Liputan6.com, Jakarta - Terkait joki vaksinasi COVID-19 bernama Abdul Rahim yang sudah disuntik 17 kali, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari menjelaskan, efek samping dan reaksi terhadap penyuntikan tersebut.
Pria asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan itu sebelumnya mengaku telah disuntik vaksin COVID-19 sebanyak 16 kali. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan kembali, ia baru ingat ternyata sudah 17 kali, yakni 15 kali suntik dosis pertama dan 2 kali dosis kedua.
Â
Advertisement
Baca Juga
"Tidak ada dampak atau efek samping, seperti yang terlihat pada orang yang disuntikkan tersebut, sehat walafiat. Jadi tidak berbahaya, namun tidak perlu (sebenarnya sampai belasan kali disuntik)," jelas Hindra melalui keterangan yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (22/12/2021).
Untuk antibodi yang terbentuk di dalam tubuh si joki vaksinasi, menurut Hindra, sesuai dengan respons tubuh. Walau begitu, ketika masuk suntikan berikutnya, akan dinetralkan oleh antibodi yang masih ada.
"Antibodi yang terbentuk ya pasti akan terbentuk. Bila masih tinggi, maka suntikan vaksin berikutnya, akan dinetralkan oleh antibodi yang masih ada dari hasil vaksinasi sebelumnya," lanjut Hindra.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Kekebalan Tidak dapat Diramalkan
Menurut Hindra Irawan Satari, apabila jadwal vaksinasi COVID-19 tidak beraturan pada subjek, seperti Abdul Rahim, maka antibodi atau kekebalan tidak dapat diramalkan dan membutuhkan pengamatan mendalam.
"Ada laporan yang memperlihatkan, bahwa setelah dua kali disuntik Sinovac dan dibooster dengan AstraZeneca akan juga memberikan kekebalan. Namun, berapa lama antibodi bertahan, masih harus diamati," tambahnya.
"Pada yang bersangkutan (Abdul Rahim), jadwal vaskinasi tidak sesuai dengan uji klinik (rentang waktu suntikan), maka kekebalan yang didapat tidak dapat kita ramalkan."
Kehebohan pengakuan Abdul Rahim yang menjadi joki vaksinasi viral di media sosial selama beberapa hari ini. Selama menjadi joki vaksinasi, ia mengaku telah menerima bayaran yang bervariatif. Bayaran mulai dari angka Rp100.000 hingga Rp800.000.
Advertisement