Kornea Bocah Dicungkil, Gegerkan Penelitian Transplantasi Organ

Kasus pencungkilan kornea memicu dokter internasional meminta pelarangan publikasi jurnal medis tentang transplantasi organ.

oleh Melly Febrida diperbarui 29 Agu 2013, 10:30 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2013, 10:30 WIB
congkel-kornea-130829b.jpg
Dunia dibuat tercengang dengan pengcungkilan kornea bocah 6 tahun dari China. Pelakunya diduga sebagai penjual organ. Kasus itupun memicu dokter internasional meminta pelarangan publikasi jurnal medis yang berisi penelitian tentang transplantasi organ di China.

Profesor Arthur Caplan, yang merupakan kepala etika kedokteran di New York University dan Juru Bicara Doctors Against Forced Organ Harvesting mengatakan, kasus ini sebenarnya tak mengejutkan.

"Ini tak terbayangkan dan tak benar karena anak laki-laki itu terdengar tersiksa. Ini membuat shock tapi tidak mengejutkan," kata Profesor Caplan seperti dikutip Dailymail, Kamis (29/8/2013).

Ia menjelaskan, untuk donor jantung, hati, dan ginjal, biasanya harus membutuhkan donor yang cocok darahnya serta tipe tubuh dengan penerima. Berbeda dengan kornea yang bisa diambil dari segala usia dan jenis tubuh yang berbeda.

"Siapapun yang tahu lokasi kornea di mata bisa mengambilnya," katanya.

Namun, Profesor Caplan khawatir jika kondisi pengambilan tak steril dan menggunakan metode barbar, maka si anak bisa terancam terinfeksi sehingga menambah penderitaannya.

"Dia akan menderita fisik yang tak terpikirkan dan psikologi," ujarnya.

Dengan kasus bocah itu, Profesor Caplan mendesak pemerintah China untuk bertindak tegas dan membersihkan industri organ yang menjamur.

"Turis transplantasi yang melakukan perjalanan ke China dengan jumlah uang yang cukup bisa memesan organ yang dibutuhkan," katanya.

"Seorang tahanan yang ditemukan cocok dengan penerima, dibawa keluar dan ditembak," ujarnya.

300 Ribu Pasien Butuh Transplantasi

China tak membudayakan menerima donor organ, artinya orang China tidak ada tradisi mendonorkan organnya saat dia sudah meninggal. Padahal, sekitar 300 ribu pasien setiap tahunnya membutuhkan transplantasi organ. Namun, China hanya menerima 10 ribu organ, terutama dari tahanan terpidana mati.

Penjualan dan transplantasi organ dengan uang memang dilarang. Namun, lemahnya hukum dan korupsi yang membabi buta memicu booming industri penjualan organ.

Beberapa orang China sepakat menyumbangkan organ tubuhnya usai kematian. Ini juga memicu aktivitas pasar ilegal.

Organ anak biasanya harganya lebih mahal di pasar gelap. Penyelundup organ mengatakan di Sina Internet pada 2010, kebanyakan orang berpikir semakin muda donor, semakin baik kualitas organnya.

Perdagangan organ memang ujung-ujungnya demi uang. Tapi si pelaku bisa nekat melakukan tindakan kejahatan yang mengerikan dengan harapan bisa menyelamatkan penglihatan seseorang atau miliknya.

(Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya