Gejala TBC, Penyebab, Jenis, Pengobatan, dan Cara Pencegahannya

Ketahui gejala TBC sejak dini.

oleh Selma Intania Hafidha diperbarui 20 Okt 2020, 17:10 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2020, 17:10 WIB
Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)
Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Gejala TBC tidak boleh diabaikan dan harus segera ditangani. Gejala TBC yang dirasakan harus segera dikonsultasikan ke dokter agar cepat mendapatkan penanganan. Ada beberapa gejala TBC yang harus dipahami, pasalnya gejala TBC yang timbul biasanya tidak hanya satu.

Tuberkulosis atau TBC menjadi penyakit menular paling mematikan di dunia. Jumlah penderita infeksi serius yang mempengaruhi paru-paru ini jumlahnya makin bertambah. WHO menemukan 10,4 juta kasus baru pada tahun 2016 dan 1,7 juta kematian akibat TBC. 

Menjadi penyakit menular yang paling mematikan, oleh sebab itu penting untuk mengetahui gejala TBC sejak dini. Mengidentifikasi gejala TBC bisa membantu seseorang mencegah komplikasi seperti infeksi PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) pada organ tubuh lain. 

TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yangberlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang gejala TBC, beserta penyebab hingga cara pengobatannya, Selasa (20/10/2020).

Gejala TBC

Ilustrasi Tuberkulosis
Perlu diketahui gejala utama pasien TBC paru, yaitu batuk berdahak selama dua minggu atau lebih.

Gejala TBC harus diketahui sejak dini dan tak boleh diabaikan. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin.

1. Batuk terus-menerus

gejala TBC yang pertama dan umum terjadi yakni batuk secara terus-menerus. gejala batuk terus-menerus ini terjadi selama lebih dari 2 minggu. Jika kamu mengalaminya, lebih baik segera periksakan ke dokter.

2. Batuk darah

Selain batuk terus-menerus, batuk berdarah merupakan gejala TBC selanjutnya yak tak boleh diabaikan. Penderita TBC biasanya juga mengalami batuk darah. Oleh karena itu waspadalah ketika ada noda darah ketika kamu batuk.

3. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan merupakan gejala TBC selanjutnya yang harus diwaspadai. Penderita TBC juga biasanya mengalami penurunan berat badan. Hal ini menunjukkan sebab adanya bakteri TB yang berkembang di dalam tubuh kamu.

4. Demam

Selain batuk terus-menerus, jika merasakan demam, gejala TBC satu ini tak boleh diabaikan. Setiap infeksi TBC biasanya disertai dengan demam. Apabila kamu merasa demam secara tiba-tiba, sebaiknya juga waspadalah.

5. Lemah

Gejala TBC selanjutnya yakni tubuh merasa lemah. Penyakit TBC bisa membuat tubuhmu cepat merasa lemah.

6. Rasa sakit di paru-paru

TBC TBC merupakan penyakit yang menginfeksi paru-paru. Jika kamu merasakan nyeri tajam di paru-paru dan merasa kesakitan ketika menghembuskan udara maka kamu memiliki infeksi paru-paru yang parah.

7. Infeksi yang tidak kunjung sembuh

Selain membuat infeksi paru-paru, TBC juga dapat menginfeksi setiap bagian tubuh seperti perut, hati, bahkan otak. Jika kamu memiliki infeksi di daerah tersebut lebih dari 3 minggu, sebaiknya periksakanlah ke dokter.

8. Menggigil di malam hari

Jika kamu menggigil di malam hari padahal udara sedang tidak dingin, hal ini bisa jadi tanda TBC. Sebab infeksi dari bakteri TBC ini akan menyebabkan menggigil di malam hari.

9. Kelelahan

Gejala TBC yang lain adalah kamu akan mudah sekali lelah karena daya tahan tubuh mulai melemah.

10. Urine kemerahan

Amati urine yang berubah warna (kemerahan) atau urine keruh. Ini merupakan gejala TBC yang muncul pada tahap selanjutnya.

Selain gejala TBC yang sudah dijelaskan, hal lainnya yang perlu diperhatikan bahwa Tidak semua kuman TBC yang masuk ke paru-paru langsung menimbulkan gejala. Kuman TBC bisa saja hanya bersembunyi sampai suatu hari berubah menjadi aktif dan menimbulkan gejala. Kondisi ini dikenal sebagai TBC laten. Selain tidak menimbulkan gejala, TBC laten juga tidak menular.

Selain menyerang paru-paru, kuman TBC juga dapat menyerang organ lainnya, seperti ginjal, usus, otak, atau TBC kelenjar. 

Penyebab TBC

Merdeka dari TBC, Yuk Terapkan 6 Gaya Hidup Sehat Ini Sehari-hari!
(Foto:Ilustrasi)

Selain mengetahui gejala TBC yang dirasakan, penting juga untuk mengetahui gaktor penyebeb TBC. Secara umum, penyebab TBC adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kuman atau bakteri ini menyebar di udara melalui percikan ludah penderita, misalnya saat berbicara, batuk, atau bersin. Meski demikian, penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan cukup lama dengan penderita.

Faktor Penyebab TBC :

1. Sistem Kekebalan Tubuh Melemah

Salah satu faktor penyebab TBC terjadi adalah sistem kekebalan tubuh yang melemah. Sejumlah penyakit, kondisi, dan obat-obatan dapat melemahkan sistem kekebalan.

Beberapa faktor penyebab TBC yang diakibatkan sistem kekebalan tubuh melemah adalah HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal berat, kanker tertentu, kemoterapi, obat untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan, beberapa obat digunakan untuk mengobati (rheumatoid arthritis, penyakit crohn dan psoriasis), malnutrisi, dan usia yang sangat muda atau lanjut.

2. Bepergian atau Tinggal di Daerah Tertentu

Faktor penyebab TBC selanjutnya yakni bepergian atau tinggal di daerah tertentu. Menurut MayoClinic, Risiko tertular TBC lebih tinggi bagi orang yang tinggal di atau bepergian ke daerah yang memiliki tingkat TBC yang tinggi dan TBC yang resistan terhadap obat.

TBC memengaruhi semua kelompok umur dan semua bagian dunia. Namun, penyakit ini kebanyakan menyerang orang dewasa muda dan orang yang tinggal di negara berkembang, seperti negara-negara di Afrika, Eropa Timur, Asia, Rusia, Amerika Latin, dan Kepulauan Karibia. 

 

Jenis TBC

Setelah mengetahui gejala TBC juga penyebabnya, berikut ini ulasan singkat mengenai jenis TBC atau macam-macamnya.

1. TB Laten

Jenis TBC yang pertama yakni TBC laten. TB laten juga disebut TB tidak aktif atau TB infeksi yang tak menular. Namun, bisa berubah menjadi aktif sehingga pengobatan penting bagi TB laten untuk membantu mengendalikan penyebaran.

2. TB Aktif

TB aktif merupakan penyakit TBC yang bisa menularkan kepada orang lain. Bakteri pada TB Laten kemudian setelah periode berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, mulai menyebabkan gejala TB. Ini dikenal sebagai TB aktif.

Pengobatan dan Pencegahan TBC

Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)
Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)

Pengobatan TBC

Selain mengetahui gejala TBC dan penyebabnya, berikut ini pengobatan dan pencegahan TBC. Obat-obatan merupakan dasar pengobatan tuberkulosis. Tapi mengobati TB memakan waktu lebih lama dibanding mengobati infeksi bakteri jenis lain. Prinsip utama pengobatan TBC (tuberkulosis) adalah patuh untuk minum obat selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).

Jika TB laten, perlu minum satu jenis obat TB. Untuk TB aktif, terutama jika itu adalah virus yang tahan obat, memerlukan beberapa obat sekaligus. Obat-obatan yang paling umum digunakan untuk mengobati tuberkulosis meliputi Isoniazid, Rifampisin (Rifadin, Rimactane), Etambutol (Myambutol), dan Pirazinamid.

Menyelesaikan proses pengobatan sangat penting. Menghentikan pengobatan terlalu cepat atau melewatkan dosis bisa memungkinkan bakteri yang masih hidup menjadi resisten terhadap obat-obatan, yang mengarah ke TB yang jauh lebih berbahaya dan sulit untuk mengobati.

 

Pencegahan TBC

Salah satu langkah untuk mencegah TBC (tuberkulosis) adalah dengan menerima vaksin BCG(Bacillus Calmette-Guerin). TBC dapat dicegah dengan cara yang sederhana, yaitu mengenakan masker saat berada di tempat ramai dan jika berinteraksi dengan penderita TBC, serta sering mencuci tangan.

Selain itu, kamu juga perlu untuk mewaspadai pengidap TBC di sekitar kamu. Memiliki keluarga atau tetangga yang menderita TBC bukan berarti harus dijauhi. Hal yang terpenting adalah mengetahui sumber penularan dan menghindarinya.

Karena penyakit ini menular melalui udara, penderita sebaiknya menggunakan masker, membuang dahak di tempat yang dapat langsung dilaliri air, menutup mulut ketika batuk atau bersin, serta tidak berganti-ganti alat makan dengan orang yang sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya