Liputan6.com, Jakarta - Hingga sekarang, masih ada pasien JKN yang merasa dibeda-bedakan dengan jalur umum oleh pihak rumah sakit. Sejumlah curhatan pasien Jaminan Kesehatan Nasional kerap menghiasi media sosial, bahkan dikatakan "pelayanan rumah sakit sangat tidak manusiawi hanya karena pakai BPJS."
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyampaikan, rumah sakit tidak boleh mendiskriminasi antara pasien JKN dengan jalur umum. Rumah sakit harus memberikan pelayanan yang sama dengan semua pasien.
Baca Juga
Rumah sakit mesti melayani pasien dengan ramah dan tidak mendiskriminasi.
Advertisement
"Dulu peserta BPJS didiskriminasi, oh sekarang kami ada janji layanan dengan rumah sakit untuk harus melayani dengan ramah dan tidak mendiskriminasi," ujar Ghufron usai pertemuan bersama Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) di Gedung Kemenko PMK, Jakarta pada Kamis, 11 Januari 2024.
"Ini dipasang di rumah sakit-rumah sakit dan kami menempatkan (petugas) BPJS SATU! (di tiap fasilitas kesehatan)."
Kontak Laporan bila Alami Diskriminasi
Apabila pasien JKN mendapat perlakuan diskriminasi, kendala atau keluhan lain di fasilitas kesehatan, maka dapat langsung menghubungi nomor kontak BPJS Kesehatan.
"Kalau teknologinya bisa lapor ke BPJS Kesehatan 165, bisa dicall (ditelepon), terus juga bisa via WhatsApp 08118165165," lanjut Ghufron.
Cukup Pakai KTP dan Rata-rata Antrean Online 2,5 Jam
Tak hanya soal pelayanan JKN harus setara, Ali Ghufron Mukti membeberkan inovasi BPJS Kesehatan demi meningkatkan layanan. Yakni pelayanan hanya dengan cukup KTP di seluruh Indonesia dan antrean online menjadi lebih cepat.
"Sekarang tidak boleh meminta fotocopy, cukup KTP aja. Coba bayangkan ratusan juta orang di seluruh Indonesia, bagaimana tuh sistemnya, bagaimana koneksinya," ungkapnya.
"Tidak berhenti di situ, termasuk antrean online. Kami dulu banyak diprotes tuh gara-gara peserta JKN antre lama sampai 6 jam. Ya kami dilatih dulu antrean, antrean sekarang rata-rata 2,5 jam, itu bisa kurang, bisa nambah, tapi rata-rata 2,5 jam."
Advertisement
Berobat Pakai BPJS Diperlakuan Tidak Layak
Sebelumnya, sempat viral curhatan terkait ada Asisten Rumah Tangga (ART) yang berobat menggunakan pelayanan BPJS Kesehatan. Menurut pengakuan dari sang pemilik rumah yang mengantarkan ART, rumah sakit memberikan pelayanan yang dianggap tidak layak.
Curhatan ini diunggah di akun platform X @kegblgnunfaedh pada 23 Desember 2023.
Berikut petikan videonya:
Jadi ceritanya ART gue sakit, dia merasakan ada keluhan benjolan di payudara, nah deket rumah gue ada rumah sakit swasta, di mana kalau gue sama keluarga gue sakit ya pasti ke sana dan pelayanannya bagus banget
kita komplain atau apa gitu, mereka minta maaf, minta maaf, pokoknya baguslah pelayanannya. dan gue tahu di sana ada layanan BPJS, ya gue pikir, gue bawa lah ART gue ke sana karena kan emang bagus pelayanannya.
nah sampai sana gaes, perlakuannya beda banget lah... kita dikasih tahu, kalau pake BPJS tuh buat penyakit yang parah, kalau penyakit ringan tuh gak dicover. ya gue nanya dong, kalau penyakit ringan tuh seperti apa. oh kayak pilek, batuk dan segala macam lah.
nah pertanyaan gue, apakah orang yang mempunyai keluhan di payudara itu sesuatu yang dianggap gak penting gitu.
intinya rumah sakit itu gak bisa membantu ART gue di benjolan payudara, akhirnya gue pikirlah yaudah gue bawa ke Puskesmas deket rumah gue juga.
Dibawa ke Puskesmas Juga dapat Perlakuan Beda
Dalam video lanjutan, sang pemilik rumah juga mengalami perlakuan yang berbeda saat membawa ART-nya ke Puskesmas.
Sampe di Puskesmas, sama aja. perlakuannya beda, beda banget. diperlakukan kasar banget, gue kan temenin ART gue masuk ke Puskesmas itu kan. terus kan gue salah jalan, terus bentaknya tuh kayak 'jangan lewat situ'
gue tuh kayak pengemis... dan gue tuh enggak pernah seumur-umur ke rumah sakit diperlakukan begitu.
gue tuh ngebayangin ya, kalau gue sakit terus pake BPJS, gue tuh kayaknya udah keburu mati duluan deh, dilempar sana sini. semua penyakit dianggap gak penting
Advertisement