Liputan6.com, Jakarta - Meski usia masih muda, ternyata bayang-bayang tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa menghantui. Kondisi hipertensi sering disebut 'the silent killer', karena kerap kali muncul tanpa keluhan, membuat penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi. Tetapi kemudian individu mendapati dirinya sudah memiliki penyakit penyulit atau komplikasi dari gangguan tersebut.
Selain karena asupan makan yang kebanyakan instan, banyak faktor lain yang bisa membuat usia muda terserang hipertensi.
Baca Juga
Tak dimungkiri, konsumsi makanan cepat saji atau instan masih menjadi trend masyarakat hingga saat ini, telrebih di kalangan anak muda. Hanya saja, banyak makanan cepat saji yang tergolong junk food atau makanan rendah nutrisi sehingga dapat berisiko menimbulkan gangguan kesehatan, seperti kolesterol yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.Â
Advertisement
"Gangguan kesehatan ini dianggap sepele oleh kaum Milenial ataupun Gen Z, walaupun jarang terjadi pada kaum muda, namun hipertensi dapat menyerang kaum Milenial atupun Gen Z akibat pola hidup serta konsumsi makanan yang tidak sehat," tutur dr. Hady, M.Med (Int.Med), Sp.Pd, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital Pekanbaru.
Dr. Hadi menjelaskan, hipertensi merupakan kondisi tekanan darah pada tubuh melebihi batas normal. Kondisi normal tekanan darah dalam tubuh orang dewasa adalah kurang dari 140/90 mmHg. 140 ini adalah nilai sistolik atau saat jantung berkontraksi, kemudian 90 adalah diastolik atau saat jantung berelaksasi.
"Sesuai level kategorinya hipertensi dibagi menjadi normal, kurang dari 120/80, kalau sudah diposisi normal, usahakan pertahankan gaya hidup Anda," ujar Hadi.
Â
Â
Hipertensi Primer dan Sekunder
Â
Kemudian, Pre Hipertensi 120-139 / 80-89. Jika sudah masuk angka ini, dipersilahkan masuk tahapan diet, ubah gaya hidup, lakukan evaluasi bersama dokter spesialis selama 3 sampai 6 bulan.
Hipertensi stage 1, tekanan darah pada angka 140-159 / 90-99. Saat ini, pasien diwajibkan pola diet, lalu terapi dengan 1 obat, kecuali jika ada risiko PKV atau Penyakit Kardiovaskular dan Diabetes Melitus. Lalu, Hipertensi Stage 2, lebih dari 160/100, pasien diharuskan diet dan terapi dengan 2 obat.
Jika dilihat dari penyebabnya, hipertensi juga terbagi menjadi 2, yakni hipertensi primer atau hipertensi yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti adanya beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah secara bersama-sama. Serta hipertensi sekunder atau hipertensi yang diketahui penyebabnya, seperti akibat penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.
Â
Â
Advertisement
Ubah Gaya Hidup dan Asupan Makan
Bagi penderita hipertensi, perlu memperhatikan gaya hidup dan pola makan. Sangat disarankan untuk konsumsi makanan yang memiliki kandungan tinggi kalium, supaya mampu menjaga kesehatan pembuluh darah dengan baik.Â
"Asupan kalium akan mempengaruhi tekanan darah karena rendahnya kalium pada tubuh akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah, sebaliknya jika tinggi kalium pada tubuh akan menurunkan tekanan darah," ujar Hadi.Â
Kalium banyak terkandung dalam mentimun. Jenis sayuran ini juga mengandung banyak vitamin C dan anti oksidan. Nutrisi inilah diperlukan tubuh untuk mengontrol atau menurunkan tekanan darah.
Cara konsumsi mentimun ini dapat dengan dijadikan jus dan diminum sebanyak 2 kali masing-masing 200 gram per-hari atau dikonsumsi secara langsung.
"Lalu, kubis atau kol, bahkan dalam satu cangkir kubis menyediakan 4 persen nilai harian kalium. Ini akan membantu menurunkan serta mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal," kata Hadi.
Brokoli, kentang dan pisang juga penyedia kalium lainnya. Sehingga banyak pilihan asupan makan enak untuk menurunkan tekanan darah.
Atur Pola Hidup Sehat
Hadi juga menjelaskan, selain konsumsi makanan yang tinggi kalium, perlu diperhatikan juga untuk menjaga pola hidup sehat. Mulai dari atur pola tidur yang baik, yakni minimal 7 sampai 8 jam dalam satu hari. Apabila kondisi kurang tidur berkepanjangan, tubuh akan berada dalam kondisi stres yang akan memicu peningkatan hormon kortisol dan epinefrin, yang meningkatkan risiko darah tinggi.
"Lalu, menurunkan berat badan, karena salah satu penyebab hipertensi adalah berat badan yang berlebih (obesitas). Kemudian, rutinkan berolahraga," katanya.
Bagi yang telah memiliki riwayat hipertensi, gangguan kesehatan ini merupakan kondisi serius yang dapat menjurus ke berbagai gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, selalu kontrol keadaan tekanan darah dengan menjaga pola hidup dan konsumsi makanan yang tepat serta konsultasikan ke dokter spesialis berpengalaman di fasilitas kesehatan yang terpercaya dan komprehensif.
Â
Â
Â
Â
Advertisement