Atasi Kasus DBD di Kupang, Kemenkes Sebar Telur Nyamuk Wolbachia

Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue yang ada pada nyamuk aedes aegypti sehingga tidak akan menular ke manusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2023, 09:00 WIB
Nyamuk Ber-Wolbachia Bisa Lumpuhkan Virus DBD
Nyamuk Ber-Wolbachia Bisa Lumpuhkan Virus DBD

Liputan6.com, Jakarta - Guna mencegah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Menteri Keseahtan Budi Gunadi Sadikin memulai program dengan teknologi Wolbachia.

Teknologi Wolbachia yang melumpuhkan virus dengue pada nyamuk Aedes Aegypti dinilai bagus dalam mencegah penularan kasus DBD.

"Kita melihat ini (Wolbachia) bagus, makanya kita lakukan pilot project di 4 kabupaten/kota, dan Kupang salah satunya," tutur Menkes, Selasa, 24 Oktober 2023.

Budi mengatakan, teknologi Wolbachia merupakan hasil penelitian UGM dan dipakai antara oleh Brazil, Vietnam, dan Australia.

Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami di serangga terutama nyamuk. Bakteri ini dapat melumpuhkan virus dengue yang ada pada nyamuk aedes aegypti sehingga tidak akan menular ke manusia. Dalam program ini, bakteri Wolbachia dimasukan ke telur nyamuk Aedes Aegypti agar tidak menularkan virus dengue.

Dalam program pencegah DBD di Kupang, Kemenkes akan menyebarkan ember berisi telur nyamuk yang sudah ada bakteri Wolbachia ke warga setempat di Kota Kupang.

Implementasi Wolbachia akan dilakukan di Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT. Daerah ini dipilih selain sebagai percontohan, juga karena angka kesakitannya paling tinggi serta penduduknya paling padat.

Pemeliharaan telur nyamuk dilakukan oleh warga selama dua minggu hingga menetas. Selain telur nyamuk, warga juga akan dibagikan pakannya. 

 

 

Telur Nyamuk Wolbachia Didistribusikan dari UGM

Telur-telur nyamuk Wolbachia itu didistribusikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang diternakan oleh program studi Entomologi, Fakultas Biologi.

Kebutuhan per minggu khususnya untuk Kecamatan Oebobo sebanyak 700 ribu telur. Kemudian untuk Kota Kupang keseluruhan tiap minggu butuh 2,6 juta telur nyamuk Wolbachia.

Diharapkan dalam satu tahun jumlah populasi nyamuk berwolbachia sudah sampai 80% dari populasi nyamuk Aedes Aegypti. 

Edukasi ke masyarakat sangat dibutuhkan. Implementasi Wolbachia ini bukan dengan mengurangi jumlah nyamuk tapi memperbanyak nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia.

“Mudah-mudahan dengan pilot project ini penularan dengue yang lumayan banyak bisa menurun,” ucap Menkes Budi.

 

 

 

Komitmen Implementasi Wolbachia antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan tujuan dari pelaksanaan launching ini adalah diperolehnya komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian dengue di Indonesia, khususnya di Kota Kupang.

“Seluruh instansi terkait baik pusat maupun daerah harus berkomitmen dalam mengimplementasikan Wolbachia,” ucap Dirjen Maxi.

Penandatanganan komitmen implementasi Wolbachia ini dilakukan oleh Dirjen Maxi dan Pejabat (Pj) Walikota Kupang Fahrensy P. Funay.

Fahrensy menjelaskan pemerintah Kota Kupang menyambut baik program wolbachia ini.

Pada September 2023 tercatat 187 kasus DBD dengan 2 kematian di Kota Kupang. Tahun 2022 jumlah kasus DBD dilaporkan sebanyak 445 kasus. DBD masih menjadi masalah kesehatan setiap tahunnya dikarenakan jumlah kasus yang besar dengan angka kematian yang tinggi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya