Remaja Putus Sekolah Berhak Dapatkan Edukasi Kesehatan Reproduksi, BKKBN Sulteng Beri Bimbingan

Anak-anak putus sekolah tidak mendapat pendidikan kesehatan reproduksi, BKKBN Sulteng berikan pembinaan terkait materi kespro.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Okt 2024, 09:09 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2024, 09:09 WIB
Remaja Putus Sekolah Berhak Dapatkan Edukasi Kesehatan Reproduksi, BKKBN Sulteng Beri Bimbingan
Remaja Putus Sekolah Berhak Dapatkan Edukasi Kesehatan Reproduksi, BKKBN Sulteng Beri Bimbingan. Foto: BKKBN Sulteng.

Liputan6.com, Jakarta Kesehatan reproduksi adalah hal penting yang perlu diketahui oleh remaja termasuk yang putus sekolah.

Menurut data Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah, setidaknya ada 4.900 siswa yang putus sekolah di Sulteng.

Sebagian dari mereka menjadi anak asuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial, Yayasan Ar-Rahman Palu.

Mengingat anak-anak putus sekolah ini tidak mendapat pendidikan kesehatan reproduksi, maka Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah memberikan pembinaan terkait materi tersebut.

“Baru pertama kali kegiatan seperti ini di yayasan. Di sini ada anak remaja yang tidak mau sekolah lagi kami berikan pelatihan kerja, sehingga mereka perlu mendapat informasi terkait kespro (kesehatan reproduksi,” kata Pimpinan Yayasan Ar Rahman Palu, Ustaz Irwandi mengutip keterangan pers, Jumat (11/10/2024).

Perwakilan BKKBN Sulteng bersama Forum Generasi Berencana (GenRe) Sulteng memaparkan berbagai materi, termasuk:

  • Pemahaman dasar tentang perubahan fisik pada remaja.
  • Cara menjaga kesehatan reproduksi.
  • Mencegah risiko kehamilan tidak diinginkan.
  • Pencegahan stunting.

Anak-anak yang kemudian disebut memiliki risiko tinggi ini diajak berinteraksi, saling berdiskusi isu-isu yang bisa mereka hadapi atau terjadi di sekelilingnya atau bahkan yang pernah dialami.

“Anak-anak yang putus sekolah sangat minim terpapar informasi dan edukasi kesehatan reproduksi. Kondisi ini membuat mereka rentan terhadap berbagai permasalahan kesehatan reproduksi," ujar Ketua tim kerja akses, kualitas layanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Perwakilan BKKBN Sulteng, Taufiq Liana Dewi, SE, MM, Rabu, 9 Oktober 2024.

Bekal untuk Ambil Keputusan yang Sehat

Dewi menambahkan, tanpa pengetahuan yang memadai, mereka tidak memiliki bekal untuk mengambil keputusan yang sehat dan aman terkait tubuh dan masa depan mereka.

Portal Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menunjukan jumlah anak putus sekolah di Sulawesi Tengah, baik SD/SMP/SMA/SMK, mencapai lebih 1.900 siswa, sesuai data cutoff 30 November 2023.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Sulteng mengatakan pada 9 Juli 2024 bahwa siswa putus sekolah sudah mencapai lebih dari 4.900, baik yang tidak melanjutkan dari SMP ke SMA maupun yang berhenti sebelum lulus, dengan sejumlah faktor penyebab.

38 Anak Dapatkan Edukasi Kespro

Dalam pembinaan di Yayasan Ar-Rahman Palu, total ada 38 anak yang menjadi peserta. Dengan adanya pembinaan ini, anak-anak putus sekolah yang tergolong dalam kelompok risiko tinggi dapat memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan yang bijak terkait kesehatan dan masa depan mereka.

“Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk memfasilitasi akses pendidikan dan informasi kesehatan yang lebih baik, serta mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan remaja di wilayah Sulawesi Tengah,” ujar Dewi.

Sebelumnya, Perwakilan BKKBN Sulteng juga melakukan kegiatan serupa dengan sasaran anak yang berhadapan hukum di Lapas Wanita dan anak-anak berkebutuhan khusus di Sentra Nipotowe, Palu.

Infografis Sederet Manfaat Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Sederet Manfaat Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya