Puasa Arafah adalah Ibadah Sunnah Bulan Dzulhijjah Jelang Idul Adha, Bisa Menggugurkan Dosa 2 Tahun

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah atau sehari sebelum Hari Raya Idul Adha.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 26 Jun 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2023, 05:00 WIB
Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan pelaksanaan ibadah wukuf oleh jemaah haji di Arafah. (Foto: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa yang dilaksanakan sehari sebelum Idul Adha ini diberi nama puasa Arafah karena pada hari itu, para jemaah haji pun tengah melaksanakan ibadah wukuf di Arafah.

Adapun makna Arafah adalah keyakinan. Dikutip dari laman Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, penamaan itu terkait dengan peristiwa Nabi Ibrahim yang mendapat wahyu melalui mimpi untuk mengurbankan anaknya. Pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah itulah Nabi Ibrahim yakin bahwa mimpinya benar.

"Untuk mengabadikan peristiwa tersebut, yakni kejadian di saat hati Nabi Ibrahim yakin atas mimpinya, maka hari kesembilan Dzulhijjah dinamai dengan hari keyakinan atau hari Arafah," jeas Ustadz Jusman Imam, Pembina Tahfizh Quran Ponpes As'adiyah Galung Beru Bulukumba.

Keutamaan Melakukan Puasa Arafah

Keutamaan puasa Arafah diberikan pada mereka yang sedang tidak menjalankan ibadah haji. Umat Muslim yang mengerjakan puasa Arafah dijanjikan ampunan dosa setahun yang telah lalu dan setahun lagi yang akan datang.

Hal tersebut merujuk pada hadis riwayat Muslim nomor 1162, dikutip dari laman muslim.or.id. Abu Qotadah berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

 

Tata Cara dan Niat Puasa Arafah

Amalan Sunnah di Hari Arafah
Ilustrasi Berbuka Puasa Credit: pexels.com/pixabay

Tata cara melakukan puasa Arafah sama dengan puasa pada umumnya, yakni dengan makan sahur jelang dini hari tanggal 9 Dzulhijjah, membaca niat puasa Arafah, dan berpuasa sejak terbit matahari hingga tenggelamnya surya. 

Niat puasa Arafah dapat dilafalkan pada malam hari sebelum berpuasa maupun pada siang hari. Berikut lafal niat puasa arafah di malam hari sebelum berpuasa dan siang hari:

  • Niat puasa Arafah di malam hari:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

  •  Niat puasa Arafah di siang hari:

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Dilaran Berpuasa pada Hari Tasyrik

Dihapuskannya Dosa Setahun yang Lalu dan Setahun yang Akan Datang
Ilustrasi Melaksanakan Puasa Arafah Credit: pexels.com/pixabay

Puasa Arafah dapat dikatakan mirip dengan puasa Ramadhan yang hanya daoat ditunaikan di waktu-waktu tertentu saja. Oleh karena itu sayang sekali jika melewatkannya.

Keutamaan puasa Arafah sangat besar, sehingga ia termasuk ke dalam puasa sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkad).

Seltelah tanggal 9 Dzulhijjah, umat Islam dilarang berpuasa pada tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu pada Hari Raya Idul Adha.

Selain itu, berpuasa pada tanggal 10, 12, dan 13 Dzulhijjah juga dilarang karena merupakan Hari Tasyrik. Hari Tasyrik adalah salah satu hari di mana umat Islam dilarang berpuasa karena merupakan hari untuk makan dan minum (HR. Thabrani).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya