Liputan6.com, Jakarta Tata cara salat taubat nasuha memang perlu diketahui oleh setiap umat muslim. Hal ini dilakukan sebagai upaya penghapusan dosa yang sudah dilakukan setiap harinya. Tidak hanya sebagai upaya penghapusan dosa tetapi juga sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Ditambah jika salat taubat nasuha ini dilakukan ketika sedang menjalankan ibadah puasa atau juga dilakukan di bulan suci Ramadan. Pahala dan pengampunan atas rida Allah SWT akan lebih lapang dan mudah didapatkan. Dengan mengetahui tata cara salat taubat nasuha yang benar maka akan semakin mempermudah pula proses pelaksanaannya.
Salat taubat ini juga sangat dianjurkan untuk dilakukan setiap hari, tetapi bukan berarti salat ini menjadi lebih utama dari salat fardu. Mengetahui tata cara salat taubat nasuha ini penting dilakukan karena akan memahamkanmu tentang waktu diperbolehkan salat ini dikerjakan. Kemudian akan lebih memahamkan bahwa salat ini tidak boleh dilakukan secara berjemaah. Dan lebih baik dilakukan ketika malam hari, misalnya saja setelah salat witir.
Berikut penjelasan mengenai tata cara salat taubat nasuha yang benar serta hikmah dan keutamaannya dilakukan di bulan Ramadan yang sudah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (30/4/2020).
Dasar Pelaksanaan dan Tata Cara Salat Taubat Nasuha
Melakukan sebenar-benarnya taubat seperti taubatan nasuha ini tidak cukup hanya melalui doa saja. Taubatan nasuha ini bisa diiringin dengan salat taubat nasuha. Dan berikut dasar pelaksanaan dan tata cara salat taubat nasuha:
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. At-Tahrim: 8)
Dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا، ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّر – وفي رواية: فيحسن الوضوء – ، ثُمَّ يُصَلِّى – وفي رواية: ركعتين –، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّه؛َ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ»، ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Tidaklah seorang (muslim) melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bersuci – dalam riwayat lain: berwudhu dengan baik –, kemudian melaksanakan shalat – dalam riwayat lain: dua rakaat –, lalu meminta ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuni (dosa)nya”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat ini (yang artinya), “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui.” (QS. Ali ‘Imraan: 135)
Advertisement
Tata Cara Salat Taubat Nasuha
1. Mutlak Waktu Pelaksanaannya
Pelaksanaan salat taubat nasuha memang mutlak yang artinya bisa dilaksanakan kapan saja. Tetapi sebagian ulama juga berpendapat bahwa waktu pelaksanaan salat taubat nasuha yang utama yakni di sepertiga malam utama, kedua, atau terakhir. Setelah salat witir dan salat tahajud dilaksanakan.
Namun ada beberapa tidak diperbolehkan untuk melaksanakan salat taubat nasuha ini, yakni:
- Mulai dari terbit fajar kedua hingga terbit matahari.
- Saat terbit matahari hingga matahari naik sepenggalan.
- Saat matahari persis di tengah-tengah hingga terlihat condong.
- Mulai dari sholat Ashar hingga matahari tenggelam.
- Ketika menjelang matahari tenggelam hingga benar-benar sempurna tenggelamnya
2. Dilakukan Sendiri-Sendiri
Salat taubat nasuha ini memang lebih baik dilaksanakan sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan karena salat ini merupakan salat nafilah yang tidak disyariatkan untuk dikerjakan secara berjemaah. Agar bisa lebih kusyuk dan mengakui perbuatan dosa dengan sebenar-benarnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist, hendaknya sebelum melaksanakan salat taubat nasuha didahului dengan bersuci dengan baik. Disunnahkan untuk mandi besar sebelum melakukan salat taubat nasuha.
3. Niat
Niat salat taubat adalah dengan menghadirkan keinginan untuk taubat dari berbagai kesalahan, kemudain dilanjutkan dengan berwudu dan melaksanakan salat 2 rakaat.
Ushalli Sunnatat Taubata Rak’ataini Lillahi Ta’ala
Artinya: Saya niat salat sunnah taubat dua rakaat karena Allah SWT.
Tata Cara Salat Taubat Nasuha
4. Pelaksanaan
Setelah sesuai dengan tata cara yang sudah disebutkan di atas, mulai dari memilih waktu dan keadaan yang tepat, kemudian membaca niat, pelaksanaan salat bisa langsung dilaksanakan seperti salat fardu pada umumnya. Tetapi hanya dilaksanakan 2 rakaat salam pada setiap rakaatnya.
Seperti, Takbirotul Ihram, membaca doa Istiftah/iftitah, membaca surat Al Fatihah, membaca surat pendek, rukuk, i'tidal (membaca doa i'tidal), sujud (membaca tasbih sujud tiga kali), duduk di antara dua sujud (membaca doa 'Robbighfirlii warhamnii...'), sujud kedua (membaca tasbih sujud tiga kali), tasyahud akhir (membaca bacaan tasyahud akhir), terakhir salam.
5. Doa Salat Taubat Nasuha
Adapun bacaan istighfar setelah mengerjakan salat taubat nasuha adalah sebagai berikut:
Astaghfirullahal Ladzii Laa Ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyuumu Wa Atuubu Ilaihi.
Artinya: “Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya.”
Bacaan istighfar ini hendaknya diucapkan sebanyak 100 kali sambil diresapi artinya dalam hati dengan setulus-tulusnya.
Setelah itu baru membaca doa salat taubat nasuha seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berikut ini:
Allahumma Anta Robbii Laa Ilaaha Illaa Anta, Kholaqtanii Wa Ana ‘Abduka Wa Ana ‘Ala ‘Ahdika Wa Wa’dika Mastatho’tu. A’udzu Bika Min Syarri Maa Shona’tu, Abuu-U Laka Bini’matika ‘Alayya, Wa Abuu-U Bi Dzanbii, Faghfirlii Fainnahuua Laa Yaghfirudz Dzunuuba Illa Anta
Artinya:
"Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hambamu dan aku di atas ikatan janjimu dan akan menjalankannya dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakuimu atas nikmatmu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku padamu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau."
Advertisement
Hikmah Salat Taubat Nasuha
Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Quran al-'Azhim menjelaskan, taubat nasuha, yaitu taubat yang jujur, yang didasari atas tekad yang kuat, yang menghapus kejelekan-kejelekan di masa silam, yang menghimpun dan mengentaskan pelakunya dari kehinaan.
Sholat taubat ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya:
"Setiap orang yang pernah berbuat dosa, kemudian segera bergerak dan berwudlu', kemudian shalat lalu memohon ampunan dari Allah, pasti Aliah akan memberikan ampunan baginya Setelah itu dibacanya surah ini : Mereka yang pernah mengerjakan kejahatan atau telah berbuat dosa terhadap dirinya sendiri, lalu mereka segera ingat kepada Allah, terus memohon ampunan atas dosanya. Siapa pula yang akan mengampuni segala dosa kalau bukan Allah. Sudah itu mereka insyaf dan sadar bahwa tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa seperti yang sudah sudah, maka mereka itu akan diganjar dengan suatu pengampunan dari Allah dan akan diberi pahala dengan surga dimana dibawahnya mengalir air sungai-sungai, nun disitulah tempat mereka kekal abadi."
Keutamaannya Dilakukan di Bulan Ramadan
Bulan suci Ramadan merupakan momen yang tepat untuk bertaubat karena bulan Ramadan merupakan bulan penuh ampunan. Selain itu, pada hari Idul Fitri manusia yang bertaubat dan saling memaafkan akan dibersihkan kembali layaknya bayi yang terlahir tanpa dosa.
Dalam Al-Quran dikatakan, taubat yang baik adalah taubat nasuha. Allah berfirman dalam Surat At-Tahrim Ayat 8, "Wahai orang-orang beriman bertaubatlah kalian kepada Allah dengan tobat nasuha."
Mengenai cara bertaubat pada zaman Rasulullah SAW, diterangkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah Bab Haddizina Kitabu Hudud, "Ada tata cara pelaksanaan taubat dalam Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim bila telah melakukan kesalahan atau pelanggaran agama di zaman Rasulullah SAW, yaitu datang menghadap kepada Rasulullah untuk mengakui kesalahannya dengan sejujur-jujurnya dan kesanggupan untuk membayar kafaroh."
Selain itu, orang yang bertobat haruslah merasa menyesal dan tidak mengulangi perbuatannya. Sebagaimana disabdakan nabi dalam hadis Ibnu Majah Kitabu Zuhdi, "Penyesalan adalah taubat".
Sebagai umat Islam, kita juga bisa memperbanyak istighfar. Diriwayatkan dalam Hadis riwayat Abu Daud, "Suatu ketika saya menghitung untuk Rasulullah dalam satu kali tempat duduk seratus kali membaca "Robbigfirlii watub 'alayya innaka antattawwabu rrohiim".
Artinya:
"Wahai Tuhanku, ampunilah saya, dan terimalah taubatku sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang."
Advertisement