3 Pasien COVID-19 yang Meninggal Akibat Omicron Sama-Sama Punya Komorbid

Vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengatakan bahwa sejauh ini sudah ada 3 orang meninggal akibat COVID-19 varian Omicron.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Jan 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2022, 20:00 WIB
RSDC Wisma Atlet Ditutup Sementara Pasca Penemuan Kasus Omicron
Mobil ambulans masuk ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (17/15/2021). Koordinator humas RSDC Wisma Atlet Kolonel Mintoro Sumego mengatakan, dengan adanya lockdown ini, pihaknya masih mempertimbangkan menerima pasien Covid-19 melalui pembatasan yang ketat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengatakan bahwa sejauh ini sudah ada 3 orang meninggal akibat COVID-19 varian Omicron.

“Memang sejauh ini ada 3 kematian akibat Omicron yang dilaporkan di Indonesia, yang belum divaksinasi itu hanya satu, tapi ketiganya memang punya komorbid,” kata Dirga dalam Virtual Class Liputan6.com, Jumat (28/1/2022).

Dari kasus kematian ini, Dirga menyampaikan pelajaran yang bisa diambil. Yakni, tidak menyepelekan Omicron.

“Ayo kita tidak boleh menyepelekan Omicron, sebab kita di masyarakat ada pandangan Omicron ini seperti flu biasa.”

Ia tak memungkiri bahwa Omicron tidak separah Delta, tapi keduanya tetap COVID-19 yang bukan flu biasa. COVID-19 sudah terbukti dapat menyebabkan kematian pada pasien berisiko tinggi seperti orang dengan komorbid atau penyakit penyerta, orang yang belum divaksinasi, dan orang berusia lanjut.

Simak Video Berikut Ini

Tidak Hanya Lansia

Dirga menambahkan, orang-orang yang meninggal akibat varian Omicron tidak seluruhnya termasuk dalam kelompok lanjut usia (lansia).

“Seingat saya, yang dua lansia dan yang satunya belum lansia, tapi yang kita garis bawahi seluruhnya punya komorbid.”

Dua korban meninggal memang sudah divaksinasi, maka dari itu timbul anggapan bahwa vaksinasi tidak memberi pengaruh besar. Menanggapi hal ini, Dirga menyarankan agar masyarakat melihat secara utuh.

“Kita harus melihat secara utuh, Indonesia kan baru mulai memasuki gelombang ketiga sementara negara lain sudah lebih dulu dihantam Omicron. Vaksinasi itu sangat efektif mencegah gejala berat, memang betul orang yang sudah vaksinasi bisa tetap terinfeksi tapi kemungkinan gejala parahnya lebih rendah dibanding orang yang belum vaksin.”

Gejala Omicron

Dirga juga menjelaskan terkait perbedaan gejala Omicron dengan flu biasa. Menurutnya, laporan dari Inggris menyebutkan hanya ada 50 persen pasien Omicron yang melaporkan gejala klasik COVID-19 seperti batuk dan demam.

“Omicron ini memang lebih banyak seperti keluhan infeksi saluran napas bagian atas, jadi batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, lemas, itulah keluhan dominan.”

JIka pada varian Delta ada gejala anosmia atau kehilangan penciuman, pada varian Omicron hal tersebut sangat jarang terjadi, tambahnya.

“Tapi tidak ada gejala yang khas Omicron, sehingga siapapun yang batuk pilek, sakit kepala, demam, maka harus swab supaya kita bisa memutus mata rantai penularan,” kata Dirga.   

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya