Cuci Darah Bukan Istilah Tepat, Dokter: Pakai Kata Hemodialisis

Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia dr. Aida Lydia, PhD., SpPD-KGH mengatakan bahwa istilah cuci darah yang umum digunakan di Indonesia adalah istilah yang tidak tepat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Mar 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2022, 16:00 WIB
Permenkes No 30 Tahun 2019 Ancam Pelayanan Cuci Darah
Perawat memeriksa kondisi pasien yang sedang cuci darah menggunakan alat Fresenius Medical Care dan B Braun di Ruang Hemodialisis RSUD Tangerang Selatan, Banten, Rabu (6/11/2019). Menurut Permenkes No 30 Tahun 2019, cuci darah hanya boleh dilakukan rumah sakit tipe A dan B. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia dr. Aida Lydia, PhD., SpPD-KGH mengatakan bahwa istilah cuci darah yang umum digunakan di Indonesia adalah istilah yang tidak tepat.

Cuci darah dalam dunia medis disebut hemodialisis (HD) yang menggambarkan sebuah proses terapi bagi pasien gagal ginjal.

“Di era digital, di mana informasi tersedia luas barangkali kita harus sudah beralih ke istilah yang tepat. Hemodialisis, istilah ini digunakan secara universal di seluruh dunia,” kata Aida dalam seminar daring Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Kamis (10/3/2022).

Istilah cuci darah disebut tidak tepat lantaran banyak memicu salah persepsi. Menurut pengalaman Aida, istilah cuci darah dapat merugikan bagi yang membutuhkan.

“Sebagai contoh ada pasien saya yang takut banget, ‘Cuci darah itu dicucinya bagaimana apakah dikeluarkan semua darah dari tubuh terus dicuci dengan zat kimia kemudian dikembalikan atau bagaimana?’”.

Persepsi tersebut merugikan karena menyebabkan pasien penyakit gagal ginjal tidak mau berobat.

Simak Video Berikut Ini

Proses Hemodialisis

Sebetulnya, proses hemodialisis tidak seseram istilah cuci darah. Dalam melakukan hemodialisis, pasien membutuhkan ginjal buatan atau dialiser yang ditusukkan ke dua tempat di tangan.

Satu tusukan untuk mengeluarkan darah dari tubuh kemudian darah diberi heparin agar tidak kental.

Darah kemudian masuk ke dalam dialiser, di sinilah toksin atau racun dalam darah dibuang. Darah yang sudah bersih masuk lagi ke dalam tubuh melalui tusukan kedua.

Proses HD memakan waktu hingga 5 jam dengan tujuan pasien tetap merasa nyaman selama proses hemodialisis. Ini bisa dilakukan sambil duduk atau berbaring, banyak juga yang melakukannya sambil bekerja dengan laptop.

HD pada umumnya dilakukan 2 hingga 3 kali dalam seminggu di rumah sakit atau klinik secara disiplin.

Mencegah Penyakit Ginjal

Agar terhindar dari terapi hemodialisis, maka masyarakat perlu mencegah terjadinya penyakit ginjal.

Dalam 8 Golden Rules for Healthy Kidneys disebutkan cara-cara mencegah penyakit ginjal yakni:

-Menjaga aktivitas fisik.

-Menjaga kadar gula darah tetap terkontrol.

-Menjaga tekanan darah.

-Makanan bergizi dan menjaga berat badan.

-Menjaga asupan air atau minum cukup.

-Tidak merokok.

-Menghindari minum obat-obatan yang dijual bebas secara rutin tanpa konsultasi dokter.

-Kenali faktor risiko penyakit ginjal, lakukan skrining berkala.

Infografis 8 Fakta COVID-19 Varian Omicron

Infografis 8 Fakta Covid-19 Varian Omicron
Infografis 8 Fakta Covid-19 Varian Omicron (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya