Kenapa Ya BPOM Ribut Kemasan Pangan?

Maraknya penggunaan kemasan pangan plastik atau sterofoam membuat BPOM RI merasa perlu mengawasinya.

oleh Kusmiyati diperbarui 18 Okt 2013, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2013, 12:00 WIB
bpom-razia130801b.jpg
Maraknya penggunaan kemasan pangan plastik atau sterofoam membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) merasa perlu mengawasi karena berbahaya bila penggunaannya salah.

"Sekarang para produsen beralih ke kemasan yang lebih modern tidak lagi dengan daun atau kemasan seperti dulu padahal dari segi rasa lebih enak yang dulu," ujar Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya BPOM, Drs. Mustofa, Apt, Mkes, saat diwawacarai Liputan6.com, ditulis Jumat (18/10/2013).

Mustofa juga menambahkan kemasan pangan perlu diawasi penggunaanya karena dikhawatirkan menggaggu kesehatan akibat migrasi bahan berbahaya dari kemasan ke makanan.

Kemasan pangan sendiri menurut Mustofa terdiri dari tiga yakni primary packaging, secondary packaging dan transit packaging.

"Perlu diawasi kemasan pangan karena bila penggunaannya salah dapat menyebabkan gangguan kesehatan dari bahan kimia yang ada pada kemasan, dari tiga jenis kemasan primary packaging yang penting diawasi," tambahnya.

Primary packaging atau kemasan primer yang menurut Mustofa paling diawasi karena penggunaannya yang langsung menyentuh makanan seperti plastik.

Plastik bila penggunaannya salah misalnya sebagai wadah makanan panas itu yang berbahaya, Mustofa mengatakan "Karena senyawa pada plastik jika terkena minyak atau panas mudah sekali bermigrasi," katanya . (Mia/Mel)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya