Liputan6.com, Jakarta Hampir setiap orang pasti ingin terlahir menjadi anak miliarder. Dilahirkan dari keluarga miliarder tentu membuat anak-anak ini hidup serba berkecukupan. Uang yang banyak juga bisa membuat mereka membeli barang apa saja yang diinginkan.
Tak heran jika banyak anak miliarder yang suka pamer kekayaan dan tinggi hati. Selalu hidup enak, tak sedikit anak-anak miliarder yang manja. Banyak orang berpikir, mereka yang terlahir kaya justru sering tidak menghargai uang.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan momen-momen seperti melanjutkan pendidikan di luar negeri pun juga menjadi ajang pamer. Tapi tak sedikit juga anak-anak miliarder yang hidup sederhana. Bahkan ada juga yang sampai dipaksa untuk hidup miskin.
Salah satunya adalah anak miliarder India bernama Hitarth Dholakia. Hitarth Dholakia merupakan anak miliarder India ternama yang justru disuruh ayahnya menjadi buruh setelah menyelesaikan kuliah seperti yang Liputan6.com rangkum dari India Today, Kamis (9/1/2020).
Diusir dari Rumah
Hitarth Dholakia merupakan anak dari Savji Dholakia, seorang miliarder sekaligus pebisnis berlian asal India. Harta kekayaan keluarganya ditaksir mencapai USD 38 miliar atau kurang lebih Rp 52 Triliun.
Seperti anak miliarder lain Hitarth juga di sekolah kan di sekolah bergengsi di New York. Pria berusia 24 tahun ini diketahui telah menyelesaikan kuliah dan meraih gelar bisnis di Universitas New York, Amerika Serikat.
Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya di tahun 2017, Hitarth memutuskan untuk kembali ke Mumbai, India. Sesampainya di rumah ia justru disuruh keluar dari rumah dan hanya memberinya 500 rupee atau sekitar Rp 105 ribu untuk bertahan hidup.
"Saya tidak tahu di mana harus tinggal, bahkan tak mengerti bahasa setempat. Saya khawatir, dan harus yakin dapat hidup dengan uang 500 rupee di saku," ungkapnya.
Advertisement
Hidup Susah dan Menjadi Buruh
Hitarth diminta oleh ayahnya merantau ke sebuah kota kecil di pedalaman India, Hyderabad. Dia dilarang membawa ponsel, tidak boleh memanfaatkan koneksi keluarga, dan tidak diberi tempat tinggal untuk menetap.
Ia terpaksa mencari pekerjaan baru setiap minggu untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan dan tempat tinggal.
"Saya berusaha keras mencari pekerjaan. Setelah berjuang tiga hari, saya mendapat pekerjaan kasar di sebuah restoran. Bekerja di sana selama lima hari lalu berhenti bekerja," katanya.
Setelah mencoba berbagai macam pekerjaan buruh kasar, Hitarth Dholakia dengan bangga bercerita dapat mengumpulkan uang hingga 5.000 rupee atau sekitar satu juta rupiah pada akhir bulan. Setelah tingga di New York, ia justru harus tinggal di rumah kayu yang sederhana.
Alasan Sang Ayah
Savji memang sengaja memperlakukan anaknya seperti itu. Tujuannya, supaya si anak bisa merasakan secara langsung penderitaan dan kesakitan orang miskin. Sehingga nantinya, sang anak akan lebih menghargai sesama manusia ketimbang uang.
Keluarga Dholakia mewajibkan anak-anak mereka untuk belajar menjalani kehidupan miskin. Anak-anak yang baru lulus dari perguruan tinggi harus tinggal di kota baru yang tidak mereka kenal sebelumnya.
Mereka tidak boleh menggunakan nama keluarganya, bahkan tak boleh menggunakan ijazah pendidikan yang mereka punya untuk mencari kerja. Sebelumnya kakak dari Hitarth juga pernah merasakan hal yang sama.
Cara tersebut ternyata memang sukses membentuk karakter anak-anak Savji. Keluarganya memang terkenal sebagai keluarga kaya raya namun dermawan. Pada 2016 perusahaan mereka memberi 400 rumah dan bonus untuk 1.716 karyawan perusahaannya.
Advertisement