Punya Trauma Masa Lalu, Salah Satu Tandanya Selalu Bertemu Masalah yang Sama

Tanda trauma masa lalu lainnya yakni adanya kesulitan mengambil keputusan atau dalam menjalin relasi dengan orang lain sehingga membuat diri sulit berkembang.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 19:00 WIB
Wanita Muda Minim Vitamin D Rentan Alami Depresi?
Trauma akibat masa lalu, buat wanita rentan kena stroke maupun serangan jantung. (Foto: ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta - Selalu bertemu dengan pola masalah yang sama bisa jadi merupakan tanda seseorang punya trauma masa lalu, seperti disampaikan psikolog Ratri Kartikaningtyas.

"Selalu ketemu dongan pola masalah yang sama, nah itu bisa jadi tanda bahwa kita punya isu atau trauma tertentu," kata Ratri, Selasa, 17 Oktober 2023, bertepatan dengan peringatan Hari Trauma Sedunia.

Tanda trauma masa lalu lainnya yakni adanya kesulitan mengambil keputusan atau dalam menjalin relasi dengan orang lain sehingga membuat diri sulit berkembang.

"Jadi bisa dikenali dengan kesulitan atau hambatan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari," kata Ratri, dilansir Antara.

Jika individu memiliki masalah trauma masa lalu, Ratri menyarankan agar sebaiknya menemui terapis kesehatan mental karena penyembuhan trauma tidak bisa dilakukan sendiri.

"Trauma ini tidak bisa disembuhkan secara sendiri. Trauma itu hanya bisa dibantu oleh profesional kesehatan mental, bisa psikolog atau pun psikiater," kata Ratri Kartikaningtyas.

Selain itu, Ratri menambahkan bahwa terapi berupa self healing hanya bisa dilakukan di bawah pemantauan profesional dan merupakan rangkaian dari proses terapi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Kalaupun ada proses self healing yang dilakukan, itu di bawah supervisi atau di bawah pemantauan dan merupakan rangkaian proses. Jadi tidak bisa sendirian," jelasnya. 

 

Trauma adalah Reaksi Tubuh

Dalam kesempatan berbeda, psikiater Jiemi Ardian mengatakan, trauma merupakan reaksi tubuh yang terjadi akibat peristiwa di masa lalu.

"Trauma adalah reaksi tubuh yang terjadi di saat ini akibat peristiwa yang terjadi di masa lalu. Jadi bukan tentang kejadiannya saja, ini tentang reaksi tubuh yang ada saat ini," jelasnya, dilansir Antara.

Reaksi tubuh yang dimaksud menurut Jiemi yaitu reaksi ingin melindungi diri secara terus-menerus atau merasa terancam misalnya takut, cemas, tegang, atau bersiapsiaga terhadap adanya stressor. Kondisi tersebut umum dikenali sebagai mudah terpicu atau sensitif.

Jiemi juga mengatakan, orang yang memiliki trauma kerap mengalami kilas balik atau flash back secara mendadak. Memori buruk yang muncul bukan sengaja diingat-ingat melainkan timbul di otak begitu saja.

 

4 Kategori Trauma

Berikut empat kategori trauma, yakni:

1. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

PTSD yang juga dikenal dengan Gangguan Stres Pasca Trauma merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat kejadian traumatis. Beberapa peristiwa traumatis yang bisa memicu PTSD adalah perang, kecelakaan, bencana alam, dan pelecehan seksual.

2. Complex Post Traumatic Disorder (CPTSD)

Pada kategori ini, penderitanya mengalami beberapa gejala PTSD serta gejala tambahan, salah satunya kesulitan mengendalikan emosi.

3. Post Traumatic Stress Symptoms (PTSS)

Individu dengan PTSS akan sering mengalami flash back emosional yang diiringi perasaan intens seperti ketakutan, malu, sedih, atau putus asa.

4. Development Mental Trauma

Trauma pada masa perkembangan adalah hasil dari pengalaman masa kanak-kanak yang berefek hingga dewasa, seperti merasa tidak diinginkan, diabaikan, dianiaya, dilecehkan, yang telah terjadi berulang kali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya