Tiap 4 Menit, 1 Anak Indonesia Meninggal Akibat Radang Paru

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2007, angka kematian bayi akibat pneumonia mencapai 23,8 persen dan balita 15,5 persen.

oleh Kusmiyati diperbarui 08 Nov 2013, 20:15 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2013, 20:15 WIB
kesehatan-bayi130725c.jpg
Keprihatinan terhadap kematian balita di dunia yang disebabkan pneumonia atau radang paru dirasakan di seluruh dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) di tahun 2013, anak meninggal karena pneumonia sebanyak 1,2 juta anak setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2007, angka kematian bayi mencapai 23,8 persen dan balita 15,5 persen.

"Di Indonesia fakta dan data yang ada menunjukkan masih cukup banyak anak balita yang meninggal karena pneumonia terbilang tinggi," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Badriul Hegar, PhD, Sp.A(K), Jumat (8/11/2013).

Untuk persentase pneumonia di tahun 2010 menurut Riskedas terbilang masih tinggi, yakni 38 persen dan data WHO menunjukkan setiap jamnya sebanyak 230 anak meninggal karena pneumonia.

Sedangkan di Indonesia sendiri, dalam empat menitnya terdapat satu anak meninggal karena pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit radang paru-paru yang diakibatkan virus, bakteri, jamur, mekanik dan parasit.

"Dalam kebanyakan kasus penyebab utama pneumonia pada balita disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumonia. Anak Indonesia dalam empat menit ada satu anak yang meninggal akibat penyakit tersebut," ujar Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, SpA (K) dari UKK Respirologi IDAI, Departmen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) FKUI RSCM, Jakarta.

Dr. Bambang mengharapkan penyakit yang menyerang paru-paru ini dicegah sedini mungkin. "Karena penyakit ini pembunuh pertama kadang kedua setelah diare, para orangtua perlu memperhatikan kesehatan anak sejak dini," tutur Bambang.

(Mia/Mel/*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya