Ibu Muda Rela Borong T-shirt karena Ada Gambar Cabulnya

Seorang ibu Judy Fox tak senang melihat t-shirt bergambar cabul di sebuah toko. Ia langsung memborong semuanya.

oleh Melly Febrida diperbarui 19 Feb 2014, 16:45 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2014, 16:45 WIB
ibu-baju-140219a.jpg
Seorang ibu, sebut saja Judy Fox dan putranya yang berusia 18 tahun sedang berbelanja di University Mall di Orem, Utah, Amerika Serikat. Tibat-tiba matanya tertuju ke t-shirt yang dipajang di etalase toko PacSun. Bagaimana tidak, t-shirt itu bergambar foto model yang berpakaian minim serta berpose provokatif.

Cox yang tak senang dengan gambar tak senonoh tersebut langsung menyampaikan keluhannya ke manajer toko. Namun, sang manajer mengatakan tak bisa menurunkan t-shirt tersebut tanpa persetujuan perusahaan.

Cox tak habis akal. Ia langsung membeli semua stok yang tersedia sekitar 19 t-shirt. Total uang yang ia keluarkan US$ 567 atau Rp 6,6 juta. Cox mengatakan ia akan kembali lagi.

T-shirt tersebut masing-masing seharga US$ 28 di website PacSun, yang menjual pakaian pantai untuk remaja dan dewasa.

CEO PacSun Gary Schoenfeld dalam pernyataannya di email mengatakan produk yang dijualnya terinspirasi musik, seni, fashion, dan olahraga.

"Sementara umpan balik dari pelanggan penting bagi kami, kami tetap berkomitmen dalam merek dan pakaian yang tersedia di toko," kata Schoenfeld dalam pernyataannya seperti dikutip HuffingtonPost, Rabu (19/2/2014).

Orem adalah kota berpenduduk sekitar 90.000 di ultrakonservatif Utah County. Sebagian besar penduduknya tak menyukai pornografi dan mendorong pemuda berpakaian dan bertindak sopan.

Aturan di kota melarang siapapun menempatkan materi seksual kepada publik. Materi seksual yang dimaksud yakni apapun yang berhubungan dengan hal-hal berbau cabul dan menggambarkan ketelanjangan, perilaku seksual, simulasi, gairah seksual, atau kekerasan sadomasokis.

Manajer Mal, Rob Kallas, mengatakan t-shirt yang dipasang di etalase sudah tak ada karena semuanya sudah dibeli Cox. Ia mengatakan sebenarnya malu memasangnya di layar tapi ia harus mengikuti instruksi dari manajer.

Kallas mengaku tak melihat T-shirt tersebut sampai mendapatkan email dari Cox. Tapi, ia setuju bahwa itu tak pantas.

"Ini adalah toko yang melayani anak-anak usia sekolah, SMP dan SMA," kata Kallas.

"Beberapa pose yang provokatif dan tak pantas untuk toko bagi anak-anak muda," katanya lagi.


(Mel/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya