Kebiasaan Buruk `Workaholic` yang Harus Diubah

Anda yang gila kerja alias `workaholic` perhatikan yang satu ini. Ubahlah gaya bekerja Anda agar Anda tetap produktif.

oleh Melly Febrida diperbarui 16 Sep 2013, 15:30 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2013, 15:30 WIB
workaholic-130916b.jpg
Anda yang gila kerja alias workaholic perhatikan yang satu ini. Bekerja berjam-jam sudah bisa mengganggu kesehatan Anda. Apalagi jika Anda memotong jatah cuti Anda untuk pekerjaan Anda. Berikan waktu untuk mengistirahatkan diri Anda agar kerja Anda tetap produktif.

Demikian penelitian dari Kansas State University. Lantas mengapa Anda terus menyiksa tubuh Anda? Apakah demi uang yang lebih banyak? Seorang workaholic yang hanya memikirkan pekerjaan namun kesehatan Anda terganggu tentu akan memengaruhi produktivitas kerja.

Sebuah penelitian di Finlandia menjelaskan, hari kerja selama 11 jam meningkatkan risiko 2,3 hingga 2,5 kali lipat seseorang mengalami depresi. Jika Anda menderita kesehatan mental, tentu kualitas kerja Anda ikut merosot.

Masalahnya akan semakin luas jika pekerja mengorbankan sekitar 2 hari dari 12 hari jatah cuti tahunan. Menurut US Travel Association, 60 persen pecandu kerja merasa bersalah jika mengambil cuti.

Kabar baiknya? Agar Anda sukses di kantor bukan hanya tentang waktu bekerja yang lebih lama, tapi lebih kepada bekerja cerdas.
Meskipun Anda menyukai pekerjaan Anda, Anda juga membutuhkan istirahat yang bisa melepaskan stres Anda. Tetapkan batasan tegas untuk memisahkan bekerja dan memuaskan diri Anda.

Psikoterapis Bryan Robinson, Ph.D. menjelaskan, yang bisa menyelamatkan diri seorang workaholic hanya dirinya sendiri.

"Jangan hanya membuat catatan untuk bekerja atau membaca sebuah buku dalam satu jam, tapi tuliskan juga agenda Anda seperti pertemuan. Anda lebih mungkin menarik napas jika memasukkannya dalam rutinitas Anda," ujar Robinson seperti dikutip Menshealth, Senin (16/9/2013).

(Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya