Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah menggulirkan program vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6-11 sejak akhir tahun lalu. Diharapkan dengan vaksinasi, risiko anak mengalami kesakitan karena virus SARS-CoV-2 akan menurun. Lewat vaksinasi COVID-19, anak jadi terlindungi.
“Hadirnya vaksin COVID-19 pada anak justru merupakan kabar baik, karena dengan mendapatkan vaksin akan memperkecil kemungkinan sakit bila terpapar virus ini,” ujar dokter spesialis anak A.A Made Wijaya Kusuma pada Health Liputan6.com, Rabu (12/01/21).
Baca Juga
Dokter yang kini bertugas di RS. Kasih Ibu Saba dan Denpasar ini memberikan tips agar orangtua tak perlu ragu mengantarkan anak mengikuti program vaksinasi COVID-19.
Advertisement
4 Tips Hilangkan Keraguan Orangtua Agar Anak Boleh Divaksinasi COVID-19
1. Yakin Covid-19 benar-benar ada
Pandemi COVID-19 itu masih berlangsung dan virus SARS-CoV-2 masih ada di sekitar. Sudah banyak bukti dampak kesakitan dan kematian dari virus ini. Apalagi kini sudah ada varian Omicron terdeteksi di Indonesia. Maka sebagai orangtua perlu melakukan berbagai cara untuk melindungi diri dan anak-anak dari paparan virus.
2. Tidak perlu khawatir berlebih dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
KIPI merupakan respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan. Reaksi umum yang terjadi seperti demam, pegal, nyeri, bengkak, mual dan muntah.
Reaksi ini umumnya akan hilang dalam 1-2 hari pasca vaksinasi, baik dengan ataupun tanpa obat seperti disampaikan Made Wijaya.
3. Konsultasikan dengan Dokter
Jika orangtua masih ragu terkait riwayat sakit anak sebelumnya, lakukan konsultasi pada dokter anak yang merawat. Anak-anak dengan kondisi tertentu seperti penderita penyakit kronis, sedang mengonsumsi obat imunosupresan, atau ada riwayat menderita COVID-19 sebelumnya, perlu melakukan konsultasi dan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum vaksinasi dilakukan.
4. Vaksinasi tidak mengganggu haid pada anak
Rata-rata anak peremuan sudah mendapatkan haid pertamanya di usia 10 – 11 tahun.
“Sejauh ini dari penelitian yang terpublikasi menyatakan hampir tidak ada pengaruh signifikan ya terhadap menstruasi. Kalau pun ada disebutkan hanya bersifat sementara (temporary). Jadi tidak perlu khawatir ya,” ujar Made Wijaya.
Advertisement