Liputan6.com, Jakarta - Drama Korea 'Queen of Tears' tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta drama Korea. Dibintangi oleh Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won, drama ini mengisahkan tentang kehidupan sepasang suami dan istri yang mengalami masalah dalam pernikahan mereka yang memasuki tahun ketiga.
Selain menampilkan kisah cinta yang menarik, 'Queen of Tears' juga mengangkat isu kesehatan serius. Karakter utama wanitanya, Hong Hae In yang diperankan oleh Kim Ji Won, menderita 'Cloud Cytoma', sebuah penyakit mematikan yang mengancam nyawanya.
Baca Juga
Meskipun 'Cloud Cytoma' merupakan karangan dari penulis skenario, Park Ji-Eun, tapi ini merujuk pada kondisi tumor otak.
Advertisement
Dilansir dari Mayo Clinic, tumor otak adalah pertumbuhan abnormal sel di otak atau di sekitarnya. Tumor ini bisa muncul di jaringan otak itu sendiri atau di area dekatnya, seperti saraf, kelenjar pituitari, kelenjar pineal, dan selaput otak.
Ada dua jenis utama tumor otak: primer dan sekunder. Tumor primer berasal dari otak itu sendiri, sedangkan tumor sekunder berasal dari kanker di bagian tubuh lain yang menyebar ke otak.
Tumor otak primer diklasifikasikan menjadi dua kategori: jinak dan ganas. Tumor jinak tidak bersifat kanker dan tidak menyebar ke area lain, tapi dapat tumbuh dan menekan jaringan otak di sekitarnya.
Sebaliknya, tumor ganas atau kanker otak, dapat tumbuh dengan cepat dan menyerang jaringan otak.
Namun, siapa sangka kisah Hong Hae In yang sering hilang ingatan di Queen of Tears terjadi juga di dunia nyata.
Kisah Hong Hae In di Queen of Tears Terjadi di Dunia Nyata
Pengguna TikTok dengan username @/ditaaffarah berbagi cerita tentang pertarungannya melawan tumor otak, yang serupa dengan penyakit yang dialami oleh Hong Hae In dalam drama 'Queen of Tears'.
Dita menceritakan bahwa kehidupannya berjalan normal setelah menikah pada April 2013 dan melahirkan anak pada Desember tahun yang sama. Namun, pada 2015, dia mulai mengalami sakit kepala yang berkepanjangan, mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Seperti Hong Hae In, sakit kepala yang dialami oleh Dita menjadi sangat mengganggu hingga memerlukan pereda nyeri. Salah satu gejala umum tumor otak adalah sakit kepala yang terasa lebih parah di pagi hari dan dapat semakin parah seiring waktu, bahkan mengganggu aktivitas harian.
Selain itu, frekuensi sakit kepala juga bisa meningkat dan terasa lebih parah dibandingkan biasanya. Beberapa penderita tumor otak juga mendeskripsikan sakit kepala mereka sebagai sakit kepala tegang atau migrain.
Advertisement
Dita Alami Gejala Hilang Ingatan dan Penglihatan Menghitam
Pada drama 'Queen of Tears', Hong Hae In diceritakan mengalami hilang ingatan sementara hingga dia melupakan beberapa janji penting serta pandangannya yang kabur dan hampir membuatnya diterkam babi hutan.
Gejala yang sama juga dialami oleh Dita. Selain sakit kepala, tumor otak juga dapat menimbulkan berbagai masalah pada mata, seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda, atau bahkan kehilangan penglihatan pada satu sisi.
Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah kebingungan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti lupa jalan pulang, kesulitan berbicara, atau tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas yang biasa dilakukan.
Gangguan memori juga dapat menjadi salah satu tanda tumor otak, di mana penderitanya mengalami kesulitan mengingat hal-hal baru atau bahkan melupakan peristiwa penting dalam hidupnya.
Proses Pengobatan Tumor Otak yang Terjadi pada Dita
Sedikit berbeda dengan Hong Hae In yang menjalani operasi langsung di Jerman, Dita mendapatkan kepulihannya dari penggantian tempurung kepala dengan titanium yang juga berasal dari Jerman.
Hal ini dilakukan karena tempurung kepala asli Dita sudah mengalami kerusakan akibat abses atau penumpukan nanah.
Dilansir dari John Hopkins Medicine, prosedur ini disebut dengan Kranioplasti yang merupakan prosedur bedah yang bertujuan untuk memperbaiki cacat pada tulang tengkorak yang disebabkan oleh operasi atau cedera sebelumnya.
Prosedur ini dapat membantu memulihkan bentuk dan fungsi normal tengkorak.
Terdapat berbagai jenis kranioplasti, namun umumnya melibatkan pengangkatan kulit kepala dan penempatan kembali kontur tengkorak.
Ada beberapa pilihan bahan yang dapat digunakan untuk mengisi area cacat, antara lain:
- Titanium: Digunakan dalam bentuk pelat atau jaring untuk memberikan kekuatan dan stabilitas pada area yang direkonstruksi.
- Pengganti Tulang Sintetis: Bahan ini tersedia dalam bentuk cair dan dapat dicetak langsung di area cacat untuk menghasilkan implan yang sesuai dengan bentuk tengkorak.
- Biomaterial Padat: Implan khusus yang dibuat sebelum operasi untuk menyesuaikan dengan kontur dan bentuk tengkorak secara presisi.
Advertisement