbangan. Ia sempat mengusulkan sebaiknya 2 minggu sebelum tanggal 29 itu ada pengecekan siapa saja orang yang datang.
“Cek satu per satu, perlu diperiksa atau enggak ya tergantung hasil ceknya. Dari awal sudah saya sampaikan, 29 kemarin sudah baguslah ada karantina walau dipermasalahkan durasinya, sekarang yang penting orang yang datang sebelum itu.”
Di sisi lain, Tjandra tidak bisa menyampaikan prediksi terkait angka kasus Omicron di Indonesia dan akan lebih baik jika melakukan pemeriksaan dan melihat hasilnya langsung.
“Saya tahu ada teman-teman yang suka menyebut prediksi jumlahnya sekian, tapi saya lebih suka yang pasti-pasti aja lah,” tutupnya.
Infografis Antisipasi Pasca-Temuan Kasus Pertama Varian Omicron
Advertisement