Menghabiskan waktu dengan satu hewan peliharaan bisa jadi cukup merepotkan meski menyenangkan. Apalagi satbila Anda hidup satu atap dengan puluhan hewan ?
Amat Arifin (60) dan Novita (58) tahu jawabannya. Suami istri ini mengatakan hal tersebut seperti hiburan tersendiri dalam menghadapi hari-hari yang sulit. Bagi mereka, perawatan binatang-binatang itu juga tidak sulit.
Hidup yang pas-pasan tidak membuat pasangan suami istri ini susah dan mengeluh karena harus merawat lebih dari 63 hewan terdiri lebih dari 60 kucing dan 3 anjing. Dengan cinta dan kasih sayang, keduanya merawat dan memelihara hewan peliharaan bagai anak-anak mereka sendiri.
Hebatnya, puluhan hewan ini memiliki nama mulai dari Yuyung, reno, Ling-ling, Moci, Gempor dan masih ada lagi lainnya.
"Kayanya lebih dari 60 kalau kucing dan anjing ada 3 ya tetapi kami bersyukur masih bisa merawat semuanya, mulai dari makan, mandi dan kesehatannya. Kami hapal nama satu-satu dan mereka paham saat dipanggil" tutur pria kelahiran Kendal, 12 Mei 1953 ini saat diwawancarai Liputan6.com di tempat tinggalnya kolong jembatan Kampung Melayu, Senin (28/10/2013.
Melihat peliharaannya yang terbilang banyak, siapa yang menyangka mereka hanya pemulung. "Kami kerjanya ya begini, memulung tetapi kami bersyukur bisa merawat dan memelihara semuanya dan kami tidak pernah merasa kelaparan karena hewan peliharaan kami," ungkapnya.
Kecintaan mereka terhadap hewan peliharaan yang mendorong keduanya memutuskan untuk memelihara dan merawat hewan jalanan yang sakit.
Dari memulung di jalanan
Sejak 2006 Amat dan Novita menjalani kehidupannya bersama puluhan hewan tersebut. Kucing dan anjing milikinya didapat keduanya saat mereka memulung di sekitaran Tebet, Kasablanka dan Jatinegara.
Mereka hanya membawa pulang hewan yang sakit dan tidak berdaya. Menurut mereka kucing sehat masih bisa mencari makan sendiri sedangkan yang sakit tidak.
"Kami cinta sekali dengan hewan sejak kecil, kalau liat di jalan ada yang sakit hati rasanya sedih, jadi saya dan suami membawanya ke rumah untuk dirawat sampai sembuh, kalau yang sehat ya tidak dibawa " ujar Novi.
Dengan pendapatan sekitar 30 sampai 50 ribu sepertinya sangat sulit untuk menjalani kehidupan bersama puluhan hewan tersebut, tetapi tidak dengan pasangan ini.
"Memang kalau dilihat dari pendapatan, dipikir sulit untuk pelihara semuanya tapi dengan bersyukur rezeki datang darimana saja," kata wanita kelahiran Kediri, 20 Mei 2013.
Eits, jangan dulu berpiki,r kucing-kucing dan anjing yang ada di kolong jembatan ini bau dan kotor, Amat dan Novi rutin dan peduli dengan kebersihan dan kesehatan mereka.
"Kucing-kucing dan anjing kami tidak ada yang kurus atau kotor, kami merawat karena kami sayang. Tubuh mereka selalu rutin kami mandikan dua hari sekali, kalau kotor sedikit dielap pakai topo (kain) dan air hangat," ujar Amat.
Tidak ada bau kotoran kucing atau anjing di tempat mereka tinggal. Rupanya mereka menjaga benar kebersihan dan kesehatan hewan peliharannya.
Mereka berharap kucing-kucing yang ada akan mendapatkan hidup yang lebih enak dan layak. "Ya kalau di sini kan begini, kalau ada yang mengadopsi kami senang sekali. Tetapi yang cinta hewan saja kalau niatnya untuk dijual kami marah," tegas Novi.
Â
Saat ditanya sampai kapan melakukan hal ini, mereka menjawab sampai Tuhan berkata berhenti. "Kalau Tuhan sudah berkata demikian ya kami berhenti, sampai ada umur toh menolong hewan juga perbuatan mulia," papar mereka.
(Mia/Abd)
Amat Arifin (60) dan Novita (58) tahu jawabannya. Suami istri ini mengatakan hal tersebut seperti hiburan tersendiri dalam menghadapi hari-hari yang sulit. Bagi mereka, perawatan binatang-binatang itu juga tidak sulit.
Hidup yang pas-pasan tidak membuat pasangan suami istri ini susah dan mengeluh karena harus merawat lebih dari 63 hewan terdiri lebih dari 60 kucing dan 3 anjing. Dengan cinta dan kasih sayang, keduanya merawat dan memelihara hewan peliharaan bagai anak-anak mereka sendiri.
Hebatnya, puluhan hewan ini memiliki nama mulai dari Yuyung, reno, Ling-ling, Moci, Gempor dan masih ada lagi lainnya.
"Kayanya lebih dari 60 kalau kucing dan anjing ada 3 ya tetapi kami bersyukur masih bisa merawat semuanya, mulai dari makan, mandi dan kesehatannya. Kami hapal nama satu-satu dan mereka paham saat dipanggil" tutur pria kelahiran Kendal, 12 Mei 1953 ini saat diwawancarai Liputan6.com di tempat tinggalnya kolong jembatan Kampung Melayu, Senin (28/10/2013.
Melihat peliharaannya yang terbilang banyak, siapa yang menyangka mereka hanya pemulung. "Kami kerjanya ya begini, memulung tetapi kami bersyukur bisa merawat dan memelihara semuanya dan kami tidak pernah merasa kelaparan karena hewan peliharaan kami," ungkapnya.
Kecintaan mereka terhadap hewan peliharaan yang mendorong keduanya memutuskan untuk memelihara dan merawat hewan jalanan yang sakit.
Dari memulung di jalanan
Sejak 2006 Amat dan Novita menjalani kehidupannya bersama puluhan hewan tersebut. Kucing dan anjing milikinya didapat keduanya saat mereka memulung di sekitaran Tebet, Kasablanka dan Jatinegara.
Mereka hanya membawa pulang hewan yang sakit dan tidak berdaya. Menurut mereka kucing sehat masih bisa mencari makan sendiri sedangkan yang sakit tidak.
"Kami cinta sekali dengan hewan sejak kecil, kalau liat di jalan ada yang sakit hati rasanya sedih, jadi saya dan suami membawanya ke rumah untuk dirawat sampai sembuh, kalau yang sehat ya tidak dibawa " ujar Novi.
Dengan pendapatan sekitar 30 sampai 50 ribu sepertinya sangat sulit untuk menjalani kehidupan bersama puluhan hewan tersebut, tetapi tidak dengan pasangan ini.
"Memang kalau dilihat dari pendapatan, dipikir sulit untuk pelihara semuanya tapi dengan bersyukur rezeki datang darimana saja," kata wanita kelahiran Kediri, 20 Mei 2013.
Eits, jangan dulu berpiki,r kucing-kucing dan anjing yang ada di kolong jembatan ini bau dan kotor, Amat dan Novi rutin dan peduli dengan kebersihan dan kesehatan mereka.
"Kucing-kucing dan anjing kami tidak ada yang kurus atau kotor, kami merawat karena kami sayang. Tubuh mereka selalu rutin kami mandikan dua hari sekali, kalau kotor sedikit dielap pakai topo (kain) dan air hangat," ujar Amat.
Tidak ada bau kotoran kucing atau anjing di tempat mereka tinggal. Rupanya mereka menjaga benar kebersihan dan kesehatan hewan peliharannya.
Mereka berharap kucing-kucing yang ada akan mendapatkan hidup yang lebih enak dan layak. "Ya kalau di sini kan begini, kalau ada yang mengadopsi kami senang sekali. Tetapi yang cinta hewan saja kalau niatnya untuk dijual kami marah," tegas Novi.
Â
Saat ditanya sampai kapan melakukan hal ini, mereka menjawab sampai Tuhan berkata berhenti. "Kalau Tuhan sudah berkata demikian ya kami berhenti, sampai ada umur toh menolong hewan juga perbuatan mulia," papar mereka.
(Mia/Abd)