Liputan6.com, Jakarta Begadang telah menjadi kebiasaan untuk sebagian orang. Mata seolah begitu sulit untuk tertutup saat jarum jam belum melewati angka 12.
Hal inilah yang terjadi pada Olsza, wanita berusia 21 tahun yang terkena stroke akibat kebiasaannya untuk begadang. Dirinya menjadi viral di media sosial TikTok usai menceritakan kisahnya tersebut.
Baca Juga
"Waktu terkena itu aku umur 19 mau ke 20, ultahnya di RS hehehe sekarang aku 21," ujar Olsza melalui keterangan tertulis pada Health Liputan6.com, Senin, (6/6/2022).
Advertisement
Dalam video berdurasi satu menit tersebut, Olsza menjelaskan bahwa sebelumnya dokter sempat memberitahunya untuk jangan sering untuk telat makan dan begadang.
Dokter juga menyarankan dirinya agar terbuka atau bercerita ketika memiliki masalah. Mengingat penyakit lambung dan darah dapat menyebabkan kematian.
"Guys, dengerin. Ini foto aku pas lagi ulang tahun dan di rumah sakit, posisi habis koma, kenapa koma? Karena di pembuluh darah otakku itu ada perdarahan, jadi ada stroke," ujar Olsza melalui akun TikTok pribadinya @olszalau.
"Hah? Stroke? Kok bisa stroke padahal masih muda, masih baru 20 tahun kok bisa stroke? Jawabannya adalah begadang," sambungnya.
Olsza mengungkapkan bahwa dulu begadang telah menjadi kebiasaannya sehari-hari. Dirinya biasa tidur usai subuh bahkan keesokan harinya saat siang.
"Cuma karena merasa kalau malam tuh aku lebih produktif. Aku gitu terus mulai sejak pandemi sampe 2021 kemarin, dan akhirnya aku drop masuk ICU, koma," kata Olsza.
"Jadi buat kalian yang suka begadang, stop sampai sekarang. Jangan sampai mengalami kejadian kayak aku," Olsza menuturkan.
Hingga tulisan ini dipublikasikan, video tersebut telah ditonton oleh lebih dari delapan juta pengguna TikTok.
Kronologi Awal
Pada video berbeda, Olsza menjawab pertanyaan warganet soal kronologi awal saat dirinya terkena stroke. Wanita berusia 21 tahun tersebut pun membuat video khusus terkait kronologi.
Olsza menunjukkan beberapa cuplikan foto saat dirinya tengah sakit. Terlihat bintik-bintik merah di area dada Olsza yang menjadi titik gatal pada awalnya.
"Ceritanya panjang guys, cuma aku mau persingkat saja. Jadi awalnya aku gatel-gatel di sini (area sekitar dada), terus kepalaku sering sakit yang bagian belakang," ujar Olsza.
"Terus mataku begini, jelek banget. Itu namanya ptosis guys, jadi ptosis tuh kayak kita enggak kuat ngangkat mata, melek gini. Jadi walaupun aku mendelik pun, aku begini guys, enggak bisa melek," tambahnya.
Singkat cerita, Olsza menuturkan, dirinya masuk ICU dan hasil CVST (Cerebral Vein Sinuses Thrombosis)-nya pun keluar. Dari sana menunjukkan adanya thrombosis dalam pembuluh darah otaknya.
"Ya, CVST atau penyakit yang didiagnosis ke aku adalah salah satu bentuk stroke dan stroke ini menimbulkan beberapa gejala salah satunya adalah gejala yang aku alami yaitu koma," kata Olsza.
Advertisement
Dampak Kurang Tidur
Kurang tidur diketahui memiliki banyak dampak. Tak hanya pada kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan mental.
Mengutip laman Verywell Health, studi yang dipublikasikan dalam National Library of Medicine menunjukkan bahwa kurang tidur yang terjadi secara kronis atau berulang dari waktu ke waktu dapat menyebabkan depresi karena adanya perubahan neurotransmitter serotonin otak.
Hal ini lantaran tidur memiliki kadar kepentingan yang sama seperti makanan, air, dan udara dalam kehidupan.
Dalam hal kesehatan mental Anda, tidur memungkinkan otak untuk menciptakan jalur dan ingatan baru yang membantu Anda belajar, memecahkan masalah, memperhatikan suatu hal, dan membuat keputusan.
Setelah tidur malam yang nyenyak, Anda lebih waspada, mampu berpikir jernih dan berkonsentrasi, serta mengendalikan emosi dan berperilaku dengan lebih baik.
Tidur juga merupakan kebutuhan untuk kesehatan fisik Anda karena membantu tubuh untuk tumbuh, melakukan perbaikan, menjaga keseimbangan hormon yang sehat, dan menjaga imunitas.
Itulah mengapa kurang tidur tidak hanya dapat dikaitkan dengan kesehatan mental, melainkan juga banyak masalah kesehatan kronis lainnya.
Seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, diabetes, dan obesitas.
Stroke pada Anak Muda
Menurut survei yang dilakukan oleh AHA, kejadian stroke meningkat pada kalangan anak muda. Namun sekitar 30 persen diantaranya tidak mengetahui apa tanda-tandanya.
Mengidentifikasi stroke ternyata dapat dilihat lewat B.E.F.A.S.T. Lalu, apa sajakah itu? Berikut penjelasannya.
- B: Balance atau kaki terasa lemah. Dalam hal ini, Anda bisa mengidentifikasi apakah mengalami kesulitan untuk berdiri atau tidak.
- E: Eyes atau penglihatan. Perhatikan apakah ada kesulitan atau gangguan dalam melihat.
- F: Face atau wajah. Saat terkena stroke, wajah atau satu sisi diantaranya bisa mengalami mati rasa.
- A: Arm atau lengan. Satu lengan atau sebagian sisi tubuh melemah dan mengalami mati rasa.
- S: Speech atau kesulitan untuk berbicara atau mengungkapkan sesuatu.
- T: Time atau waktu, dimana apabila Anda melihat salah satu dari gejala di atas, maka penting untuk langsung menghubungi dokter atau pihak rumah sakit.
"Tanda-tanda ini belum tentu merupakan daftar lengkap gejala stroke. Sakit kepala parah, misalnya, adalah gejala mirip stroke lain yang tidak termasuk dalam mnemonik," ujar profesor neurologi dan ilmu saraf, dr Gregory Albers dikutip Health.
Advertisement