Kisah Bayi 19 Bulan di Malaysia Kena Kanker Ovarium, Ini Awal Kecurigaan Sang Ibu

Bayi 19 bulan itu tidak aktif, hanya mau digendong, kerap menangis, perut kembung dan sembelit. Ketika diperiksakan ke dokter, tim medis mendapati bayi itu terkena kanker ovarium stadium 3.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Okt 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2024, 12:30 WIB
Memicu Penyakit Kanker
Ilustrasi bayi 19 bulan kena kanker ovarium.
Cancer
Ilustrasi kanker (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Kisah langka terjadi pada bayi 19 bulan asal Malaysia berinisial D. Belum genap berumur dua tahun, dokter mendiagnosis bocah tersebut mengalami kanker ovarium, sebuah penyakit yang biasanya terjadi pada wanita dewasa.

Menurut keterangan sang ibu, pada Agustus kemarin wanita 25 tahun itu merasa ada sesuatu yang berbeda terjadi pada putrinya. D mengalami sembelit dan perutnya kembing. Lalu, D juga tidak seaktif biasanya dan cuma ingin digendong terus.

"Anak saya terlihat tidak nyaman, karena ia belum bisa berbicara makan ketika kesakitan hanya bisa menangis," tutur sang ibu mengutip kantor berita Malaysia Sinar Daily.

Lalu, keluarga yang berasal dari Sabah itu mencari tahu kondisi sang anak dengan membawa ke rumah sakit. Namun, diagnosis baru diketahui ketika pindah rumah sakit khusus wanita dan anak yakni Sabah Women and Children's Hospital dimana jumlah darah D turun drastis.

"Jumlah darahnya turun drastis, ia kemudian dipindahkan ke Sabah Women and Children's Hospital (HWKKS),| kata ibu.

Pada 2 Oktober 2024, D menjalani operasi. Dokter menemukan tumor sepanjang 13,5 cm. Setelah melakukan sederet pemeriksaan tim medis mengatakan bahwa D mengalami kanker ovarium stadium 3.

Seperti diketahui dalam kanker ada empat stadium. Kanker ovarium tahap ketiga biasanya berarti kanker telah menyebar dari satu atau dua ovarium ke area luar panggul seperti perut, kelenjar getah bening di dekatnya, atau permukaan hati, menurut lembaga non profit Ovarian Cancer Research Alliance.

 

Anak Kena Kanker Ovarium, Ibu D Syok

Ibu mana yang tak syok mendengar putrinya terkena kanker ovarium. Apalagi di usia 19 bulan.

"Saya tidak pernah menyangka karena biasanya kanker ovarium itu biasa yang saya dengar terjadi pada wanita yang sudah berusia 40 tahun ke atas dan sudah menstruasi," kata ibu D.

Dokter Tengah Pelajari Kasus D

Mengingat kasus yang terjadi pada D langka, para dokter di sana tengah mempelajari kasus tersebut.

“Para dokter masih mempelajari kasus putri saya karena sangat jarang terjadi. Ketika kami diberitahu, saya sangat terpukul, terutama karena dia masih sangat muda dan ovarium kanannya telah diangkat,” cerita sang ibu.

Bayi D Bakal Jalani Kemoterapi

Sang ibu bercerita bahwa kini putrinya tengah masa pemulihan usai operasi. Setelah pulih, D bakal menjalani kemoterapi.

"Para dokter meyakinkan saya bahwa ada pengobatan untuk kondisinya, dan selama ada obat, masih ada harapan," tutur ibu D mengutip Malay Mail, Minggu, 13 Oktober 2024.

Tak ketinggalan ia juga berdoa terus menerus agar putrinya bisa sembuh dari kanker ovarium ini.

Galang Donasi

Ayah dari bayi D yang bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran di Kudat mengaku kesulitan keuangan untuk biaya pengobatan sang anak.

“Sampai saat ini pihak rumah sakit belum memberikan perkiraan biaya operasi dan kemoterapi tersebut. Saya bekerja di Kudat dan tidak selalu bisa mengunjungi istri dan anak saya di rumah sakit di Kota Kinabalu,” katanya.

Mengingat situasi yang mereka alami, Riksi menggalang donasi untuk membantu menanggung biaya pengobatan putri mereka.

“Kami berharap sumbangan ini dapat meringankan beban keuangan keluarga kecil kami,” katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya