Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menanggapi adanya kasus COVID-19 di Singapura yang melonjak. Bahkah dilaporkan, negara tetangga Malaysia turut mengalami kenaikan kasus COVID-19 sejak pekan lalu.
Kondisi COVID-19 di Indonesia diakui Menkes Budi mengalami kenaikan. Namun, dipastikan Budi Gunadi, angkanya tidak naik signifikan seperti Singapura dan Malaysia.
Baca Juga
"Kita juga melihat ada kenaikan, cuma kan memang bagusnya, kita masih ada vaksinasi. Kalau itu divaksin, kita seharusnya bisa bagus," ujar Budi Gunadi usai 'Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama 3 Menteri tentang Pengembangan Perangkat Ajar Kesehatan' di Balai Sudirman Jakarta pada Senin, 4 Desember 2023.
Advertisement
COVID-19 Indonesia Terkendali
Meski ada kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia, Budi Gunadi tidak merinci angka pasti berapa jumlanya. Dari laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ia meyakini total kasus COVID-19 tidak lebih banyak dari yang tercatat di dua negara tersebut.
Situasi COVID-19 di Indonesia juga dipastikan Budi Gunadi masih dalam tahap terkendali.
"Tapi untuk yang masuk rumah sakit, kita enggak melihat (peningkatan), ya memang ada peningkatan dari yang kena (terinfeksi COVID-19)," terangnya.
COVID-19 di Singapura Naik 2 Kali Lipat
Ministry of Health (MOH) Singapore telah menyarankan masyarakat untuk tetap waspada di tengah meningkatnya dua kali lipat kasus COVID-19 dan peningkatan penyakit pernapasan di daerah beriklim sedang.
Pada minggu 19-25 November 2023, perkiraan jumlah infeksi COVID-19 meningkat dua kali lipat menjadi 22.094 dari 10.726 pada pekan sebelumnya, menurut Ministry of Health (MOH) Singapore dalam sebuah pernyataan pada 2 Desember 2023.
Ditambahkan bahwa rata-rata rawat inap harian COVID-19 dan kasus unit perawatan intensif tetap stabil.
Pada 27 November 2023, varian virus EG.5 dan sub-rangkaiannya HK.3 adalah subvarian yang dominan secara lokal, menyumbang lebih dari 70 persen kasus.
Peningkatan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk musim perjalanan akhir tahun 2023 dan berkurangnya kekebalan tubuh penduduk.
Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian yang dominan lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian lain yang beredar, demikian pernyataan MOH Singapore, dikutip dari The Straits Times.
Sementara negara-negara di daerah beriklim sedang mengalami peningkatan kasus penyakit pernapasan, MOH mengatakan bahwa secara keseluruhan kasus penyakit pernapasan di Singapura tetap stabil.
Advertisement
Tidak Ada Peningkatan Penyakit Pernapasan di Singapura
Secara lokal di Singapura, tidak ada indikasi peningkatan penyakit pernapasan yang parah, termasuk pada anak-anak, sebagaimana pernyataan resmi Ministry of Health (MOH) Singapore.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya peningkatan aktivitas virus pernapasan, termasuk influenza dan respiratory syncytial virus (RSV), di beberapa bagian di belahan Bumi Utara.
Ditambahkan bahwa beberapa negara beriklim sedang telah melaporkan atau mengantisipasi peningkatan jumlah penyakit pernapasan selama bulan-bulan musim dingin.
Di China, telah terjadi peningkatan kasus penyakit pernapasan, yakni pneumonia di kalangan anak-anak dan remaja.
China pada 24 November 2023 menyerukan kewaspadaan karena lonjakan penyakit pernapasan melanda sekolah-sekolah dan rumah sakitnya, yang kemungkinan besar disebabkan oleh patogen pernapasan yang beredar.
Menurut WHO, tren peningkatan penyakit pernapasan tidak terduga karena datangnya musim dingin.
Ministry of Health (MOH) Singapore menyarankan masyarakat untuk terus memperbarui vaksinasi COVID-19 mereka.
Dosis tambahan sekitar satu tahun setelah dosis vaksin terakhir mereka direkomendasikan untuk mereka yang berusia 60 tahun ke atas, orang yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia," demikian kelanjutan pernyataan Ministry of Health (MOH) Singapore.
Jaga Kebersihan Diri
Masyarakat juga harus menjaga kebersihan diri dan melakukan tindakan pencegahan saat bepergian. Bagi mereka yang sedang tidak enak badan harus menggunakan masker dan meminimalkan pekerjaan dan interaksi sosial.
Ministry of Health (MOH) Singapore menambahkan bahwa masyarakat terus memantau situasi global dan lokal dengan cermat.
COVID-19 di Malaysia Naik 57,3 Persen
Sebanyak 3.626 kasus COVID-19 di Malaysia dilaporkan dari tanggal 19 hingga 25 November 2023, meningkat 57,3 persen dibandingkan dengan 2.305 kasus yang tercatat pada pekan sebelumnya.
Health director-general Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan mengatakan, 48 persen dari kasus-kasus COVID-19 melibatkan mereka yang berusia antara 20 dan 40 tahun, dengan lebih dari 98 persen di antaranya hanya memiliki gejala ringan.
Ia mengatakan kasus mingguan COVID-19 telah melampaui 1.000 kasus setiap minggu dengan tingkat peningkatan antara 7,1 hingga 57,3 persen.
Ada delapan klaster COVID-19 yang masih aktif yang dilaporkan dengan 121 kasus.
"Jumlah kumulatif klaster yang dilaporkan hingga ME 47/2023 adalah 7.248 klaster. Mayoritas klaster yang dilaporkan adalah klaster pendidikan," kata Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan dalam keterangan, dikutip dari Malaymail.
Dr Muhammad Radzi mengatakan tingkat rawat inap pasien COVID-19 meningkat menjadi 2,9 per 100.000 penduduk dengan tingkat hunian tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) sebesar 0,4 persen dan tempat tidur non-kritis COVID-19 sebesar 0,9 persen, sedangkan pasien COVID-19 yang membutuhkan ventilator tetap di angka 0,2 persen.
Meskipun ada peningkatan kasus COVID-19, namun situasi masih terkendali dan tidak membebani fasilitas kesehatan yang ada.
Advertisement