Kenali Gejala Kebas dan Kesemutan Sebagai Tanda Carpal Tunnel Syndrome

Sering merasa kebas atau kesemutan pada tangan? Hati-hati, ternyata aktivitas kita sehari-hari yang banyak menggunakan tangan bisa menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

oleh Fitri Syarifah diperbarui 27 Agu 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2022, 16:00 WIB
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand & Microsurgery yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr. Oryza Satria, Sp.OT (K)
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand & Microsurgery yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr. Oryza Satria, Sp.OT (K)

Liputan6.com, Jakarta - Sering merasa kebas atau kesemutan pada tangan? Hati-hati, ternyata aktivitas kita sehari-hari yang banyak menggunakan tangan bisa menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Seperti disampaikan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand & Microsurgery yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Oryza Satria, pada tangan manusia, ada kanal yang terbentuk dari struktur tulang-tulang pergelangan tangan dan beratapkan ligamen (carpal transversal). 

Karena terbentuk dari struktur tulang dan ligamen yang berfungsi seperti dinding padat, ukuran kanal ini tidak berubah.

"Kanal yang disebut Kanal Carpal ini berisikan tendon fleksor, selubung tendon, serta saraf yang mengatur fungsi gerak dan rasa pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, serta setengah jari manis," jelasnya pada Liputan6.com, Sabtu (27/8/2022).

Namun, meski terbentuk dari struktur padat dan bersifat tetap, bukan berarti kanal ini bebas dari gangguan.

Secara umum, Oryza menyampaikan ada 2 hal yang menyebabkan terjadinya CTS, yaitu:

- Peningkatan tekanan dari dalam kanal karpal yang disebabkan karena  cairan dalam tubuh. Misalnya pada ibu hamil, wanita yang menopause, menggunakan kontrasepsi oral, orang dengan obesitas, pasien gagal ginjal, hipotiroid, pasien gagal jantung, memiliki tumor atau kista, patah tulang (fraktur) pada pergelangan tangan, peradangan sendi (arthritis), perubahan bentuk tangan (deformitas) akibat patah tulang, lepasnya sendi (dislokasi), atau pendarahan internal yang signifikan.

- Peningkatan tekanan dari luar kanal karpal yang disebabkan karena pemakaian sarung tangan yang terlalu sempit.

Selain itu, adanya perubahan kontur kanal carpal yang menyebabkan perubahan volume kanal karpal, kondisi ini bisa terjadi akibat pergelangan tangan digunakan untuk menekuk dan mengangkat secara berulang dan dalam waktu lama.

"Mengetik atau penggunaan mouse juga termasuk dalam jenis aktivitas yang dimaksud. Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan CTS adalah karena gangguan fungsi saraf yang bisa terjadi akibat dari diabetes, konsumsi alkohol, defisiensi vitamin, atau paparan toksin," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gejala CTS

Carpal Tunnel Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome

Ada beberapa gejala yang bisa dialami ketika terjadi gangguan pada kanal carpal. Yang paling utama adalah mati rasa atau kesemutan pada ibu jari (bisa juga disertai dengan rasa tersayat, tertusuk, terbakar pada jari telunjuk dan tengah serta setengah atau seluruh jari manis).

Secara umum, gejala yang timbul akibat CTS dapat dibagi menjadi tiga tahapan.

- Pada tahap awal, penderita akan sering terbangun di malam hari karena merasa kebas, kesemutan, tersayat, terbakar, dan rasa ‘penuh’ atau bengkak pada tangan, padahal enggak ada pembengkakan. Biasanya rasa nyeri akan hilang setelah mengibaskantangan.

- Pada tahap kedua, rasa kebas atau kesemutan muncul pada siang hari atau sepanjang hari, terutama saat melakukan aktivitas yang melibatkan pergelangan tangan.

Pada tahap ini, kekuatan tangan bisa berkurang, lho, makanya benda yang sedang dipegang bisa terjatuh.

- Jika terus berlanjut, penderita akan mengalami rasa kebas yang menetap dan ibu jari menjadi lemah akibat menipisnya jaringan otot (athrophy).


Diagnosis

"Apabila Anda mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery," kata Oryza.

CTS yang telah mencapai tingkat, penanganan ekstra dan waktu penyembuhan yang lebih lama. Hasil dari tindakan pun lebih sulit diprediksi, sehingga tetap ada kemungkinan bagian tangan yang terdampak CTS tidak sepenuhnya kembali seperti semula setelah operasi, lanjutnya.

"Dokter biasanya akan melakukan analisis berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien sertamelakukan pemeriksaan fisik. Pasien juga dapat dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penunjanguntuk mengetahui lokasi, tingkat, serta penyebab CTS," pungkasnya.


CTS Lebih Banyak Terjadi pada Wanita

Data National Center for Biotechnology Information (NCBI) mencatat, kejadian CTS lebih banyak dialami wanita daripada pria.

Database Penelitian Praktik Umum Inggris pada tahun 2000 mengevaluasi bahwa prevalensi CTS adalah 88 per 100.000 pada laki-laki, sedangkan pada wanita, insidennya adalah 193 per 100.000. 

Evaluasi studi juga menemukan, wanita berusia antara 45 dan 54 tahun berisiko lebih tinggi, sedangkan pada pria berisiko berusia antara 75 dan 84 tahun.

Meskipun insiden CTS umum terjadi pada semua kelompok umur, diperkirakan 4% dan 5% orang menderita CTS di seluruh dunia, dengan populasi yang paling rentan adalah orang tua berusia antara 40 dan 60 tahun.

Di wilayah seperti Inggris, kejadian CTS adalah antara 7% -16%, yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kejadian 5% di Amerika Serikat.

 

Infografis Hati-Hati 5 Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hati-Hati 5 Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya