Liputan6.com, Jakarta - Clean eating semakin populer sebagai pola makan sehat yang diklaim dapat membantu menjaga berat badan dan mengontrol kadar kolesterol, gula darah, serta tekanan darah. Namun, banyak yang bertanya-tanya, apakah clean eating masih boleh mengonsumsi nasi, terutama bagi pasien dengan kondisi kesehatan tertentu?
Apa yang Dimaksud dengan Clean Eating?
Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinis di Tivaza Klinik Panglima Polim, Dr. Maria Christina, Sp.GK, clean eating sebenarnya adalah pola makan yang berfokus pada gizi seimbang. "Clean eating itu sebenarnya kalau mau kita bahasakan secara nutrisi, dia adalah gizi seimbang," kata Maria kepada Health Liputan6.com belum lama ini.
Advertisement
Baca Juga
Rahasia Prilly Latuconsina Turunkan 10 Kg: Manfaat Minum Kopi Hitam untuk Kolesterol, Asam Urat, dan Gula Darah
Ikuti Kebiasaan Prilly Latuconsina Minum Kopi Hitam, Bantu Turun 10 Kg dan Jaga Kolesterol, Asam Urat, serta Gula Darah
3 Resep Diet Clean Eating untuk Tahun Baru yang Lebih Sehat, Sambal sampai Olahan Tahu
Artinya, dalam clean eating tetap diperlukan asupan karbohidrat, protein, dan lemak dalam jumlah yang sesuai. Namun, ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan, terutama bagi penderita kolesterol tinggi, asam urat, dan tekanan darah tinggi.
Advertisement
Â
Apakah Clean Eating Boleh Makan Nasi?
Jawabannya boleh, tetapi perlu memperhatikan jenis nasi yang dikonsumsi serta jumlahnya. "Gizi seimbang itu berarti ada kecukupan karbohidrat, tetapi harus rendah lemak jenuh. Kalau pasiennya ada diabetes atau kadar kolesterol tinggi, berarti harus tinggi serat," ujar Dr. Maria Christina.
Karena itu, bagi pasien kolesterol tinggi atau penderita diabetes, nasi putih sebaiknya diganti dengan nasi merah atau nasi cokelat yang lebih tinggi serat dan memiliki indeks glikemik lebih rendah. Hal ini membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan menurunkan risiko lonjakan kolesterol.
Â
Advertisement
Clean Eating untuk Pasien Kolesterol, Asam Urat, dan Hipertensi
Setiap kondisi kesehatan memiliki aturan khusus dalam clean eating. Berikut panduan dari Dr. Maria Christina:
1. Pasien Kolesterol Tinggi
- Pilih sumber karbohidrat tinggi serat, seperti nasi merah, quinoa, atau oat.
- Batasi lemak jenuh dan kolesterol, seperti makanan berminyak, daging berlemak, dan produk susu tinggi lemak.
- Perbanyak sayuran dan buah tinggi serat untuk membantu mengontrol kolesterol.
Â
2. Pasien Asam Urat
- Hindari makanan tinggi purin, seperti jeroan, makanan laut tertentu (kerang, udang), dan daging merah.
- Pilih sumber protein nabati seperti tahu dan tempe.
- Konsumsi cukup cairan untuk membantu tubuh membuang kelebihan asam urat.
Â
Advertisement
3. Pasien Hipertensi
- Batasi konsumsi garam dan makanan olahan yang tinggi natrium.
- Pilih sumber protein rendah lemak seperti ikan dan ayam tanpa kulit.
- Perbanyak konsumsi makanan kaya kalium, seperti pisang, bayam, dan kentang.
Kesimpulan
Clean eating memang boleh memasukkan nasi dalam menu harian, tetapi jenis dan porsinya harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu. "Istilah clean eating itu mencakup semuanya, tetapi harus ada notice-nya nih," tegas Dr. Maria Christina.
Untuk pasien kolesterol tinggi, asam urat, atau hipertensi, clean eating sebaiknya disertai dengan penyesuaian pola makan yang lebih spesifik sesuai kebutuhan.
Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter spesialis tetap menjadi langkah terbaik sebelum mengubah pola makan, agar manfaat clean eating bisa dirasakan secara optimal sesuai dengan kondisi kesehatan yang dimiliki.
Â
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)