Ingin Hamil? Hindari Cairan Pelumas Buatan!

Pasangan yang berusaha untuk hamil cobalah menghindari penggunaan gel pelumas seksual (lubrikasi).

oleh Melly Febrida diperbarui 05 Feb 2014, 18:15 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2014, 18:15 WIB
ibu-hamil-140204b.jpg
Pasangan yang berusaha untuk hamil cobalah menghindari penggunaan gel pelumas seksual (lubrikasi). Sebuah penelitian menemukan, cairan pelumas bisa membahayakan sperma dan mengurangi kemungkinan hamil.

"Cairan lubrikasi yang tersedia di rak Target, Warlmart bukanlah lubrikasi yang harus pasangan gunakan ketika mereka berusaha memiliki bayi," kata Kazim R Chohan dari Andrology Laboratory di State University of New York Upstate Medical Center, Syracuse, seperti dikutip Reuters, Rabu (5/2/2014).

Pasangan biasanya menggunakan gel lubrikasi untuk mengatasi kekeringan di vagina selama berhubungan intim. Pria juga menggunakan pelumas saat masturbasi untuk menyimpan semennya di klinik kesuburan.

Tak hanya itu, petugas kesehatan juga menggunakan pelumas untuk memudahkan memasukkan alat-alat medis, termasuk yang digunakan selama perawatan kesuburan.

Dua dari lima produk komersial yang diteliti Chohan sudah lama tak tersedia di toko. Johnson & Johnson telah merecalled K-Y Tingling Jelly dan K-Y Sensitive Jelly dari toko-toko setelah Food and Drug Administration AS membutuhkan data tambahan.

Chohan menjelaskan dalam Jurnal Fertility and Sterility bahwa beberapa penelitian menunjukkan wanita yang berusaha hamil cenderung menderita kekeringan vagina. "Pelumas coital komersial telah salah dianggap untuk mempertahankan kesuburan," katanya.

Dalam penelitian ini motilitas atau gerakan sperma diperiksa. Di dalam tabung reaksi sperma ini diberikan lima gel komersial dan empat minyak yang umum digunakan. Sampel semen (air mani) dari 22 donor sehat tersebut diperiksa selama satu jam dari paparan masing-masing produk.

Semua pelumas komersial kecuali Pre-Seed--yang merupakan produk yang diformulasikan khusus untuk pasangan yang mencoba hamil-- mengalami gangguan gerak secara keseluruhan pada sperma serta kemampuan bergerak maju.

Selain Pre-Seed dan dua K-Y gel yang direcall, penelitian juga menggunakan K-Y Warming Jelly dan Astroglide.

Penelitian ini tak menemukan dampak negatif pada sperma jika terkena paparan canola atau baby oil. Namun minyak wijen dikaitkan dengan penurunan gerakan sperma.

Berbeda dengan mustard yang memiliki efek sebaliknya. Ketika peneliti mencampur minyak mustard dengan air mani, sperma menjadi hiperaktif dan tetap seperti itu setidaknya selama satu jam.

Laboratorium Chohan menguji minyak mustard karena pekerja seks di Bangladesh sering menggunakannya sebagai pelumas vagina serta mencoba untuk membunuh bakteri. Para penulis menyebutkan hasil yang sangat menarik dan menyarankan mustard harus dikaji lebih lanjut.

(Mel/Abd)



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya