Liputan6.com, Jakarta Dari detox air hingga melewatkan makan siang, ada banyak taktik yang menjanjikan untuk menurunkan berat badan dengan cepat. Beragam jenis diet telah diperkenalkan oleh para pelaku diet. Produk yang 'ramah' untuk diet juga sudah banyak ditawarkan di pasaran.Â
Baca Juga
Namun, meski Anda merasa melakukan semuanya dengan benar, terkadang timbangan menolak untuk bergerak. Beberapa cara menurunkan berat badan seringkali tidak efektif dan dalam beberapa kasus, dapat memiliki konsekuensi kesehatan yang serius.
Advertisement
Kesalahan menurunkan berat badan ini juga bukanlah langkah berkelanjutan dan pastinya tidak sehat.
Jika Anda ingin mengurangi berat badan dan mempertahankannya, Anda perlu mengubah pola pikir dari diet dalam jangka pendek ke perubahan gaya hidup jangka panjang. Ada beberapa cara menurunkan berat badan yang justru dapat merusak sistem kerja tubuh.
Agar tak salah langkah, berikut kebiasaan diet yang perlu dihindari, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(31/7/2019).
Mengurangi kalori secara drastis
Anda mungkin berpikir mengurangi kalori secara drastis atau melewatkan makan akan membantu mencapai target berat badan lebih cepat. Faktanya, kurang makan sebenarnya dapat menyabotase upaya Anda untuk menurunkan berat badan.
"Orang akan berhenti membakar lemak, dan hormon tiroid mereka akan turun ketika mereka makan terlalu sedikit kalori atau melewatkan makan," kata Natasha Turner, pendiri Clear Medicine Wellness Boutique dan penulis The Supercharged Hormone Diet, dilansir dari Live Strong.
Ketika hormon Anda tidak seimbang, tubuh Anda beralih ke mode stres dan melepaskan kortisol. Hormon ini merupakan hormon stres yang dikaitkan dengan peningkatan lemak perut.
Jadi berapa banyak kalori yang Anda butuhkan untuk menurunkan berat badan dan menghindari menekan metabolisme Anda? Jumlahnya tergantung pada banyak faktor termasuk usia, jenis tubuh dan tingkat aktivitas.
Advertisement
Terlalu banyak berolahraga
Sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam The Journal of Sports Medicine dan Physical Fitness menemukan bahwa peserta melebih-lebihkan jumlah kalori yang terbakar dalam sesi olahraga. Lebih buruk lagi, salah penilaian ini membuat mereka mengonsumsi hampir tiga kali lipat kalori yang mereka bakar saat berolahraga.
Lebih banyak olahraga berarti lebih banyak kalori yang terbakar. Tetapi meningkatkan tingkat aktivitas akan membuat Anda lebih lapar dan mendorong Anda untuk makan lebih banyak.
Dilansir dari Healthline, olahraga berlebihan tidak berkelanjutan dalam jangka panjang bagi kebanyakan orang dan dapat menyebabkan stres. Selain itu, olahraga berlebihan dapat mengganggu produksi hormon adrenal yang mengatur respons stres.
Makan Makanan 'rendah lemak'
Ketika tujuan Anda adalah penurunan berat badan, mengemil produk makanan "rendah lemak" mungkin adalah langkah tepat. Namun, jangan mudah tergiur label 'makanan diet' begitu saja.
Selai kacang dan es krim bebas lemak mungkin memiliki kalori lebih sedikit, tetapi mereka juga memiliki banyak bahan kimia, ditambah garam dan gula tambahan untuk mengimbangi rasa.
Faktanya, analisis tahun 2014 oleh Telegraph menemukan bahwa beberapa makanan rendah lemak mengandung gula lima kali lebih banyak daripada rekan-rekan mereka yang berlemak penuh.
Menurut sebuah studi 2016 yang diterbitkan dalam Journal of Association of Consumer Research, makan makanan yang dipasarkan sebagai "diet" juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Itu karena orang menganggap "makanan diet" ini kurang mengenyangkan, dan karenanya mereka akan makan lebih banyak.
Advertisement
Makan Terlalu Banyak Protein dan mengurangi karbohidrat
Mengurangi seluruh karbohidrat dan mengonsumsi banyak protein memang dapat membantu Anda menurunkan berat badan dalam jangka pendek. Tetapi dalam jangka panjang, jenis diet ini sebenarnya tidak lebih efektif dalam membantu menurunkan berat badan.
Kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino diekskresikan. Ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa kenaikan berat badan secara signifikan dikaitkan dengan diet di mana protein menggantikan karbohidrat, tetapi tidak ketika itu menggantikan lemak.
Tetap mengonsumsi gula
Banyak orang mengurangi soda dan minuman manis lainnya untuk menurunkan berat badan, ini merupakan hal yang baik. Namun, minum jus buah juga bukan hal yang cerdas. Bahkan jus buah dengan 100% buah tertentu juga sarat dengan gula. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serupa dengan minuman yang dimaniskan dengan gula.
Misalnya, 12 ons jus apel tanpa pemanis mengandung 36 gram gula. Terlebih lagi, kalori cair tampaknya tidak mempengaruhi pusat nafsu makan di otak seperti halnya kalori dari makanan padat.
Advertisement
Tidak cukup serat
Diet rendah serat bisa membahayakan upaya penurunan berat badan Anda. Studi menunjukkan jenis serat larut yang dikenal sebagai serat kental membantu mengurangi nafsu makan dengan membentuk gel yang menahan air. Gel ini bergerak perlahan melalui saluran pencernaan Anda, membuat Anda merasa kenyang.
Penelitian menunjukkan semua jenis serat bermanfaat menurunkan berat badan. Sebuah tinjauan dari beberapa studi menemukan serat kental mengurangi nafsu makan dan asupan kalori lebih banyak daripada jenis lainnya.
Ketika total asupan serat tinggi, beberapa kalori dari makanan dalam makanan campuran tidak diserap. Para peneliti memperkirakan bahwa menggandakan asupan serat harian dapat menghasilkan lebih sedikit 130 kalori yang diserap.