Daerah Belum Punya USG, Menko Muhadjir: Usul ke Kemenkes

Bagi daerah yang belum punya alat USG bisa segera mengusulkan ke Kemenkes.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Feb 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2023, 13:00 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan arahan saat sesi 'Roadshow Daring Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Wilayah Provinsi Jawa Barat' pada Kamis, 19 Januari 2023. (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan/Kemenko PMK RI)

Liputan6.com, Banten Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy meminta agar setiap daerah yang masih belum memiliki kelengkapan fasilitas kesehatan seperti alat ultrasonografi (USG) untuk bisa mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Tak hanya alat USG, antropometri untuk mengukur berat badan dan panjang badan bayi juga harus terpenuhi di daerah. Apabila di daerah masih kekurangan alat USG dan antropometri dapat melaporkan ke Kemenkes.

Kedua alat di atas, termasuk salah satu intervensi dalam penanganan stunting. Agar mencegah anak stunting, intervensi kesehatan dilakukan semenjak ibu hamil. Pemeriksaan rutin USG dan pemberian tablet tambah darah bila sang ibu hamil mengalami anemia dapat dilakukan.

Pada 'Roadshow Daring Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/Kota di Povinsi Banten, yang diikuti oleh Kota Tangerang Selatan, Tangerang, Cilegon, Serang, dan Kabupaten Serang' baru-baru ini, pentingnya alat USG dan antropometri dapat terlihat.

Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu daerah yang mengalami penurunan stunting yang signifikan di Provinsi Banten. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting turun drastis menjadi 9 persen.

Angka penurunan stunting, sesuai rilis yang diterima Health Liputan6.com, didukung oleh fasilitas kesehatan, yakni Puskesmas dan Posyandu yang telah memadai. Ditambah juga dengan ketersediaan antropometri kit serta USG di Posyandu dan Puskesmas hampir semua sudah terpenuhi.

Demi mendukung upaya penurunan stunting, Pemerintah Kota Tangerang Selatan juga berupaya mengatasi kemiskinan yang berada di wilayah tersebut. Tercatat, kondisi penduduk miskin ekstrem di Kota Tanggerang mengalami penurunan yang signifikan, yaitu pada tahun 2020 berada di kisaran 2,29 persen dan tahun 2021 menjadi 0,26 persen.

Penyediaan USG di Seluruh Provinsi

Ilustrasi USG
Ilustrasi USG. (dok. Unsplash.com/Omar Lopez)

Kemenkes tengah dalam proses menyediakan USG di seluruh provinsi di Indonesia. Sebelumnya, pemeriksaan USG hanya dapat dilakukan di rumah sakit atau Klinik, saat ini ibu hamil sudah dapat melakukan pemeriksaan USG di Puskesmas.

Selain berkaitan stunting, kebutuhan USG bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan kematian balita. Pemeriksaan antenatal yang berkualitas dan teratur selama kehamilan akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan.

Hingga saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024. Demikian juga bayi dan balita yang masih harus kita selamatkan dari kematian.

Target kematian Ibu dan anak dilakukan melalui intervensi spesifik yang dilakukan saat dan sebelum kelahiran.

Kemenkes menetapkan pemeriksaan ibu hamil atau Antenatal Care (ANC) dilakukan minimal sebanyak 6 kali selama 9 bulan sebagai bentuk komitmen untuk penyediaan layanan esensial bagi Ibu hamil.

Pada rilis 15 Januari 2023, Kemenkes secara bertahap akan memenuhi kebutuhan USG di semua Puskesmas di Indonesia. Hingga nantinya akan terpenuhi kebutuhan 10.321 USG di 10.321 jumlah puskesmas pada tahun 2024.

Sampai akhir tahun 2022, sebanyak 66,7 persen Puskesmas atau sebanyak 6.886 puskesmas telah tersedia USG dan pelatihan dokter terpenuhi di 42 persen Puskesmas atau sebanyak 4.392 Puskesmas.

Pemenuhan USG untuk tahun 2023 ditargetkan 1.943 Puskesmas dan tahun 2024 sebanyak 1.492 Puskesmas. Selanjutnya, ada juga pelatihan dokter untuk mengoperasikan alat USG yang akan dilanjutkan pada tahun 2023.

Sedikit Ibu Hamil yang Periksa USG

Kenali beragam risiko jika positif COVID-19 saat hamil.
Hamil. / FOTO: Unsplash -arteida mjeshtri

Pada kesempatan berbeda, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan dirinya baru mengetahui ternyata tidak semua ibu hamil melakukan pemeriksaan USG. Ini juga terkendala dengan keterbatasan USG yang ada di Puskesmas sehingga tidak semua Puskesmas mempunyai alat tersebut.

"Saya baru tahu juga, dari 4,8 juta kelahiran (persalinan), (ibu hamil) yang USG sedikit sekali. Saya pikir ibu hamil sebelum melahirkan ya pasti USG gitu, ternyata tidak," ucapnya saat menghadiri Rakernas Program Banggakencana dan Penurunan Stunting di Kantor BKKBN, Jakarta pada Rabu, 25 Januari 2023.

"Sekarang sudah 5.000 Puskesmas punya USG. Mudah-mudahan, tahun depan bisa kita lengkapi semua (USG di Puskesmas), supaya bisa diukur, ibunya jangan sampai kurang gizi."

Target pemenuhan USG di 10.000 Puskesmas diharapkan dapat tercapai tahun 2024. Saat ini, sudah ada 5.000 Puskesmas yang sudah mempunyai alat USG, tinggal 5.000 Puskesmas lagi yang akan dialokasikan USG.

"Mudah-mudahan, target 2024 selesai. Bapak Presiden tanya, target bisa dipercepat enggak? Ya diupayakan tahun 2023 selesai, (sekarang) sudah 5.000 Puskesmas -- yang punya USG," ucap Budi Gunadi.

"(Dulu) saya masuk (sebagai Menteri Kesehatan tahun 2020), sekitar 1.800 Puskesmas punya USG."

Infografis Efek Samping Vaksin Covid-19 untuk Bayi 6 Bulan hingga Anak Usia 11 Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Efek Samping Vaksin Covid-19 untuk Bayi 6 Bulan hingga Anak Usia 11 Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya