Liputan6.com, Jakarta Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merilis Jadwal Imunisasi Dewasa 2025. Pada tahun ini vaksin Pneumokok dan RSV masuk dalam daftar imunuisasi yang direkomendasikan untuk orang dewasa.
Masuknya vaksin RSV dan Pneumokok dalam Jadwal Imunisasi Dewasa pada 2025 berdasarkan kajian ilmiah dari banyak pakar di bidangnya. Mulai dari pakar yang mendalami vaksin, penyakit menular pernapasan, penyakit jantung hingga pakar yang mendalami penyakit pada usia lansia.
"Vaksin yang direkomendasikan ini menjadi antisipasi terjadinya tripledemic yaitu kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan yang diakibatkan oleh Influenza, COVID-19, dan RSV. Sangat penting untuk memprioritaskan vaksinasi untuk individu dalam populasi berisiko tinggi, termasuk mereka yang sudah lansia dan memliki kondisi medis kroni," kata Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, dr Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM.
Advertisement
Lebih lanjut, Sukamto mengatakan bahwa masuknya dua vaksin tersebut dalam rekomendasi Imunisasi Dewasa 2025 penting bagi orang dalam populasi berisiko tinggi, termasuk mereka yang sudah lansia dan memliki kondisi medis kronis.
Vaksin Pneumokokal Konjutat PCV 20 yang masuk dalam daftar Jadwal Imunisasi Dewasa. Vaksin ini dianjurkan pada kelompok penderita hati kronis, alkoholisme, perokok, HIV, penerima transplantasi organ juga bagi yang akan berpergian ke daerah yang berisiko mengalami penularan pneumonokokus seprti haji dan umroh.
Bila sudah mendapatkan PCV20 maka tidak perlu diikuti pemberian sekuensial PPSV23 (Pneumokokal Polisakarida).
Vaksin RSV
Lalu, vaksin RSV (Respiratory Synctial Virus) memberikan perlindungan terhadap penyakit yang disebabkan RSV mulai dari infeksi saluran pernapasan atas yang ringan hingga infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia yang dapat mengancam jiwa.
RSV adalah virus pernapasan yang tersebar luas namun kurang dikenal, yang menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas pernapasan dari mereka yang terinfeksi.
Orang terinfeksi RVS menunjukkan gejala-gejala termasuk hidung tersumbat, batuk, mengi, dan demam ringan. Diprediksi kejadian infeksi akibat RSV dalam 3 tahun di Asia Tenggara mencapai 15,2 juta kasus dan di Indonesia, prediksi kejadian infeksi akibat RSV dalam tiga tahun bisa mencapai 6,1 juta kasus.
Advertisement
Tentang Virus RSV
Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FINASIM, FACP mengatakan virus RSV ini sangat menular bahkan lebih menular dibandingkan SARS-CoV-2 virus penyebab COVID-19. RSV menyebar dengan mudah melalui droplet di mana satu orang yang terinfeksi biasanya menginfeksi tiga orang lainnya.
"RSV sering digambarkan sebagai penyakit anak-anak karena anak-anak, seperti lansia, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga mereka rentan19-20. Namun pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa insiden rawat inap dan kematian akibat RSV jauh lebih tinggi pada lansia," kata Samsuridjal.
