Sudah Pernah Serangan Jantung tapi Ogah Minum Obat, Apa Saja Dampaknya?

Pasien jantung harus rutin minum obat, karena akan ada beberapa risiko jikalau ogah-ogahan minum obat.

oleh Diviya Agatha diperbarui 27 Sep 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi minum obat (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi minum obat (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Tak dapat dimungkiri, minum obat secara teratur jadi hal yang begitu sulit dilakukan oleh sebagian orang. Entah karena tidak suka rasanya yang pahit, lupa, hingga perkara malas dan bosan minum obat terus-menerus.

Namun pada pasien yang pernah mengalami serangan jantung, minum obat secara rutin jadi suatu keharusan. Terlebih, memang terdapat beberapa jenis obat yang wajib diminum usai mengalami serangan jantung.

Lalu, apa dampaknya jika pasien serangan jantung ogah untuk minum obat?

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan kardiologi intervensi, Aron Husink mengungkapkan bahwa minum obat pada pasien jantung tergantung pada jenis dan tujuan pengobatannya itu sendiri.

"Contohnya, kalau orang itu sudah mengalami penyumbatan jantung dan harus minum pengencer darah, memang dalam penelitian dan panduan manapun itu, tidak boleh dihentikan," ujar Aron dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com dan EMC Healthcare, Senin (26/9/2022).

"Kenapa seperti itu? Orang dengan penyumbatan jantung, baik sudah dipasang ring misalnya, itu tetap masih akan membawa risiko serangan jantung di masa yang akan datang. Kalau misalnya dia memutuskan untuk enggak minum obat lagi, yang ditakutkan beberapa bulan atau tahun ke depan, terkena serangan jantung berulang," tambahnya.

Sehingga memang menurut Aron, kondisi pada pasien jantung sebenarnya sudah irreversible atau tidak dapat diubah. Berbeda pada kasus penyakit lainnya seperti flu, yang tidak perlu lagi minum obat setelah sembuh.

"Kalau flu, sudah sembuh, enggak usah minum obat lagi. Sayangnya banyak pasien jantung itu sudah permanen, ketika memutuskan berhenti minum obat, harus siap-siap menanggung risikonya," kata Aron.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Obat yang Biasanya Wajib Diminum untuk Pasien Jantung

Ilustrasi Minum Obat
Ilustrasi Minum Obat / Credit: pexels.com/Felix

Lebih lanjut Aron mengungkapkan bahwa jika individu pernah mengalami serangan jantung, maka ada obat-obatan pendukung yang harus diminum. Obat-obatan pendukung itu bersifat penting dan harus dikonsumsi.

"Dokter jantung pasti akan memberikan obat-obatan. Nah semua obat-obatan ini menopang fungsi jantung secara umum. Misalnya, untuk penyakit jantung, obat-obatan yang penting diberikan adalah pengencer darah, kolesterol, dan semua obat-obat yang berfungsi menjaga gula darah, tensi darah, dan semua obat ini tidak bisa berhenti," kata Aron.

"Jadi salah satu kunci dari bagaimana cara mengobati jantung? Yng terbaik adalah dengan pengobatan teratur. Contoh lain misalnya orang dengan lemah jantung atau lemah katup jantung, ini adalah suatu kondisi dimana kalau tidak diberikan obat jantung atau tidak minum obat, maka kondisi sesak napasnya akan timbul terus," tambahnya.

Sehingga Aron menjelaskan, poin terpenting dari serangan jantung adalah pasien harus meminum obat secara teratur demi mengurangi gejala atau kemungkinan serangan jantung terjadi lagi di kemudian hari.


Rutin Periksakan Diri dan Ubah Gaya Hidup

ilustrasi dokter
ilustrasi dokter/Photo by rawpixel.com from Pexels

Selain itu, Aron mengungkapkan bahwa pasien jantung juga harus rutin melakukan pemeriksaan ke dokter. Fungsinya adalah untuk mengontrol apakah dosis obat yang diberikan perlu diubah atau tidak.

"Minum obat teratur sesuai dengan arahan dokter dan rutin memeriksakan diri ke dokter untuk melihat dosis obatnya perlu disesuaikan atau tidak," ujar Aron.

Aron juga mengungkapkan bahwa jikalau serangan jantung sudah pernah terjadi dan tindakan untuk memperbaikinya sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah perubahan gaya hidup.

"Tidak lupa, gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat itu sangat penting untuk mencegah kesakitan jantung baru atau kesakitan jantung berulang untuk penyakit jantung jenis apapun. Baik lemah jantung, pembuluh darah jantung, dan serangan jantung," kata Aron.

Terlebih bagi para perokok, jikalau serangan jantung sudah terjadi, berhenti merokok jadi suatu hal yang sudah pasti harus dilakukan.

"Sudah pasti harus berhenti merokok total," ujar Aron.


Tanda Serangan Jantung yang Perlu Diwaspadai

kesehatan
ilustrasi serangan jantung/Photo by Giulia Bertelli on Unsplash

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir dokter spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular RS EMC Pulomas, Didi Kurniadhi. Menurut Didi, ada tanda khas serangan jantung yang perlu diwaspadai.

Tanda-tanda tersebut berupa nyeri di dada, muncul rasa berat pada dada, rasa tidak nyaman yang menjalar ke rahang, bahu, dan keringat dingin. Sehingga jikalau Anda pernah mengalaminya, maka sebaiknya segera periksakan kondisi pada dokter.

"Nanti dokterlah yang akan menilai, melakukan assesment apakah ini betul serangan jantung atau tidak, karena gejala penyakit lain juga kadang-kadang bisa overlapping juga dengan serangan jantung," kata Didi.

"Jadi kalau ada kecurigaan yang paling tepat adalah kita mencari pertolongan ke ahlinya, ke dokter untuk melakukan penilaian," sambungnya.

Didi menambahkan, banyak orang juga mengaitkan serangan jantung dengan angin duduk atau Angina Pectoris. Menurut Didi, angin duduk sebenarnya tidak pernah ada. Justru yang biasanya terjadi adalah serangan jantung.

Infografis 3 Tips Pilih Sabun Cuci Tangan Tepat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 3 Tips Pilih Sabun Cuci Tangan Tepat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya