Liputan6.com, Jakarta Ada yang beranggapan dengan mengganti susu sapi ke susu oat bisa membantu menyukseskan penurunan berat badan. Apa benar begitu?
Dokter spesialis gizi klinik Christopher Andrian mengatakan untuk melihat komposisi dari susu tersebut. Susu oat, kata Chrisstopher, berasal dari oat yang merupakan karbohidrat.
Baca Juga
"Kalau dibikin susu, susunya tinggi akan karbohidrat," ujar Christopher di Jakarta, Jumat.Beberapa orang juga menambahkan susu oat dengan oat. Itu sama saja dengan menggandakan jumlah asupan karbohidrat.
Advertisement
"Kebayang enggak karbohidrat plus karbohidrat sama dengan makan nasi goreng pakai nasi putih. Turun enggak berat badan? Enggak. Karbohidratnya banyak sekali di situ," lanjut Christopher mengutip Antara.
Waspada, Kandungan Gula pada Susu Oat
Pria yang juga bergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia ini mengingatkan bahwa susu oat biasanya tinggi gula. Maka dari itu penting untuk mengecek kandungan gula dalam komposisi produk yang akan dikonsumsi.
Bisa Pilih Susu Low Fat
Bagi orang yang sedang berupaya menurunkan berat badan bisa dengan cara memilih susu rendah lemak. Namun, sebaiknya hitung dulu kebutuhan nutrisi hariannya termasuk kalori dan protein. Hitungan kebutuhan nutrisi juga termasuk asupan makan atau camilan saat siang dan sore.
"Untuk orang yang diet susu rendah lemak boleh karena proteinnya tinggi. Selama dia masih restriksi kalorinya, enggak masalah. Hati-hati dengan snack siangnya, sorenya," kata Christopher.
Penurunan Berat Badan 2 Kg per Bulan
Kementerian Kesehatan menyarankan penurunan badan maksimal 2 kilogram per bulan atau 1/5 kg per minggu dengan mengurangi asupan energi 500 kalori per hari. Contohnya, jika kebutuhan kalori dalam sehari sebesar 2.283 kalori dikurangi 500 kalori maka asupan harian yang dibutuhkan adalah 1.783 kalori.
Selain itu, orang-orang perlu juga meningkatkan aktivitas fisik misalnya dengan mulai menggunakan tangga dan berjalan lebih jauh dari tempat parkir serta akhir minggu melakukan aktivitas bersama keluarga.
Khusus untuk konsumsi makanan sehari-hari, sebaiknya tidak mengurangi jumlahnya secara drastis sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin, atau gejala lainnya yang membahayakan kesehatan.
Advertisement