Kucing Mampu Lindungi Manusia dari HIV

Peneliti dari University of Florida mengatakan kucing mampu menjadi vaksin untuk penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV).

oleh Kusmiyati diperbarui 07 Okt 2013, 13:45 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2013, 13:45 WIB
hiv-aids130115a.jpg
Hewan peliharaan yang satu ini tidak hanya menggemaskan namun juga memiliki efek positif untuk manusia, hewan itu ialah kucing.

Yaap, menurut penelitian, karnivora berkaki empat ini mampu melindungi manusia dari Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menjadi vaksin.

Peneliti dari University of Florida dan University of California, San Francisco menemukan bahwa darah dari pasien yang terinfeksi HIV menunjukkan respons kekebalan terhadap protein virus AIDS kucing.

Profesor Retroviral Imunologi College of Veterinary Medicine di University of Florida, Janet Yamamoto mengatakan, "Sejak FIV (Feline Immunodeficiency Virus) dan HIV - 1 adalah sepupu jauh dan urutan mereka mirip, kami menggunakan sel T manusia HIV positif," ujar Janet dikutip Medicalnewstoday, Senin (7/10/2013).

Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Virology strategi pengembangan vaksin untuk HIV.

Para peneliti mengatakan mereka bekerja pada sel T yang mampu mengaktifkan respons imun manusia terhadap kucing Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) virus.

T peptida adalah bagian kecil dari protein yang penting dalam proses ini, karena mereka memicu sel T tubuh untuk membedakan peptida virus pada sel yang terinfeksi.

Namun, Prof Yamamoto mengatakan bahwa tidak semua peptida HIV dapat bekerja sebagai komponen vaksin. Beberapa meningkatkan infeksi HIV atau tidak berpengaruh, sementara yang lain memiliki anti HIV jika perubahan virus atau bermutasi menghindari kekebalan.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ketika menggabungkan berbagai protein HIV secara keseluruhan untuk membuat komponen vaksin, hasilnya belum cukup kuat untuk membuat vaksin komersial.

Tapi para peneliti percaya bahwa virus AIDS kucing dapat digunakan untuk menemukan daerah dari virus AIDS manusia, dan ini bisa mengarah pada strategi pengembangan vaksin baru untuk HIV.

(Mia/Igw/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya