Joki Vaksinasi COVID-19 Disuntik 17 Kali, Komnas KIPI Jelaskan Efeknya

Apa dampak joki vaksinasi yang disuntik vaksin Corona 17 kali?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Des 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 23 Des 2021, 12:00 WIB
FOTO: Dilanda Gelombang COVID-19, Swiss Kerahkan Tentara Percepat Vaksinasi
Seorang tentara Swiss menyiapkan jarum suntik dengan vaksin COVID-19 Biontech/Pfizer di Delemont, Swiss, 14 Desember 2021. Swiss yang dilanda gelombang infeksi baru COVID-19 telah memanggil tentara untuk mempercepat vaksinasi. (Fabrice COFFRINI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Terkait joki vaksinasi COVID-19 bernama Abdul Rahim yang sudah disuntik 17 kali, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari menjelaskan, efek samping dan reaksi terhadap penyuntikan tersebut.

Pria asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan itu sebelumnya mengaku telah disuntik vaksin COVID-19 sebanyak 16 kali. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan kembali, ia baru ingat ternyata sudah 17 kali, yakni 15 kali suntik dosis pertama dan 2 kali dosis kedua.

 

"Tidak ada dampak atau efek samping, seperti yang terlihat pada orang yang disuntikkan tersebut, sehat walafiat. Jadi tidak berbahaya, namun tidak perlu (sebenarnya sampai belasan kali disuntik)," jelas Hindra melalui keterangan yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (22/12/2021).

Untuk antibodi yang terbentuk di dalam tubuh si joki vaksinasi, menurut Hindra, sesuai dengan respons tubuh. Walau begitu, ketika masuk suntikan berikutnya, akan dinetralkan oleh antibodi yang masih ada.

"Antibodi yang terbentuk ya pasti akan terbentuk. Bila masih tinggi, maka suntikan vaksin berikutnya, akan dinetralkan oleh antibodi yang masih ada dari hasil vaksinasi sebelumnya," lanjut Hindra.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Kekebalan Tidak dapat Diramalkan

Warga Spanyol Ramai-Ramai Vaksin
Seorang pria disuntik vaksin Moderna, bagian dari kampanye vaksinasi COVID-19, di San Sebastian, Spanyol, Kamis (2/12/2021). Otoritas kesehatan nasional menyerukan kepada semua warga negara untuk mendapatkan vaksinasi dalam upaya untuk mencoba mengendalikan pandemi. (AP Photo/Alvaro Barrientos)

Menurut Hindra Irawan Satari, apabila jadwal vaksinasi COVID-19 tidak beraturan pada subjek, seperti Abdul Rahim, maka antibodi atau kekebalan tidak dapat diramalkan dan membutuhkan pengamatan mendalam.

"Ada laporan yang memperlihatkan, bahwa setelah dua kali disuntik Sinovac dan dibooster dengan AstraZeneca akan juga memberikan kekebalan. Namun, berapa lama antibodi bertahan, masih harus diamati," tambahnya.

"Pada yang bersangkutan (Abdul Rahim), jadwal vaskinasi tidak sesuai dengan uji klinik (rentang waktu suntikan), maka kekebalan yang didapat tidak dapat kita ramalkan."

Kehebohan pengakuan Abdul Rahim yang menjadi joki vaksinasi viral di media sosial selama beberapa hari ini. Selama menjadi joki vaksinasi, ia mengaku telah menerima bayaran yang bervariatif. Bayaran mulai dari angka Rp100.000 hingga Rp800.000.

Infografis 5 Cara Penanganan Dini KIPI pada Anak Pasca-Vaksinasi Covid-19

Infografis 5 Cara Penanganan Dini KIPI pada Anak Pasca-Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Cara Penanganan Dini KIPI pada Anak Pasca-Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya