Studi: Tidur Lebih Lama di Akhir Pekan Dapat Membantu Mencegah Serangan Jantung

Penurunan risiko paling signifikan terjadi pada mereka yang tidur kurang dari enam jam pada hari kerja dan tidur setidaknya dua jam ekstra pada akhir pekan.

oleh Marisa Atalia Insara diperbarui 28 Des 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 28 Des 2023, 20:00 WIB
Tidur Lebih Lama di Akhir Pekan Dapat Membantu Mencegah Serangan Jantung
Ilustrasi perempuan tidur, bermimpi. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Beristirahat di akhir pekan dapat memberikan bonus berupa peningkatan kesehatan jantung, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Health seperti dilansir dari New York Post pada Rabu, (27/12/2023).

Para peneliti dari Universitas Kedokteran Nanjing di Tiongkok menganalisis data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES), yang mengumpulkan informasi dari 3.400 orang dewasa AS berusia 20 tahun ke atas antara tahun 2017 dan 2018.

Survei tersebut mengumpulkan informasi tentang berapa lama partisipan tidur pada hari kerja dan akhir pekan, serta apakah mereka menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau diabetes.

Orang-orang yang tidur setidaknya satu jam lebih lama pada akhir pekan dibandingkan pada hari kerja terbukti memiliki tingkat penyakit kardiovaskular yang lebih rendah. Khususnya stroke, penyakit jantung koroner, dan angina (nyeri dada akibat berkurangnya aliran darah) dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur.

Penurunan risiko paling signifikan terjadi pada mereka yang tidur kurang dari enam jam pada hari kerja dan tidur setidaknya dua jam ekstra pada akhir pekan.

“Tidur kurang dari enam jam per malam meningkatkan risiko pelepasan hormon stres dan meningkatkan serangan jantung dan stroke,” kata Dr. Marc Siegel, profesor kedokteran klinis di NYU Langone Medical Center dan kontributor medis Fox News.

 

 

Ahli Sebut Temuan Ini Nyata

Ilustrasi wanita tidur, bermimpi
Ilustrasi wanita tidur, bermimpi. (Photo Copyright by Freepik)

Siegel, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, memberikan komentar atas temuan tersebut.

“Studi ini menemukan bahwa seseorang dapat mengganti hutang tidur selama seminggu dan mengatur ulang dengan lebih dari dua jam ekstra di akhir pekan, sehingga risiko penyakit jantung kembali ke batas awal,” katanya.

“Meskipun ini hanya observasional dan bukan bukti, saya yakin temuan ini nyata, karena lebih banyak tidur akan menurunkan metabolisme ke tingkat yang lebih rendah sehingga risikonya lebih rendah,” tambahnya.

 

Kurang Tidur Terus Menerus Menyebabkan Penyakit Kardiovaskular

Sumber: freepik
Ilustrasi kesehatan jantung. Sumber: freepik

Biquan Luo, pakar tidur asal San Francisco dan CEO LumosTech yang tidak terlibat dalam penelitian, berbagi reaksinya terhadap temuan penelitian tersebut.

“Dalam keadaan normal, ketika seseorang tidak kurang tidur, jadwal tidur yang konsisten membantu menjaga ritme sirkadian tubuh, mendukung kualitas tidur yang lebih tinggi, energi yang lebih baik, dan kesehatan kardiometabolik,” kata Luo.

Itu sebabnya para ahli tidur merekomendasikan untuk tidak tidur selama akhir pekan.

Namun, kurang tidur secara terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan kronis dan peningkatan risiko obesitas dan penyakit kardiovaskular, kata para ahli.

“Dalam hal ini, tidur di akhir pekan lebih bermanfaat bagi kesehatan,” ujarnya.

 

Rekomendasi Waktu Tidur Ideal

Posisi Tidur Telentang
Posisi Tidur Telentang (Freepik.com)

Sleep Research Society dan American Academy of Sleep Medicine merekomendasikan setidaknya tujuh jam tidur per malam untuk orang dewasa.

Kurang tidur sebelumnya telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi penyakit jantung, diabetes tipe 2, obesitas, depresi, tekanan darah tinggi dan penyakit serta kondisi lainnya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)

Infografis TIdur Cukup Untuk Cegah Risiko Penularan Covid-19
Infografis TIdur Cukup Untuk Cegah Risiko Penularan Covid-19. Source: Liputan6
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya