Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sudah mendapatkan informasi mengenai kondisi terkini kesehatan Raja Charles III. Ia menyatakan rasa prihatin akan kondisi yang dialami ayah dari William dan Harry itu.
"Baru saja mendengar diagnosisnya (Raja Charles III)," kata Biden kepada wartawan di Las Vegas, AS pada Senin (5/4/2024) waktu setempat.
Baca Juga
"Saya prihatin akan kondisi beliau," lanjut Biden.
Advertisement
Pria 81 tahun itu pun rencananya bakal menghubungi Raja Charles untuk memberikan dukungan dari jauh.
"Tetapi saya akan menghubunginya," kata Biden mengutip Newsweek, Selasa (6/2/2024).
Pengumuman Istana Buckingham
Pada 5 Februari 2024, Istana Buckingham menyampaikan kondisi kesehatan Raja Charles III. Menurut keterangan Istana Buckingham, saat prosedur penanganan pembesaran prostat ditemukan hal lain. Hasil tes diagnostik menunjukkan ada kanker. Jenis kankernya belum diketahui tapi bukan kanker prostat.
Mulai Senin, 5 Februari 2024, Raja Charles III melakukan sejumlah perawatan terkait kondisi kesehatannya tersebut. Dokter yang merawatnya meminta pria 75 tahun itu untuk mengurangi kegiatan publik.
"Selama waktu tersebut beliau telah disarankan oleh dokter untuk menunda tugas-tugas yang berhubungan dengan publik," tulis keterangan Istana Buckingham di laman resmi Royal pada Selasa (6/2/2024).
Â
Tetap Jalankan Tugas Sebagai Kepala Negara
Raja Charles III akan menghentikan acara-acara publiknya, namun Istana Buckingham mengonfirmasi bahwa suami dari Ratu Camilla itu akan melanjutkan peran konstitusionalnya sebagai kepala negara.
"Yang Mulia tetap akan menjalankan tugas negara dan urusan pekerjaan seperti biasa," tulis Istana Buckingham.
Charles pun mengucapkan terima kasih ke tim medis atas intervensi yang dilakukan. Ia berusaha tetap berpikir positif terhadap treatment yang dijalani.
"Ia berharap dapat kembali menjalani tugas publik sesegera mungkin," tulis Istana Buckingham.
Advertisement
Ungkap ke Publik agar Tak Timbulkan Spekulasi
Pengumuman kondisi kesehatan Raja Charles secara resmi disampaikan ke publik guna mencegah spekulasi.Â
"Yang Mulia memilih membagikan diagnosis untuk mencegah spekulasi serta berharap dapat membantu memberi pemahaman publik bagi semua orang yang terkena dampak kanker," seperti mengutip keterangan Istana Buckingham.