Liputan6.com, Jakarta Tahukah Anda, 80 persen berat badan bayi terdiri dari air dan setiap harinya sekitar 60 persen dari konsumsi cairan tersebut akan dibuang melalui urine?
Apabila si kecil tidak terhidrasi dengan baik, maka kandungan air dalam tubuhnya akan berkurang dan fungsi-fungsi tubuh tidak akan berfungsi dengan baik, termasuk fungsi ginjal.
Baca Juga
Air merupakan komponen terbesar pada tubuh manusia. Sekitar 60 persen komposisi tubuh manusia dewasa berasal dari air. Air dalam tubuh juga memiliki banyak fungsi penting, antara lain:
Advertisement
- Sebagai komponen pembentuk sel, cairan tubuh, dan volume darah
- Membantu mengatur suhu tubuh
- Sebagai media transportasi nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh
- Sebagai media pembuangan zat sisa metabolisme tubuh
- Mencegah konstipasi
- Menjadi cairan pelicin untuk pergerakan sendi dan mata
- Menjaga kelembapan kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan
Akan tetapi, tanpa konsumsi cairan yang cukup, kandungan air dalam tubuh dapat berkurang. Hal ini terjadi karena dalam melakukan fungsinya, air juga akan dikeluarkan dari tubuh.
Misalnya, untuk membuang zat sisa metabolisme, zat sisa ini akan dilarutkan dalam air, baru kemudian dikeluarkan dalam bentuk urine dari ginjal, keringat dari kulit, dan tinja dari saluran pencernaan.
Penguapan air melalui kulit dan paru-paru juga merupakan salah satu cara untuk mengendalikan dan mempertahankan suhu tubuh. Jadi, air yang ada dalam tubuh juga akan dikeluarkan setiap hari, yaitu melalui urine (60 persen), penguapan dari kulit dan paru-paru (35 persen), serta tinja (5 persen).
Oleh sebab itu, untuk mempertahankan kandungan air dalam tubuh dan memastikan fungsi-fungsi tubuh berjalan dengan optimal, konsumsi cairan yang cukup setiap harinya sangat penting, terlebih bagi bayi dan anak-anak.
Alasan Penting Hidrasi
Alasan pertama, anak memiliki komposisi tubuh yang berbeda dibandingkan orang dewasa. Volume otot, lemak, dan tulangnya belum sebesar orang dewasa. Karenanya, tubuh anak didominasi oleh proporsi kandungan air yang lebih besar.
Semakin muda usia seorang anak, akan semakin besar pula komposisi air dalam tubuhnya. Sekitar 80 persen berat badan bayi terdiri dari air. Selain itu, luas permukaan tubuh anak secara proporsional lebih besar daripada orang dewasa.
Seorang dewasa memiliki luas permukaan tubuh 0,26 sentimeter persegi untuk setiap sentimeter kubik volume tubuhnya, sedangkan bayi memiliki luas permukaan tubuh 1,32 sentimeter persegi untuk sentimeter kubik volume tubuhnya.
Tubuh secara alami mengalami kehilangan cairan melalui permukaan kulit. Oleh sebab itu, bayi dengan luas permukaan tubuh lebih besar daripada dewasa, akan lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan dengan orang dewasa.
Alasan kedua, anak juga memiliki kebutuhan metabolisme yang lebih tinggi daripada orang dewasa sebagai dampak dari tumbuh kembang tubuhnya.
Air amatlah penting untuk membantu proses perkembangan fungsi-fungsi organ dalam tubuh anak. Hal inilah yang menyebabkan hilangnya air atau pergantian cairan dan zat terlarut pada anak terjadi lebih cepat dibandingkan pada orang dewasa.
Selain itu, ada mekanisme protektif tubuh untuk mencegah kehilangan air berlebih, contohnya rasa haus, yang sering sekali belum sempurna pada anak. Sebagian besar anak masih kurang peka dan tidak cepat untuk mengenali atau merasakan rasa haus tersebut.
Advertisement
Lebih Baik Air Putih atau Cairan Berwarna?
Sebenarnya, setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi mengandung air, hanya saja dengan komposisi yang berbeda.
Umumnya, sekitar 20 persen dari kebutuhan air harian akan diperoleh dari makanan, terutama buah dan sayur yang memiliki kandungan air yang tinggi, sedangkan 80 persen sisanya dipenuhi dari minuman. Karenanya, cairan atau produk minuman apapun yang kita minum akan berperan dalam mencukupi kebutuhan hidrasi harian karena mengandung air. Akan tetapi, air putih atau air mineral adalah sumber cairan yang terbaik karena tidak mengandung gula dan kalori.
Penelitian menunjukkan bahwa cairan yang berwarna, seperti susu, atau memiliki rasa, misalnya dengan gula, akan lebih disukai oleh anak. Namun, perlu diingat bahwa cairan yang berwarna dan manis ini mengandung kalori, sehingga harus dikonsumsi secara hati-hati.
Penelitian pun menunjukkan bahwa tambahan gula pada minuman anak merupakan salah satu penyebab kejadian berat badan berlebih atau obesitas dan penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit ginjal kronis, pada saat ia berusia dewasa.
Nah, jika anak Anda kurang menyukai air putih, ada beberapa trik yang dapat dilakukan untuk memastikan konsumsi cairan harian anak tetap terpenuhi dan berasal dari minuman yang sehat, yaitu:
- Menaruh potongan buah segar ke dalam air putih sebagai penambah rasa
- Memilih susu sapi atau susu kedelai dengan rasa plain
- Air kelapa tanpa pemanis
- Jus buah tanpa tambahan susu ataupun gula
Sebaliknya, produk minuman seperti soda, susu, atau jus buah dengan tambahan gula dan pewarna, serta minuman berkafein, sebaiknya dihindari. Produk minuman ini mengandung tambahan kalori kosong, yaitu kalori tanpa nilai nutrisi dan juga dapat memperberat kerja ginjal, terutama pada anak berusia kurang dari 5 tahun.
Pengaruh Kurangnya Hidrasi pada Ginjal Anak
Air juga memiliki peran yang penting untuk memelihara kesehatan ginjal. Hidrasi yang cukup akan membuat darah dapat mengalir bebas ke ginjal. Hal ini akan memastikan ginjal mendapat oksigen dan nutrisi yang si kecil butuhkan untuk melakukan fungsinya dengan baik.
Hidrasi yang cukup juga dapat membantu ginjal membuang zat sisa dari darah dalam bentuk urine, karena terdapat 60 persen air yang akan dibuang oleh tubuh melalui urine.
Selain itu, air yang cukup juga dapat mencegah kristal-kristal pembentuk batu untuk mengendap dan saling menempel, serta membantu pembilasan “flushing” saluran kemih atau membuang bakteri penyebab infeksi dari saluran kemih.
Dengan kata lain, hidrasi yang cukup dapat menurunkan risiko terbentuknya batu ginjal ataupun infeksi saluran kemih yang dapat merusak ginjal. Kesimpulannya, kurangnya hidrasi dapat mengganggu fungsi ginjal, bahkan merusak ginjal.
Begitu banyak manfaat air bagi si kecil, sehingga memastikan si kecil terhidrasi dengan baik menjadi hal yang sangat penting. Yuk, jaga kesehatan ginjal si kecil sejak dini dengan membiasakannya minum air putih yang cukup.
**Penulis adalah dr. Cahyani Gita Ambarsari, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi Anak RS Pondok Indah - Bintaro Jaya
Advertisement