Harry van Jogja, Tukang Becak Paling Terkenal di Jogja dengan 12 Ribu Followers

Harry van Jogja terkenal berkat kemampuan Bahasa Inggrisnya.

oleh Fadila Adelin diperbarui 15 Jun 2021, 18:56 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 18:46 WIB
harry van jogja
Harry van Jogja (foto: Liputan6/Fadila Adelin)

Liputan6.com, Jakarta Harry van Jogja (52) demikianlah lelaki itu dipanggil. Mungkin masih asing terdengar di telinga kita. Namun jangan salah, dia adalah tukang becak yang paling terkenal di Jogja karena keberhasilannya memanfaatkan teknologi dan menembus dunia maya untuk menggaet pelanggannya baik turis lokal maupun mancanegara.

Pria yang dilahirkan dengan nama Blasius Harry ini sebenarnya berasal dari keluarga yang sadar akan pendidikan. Orangtuanya, yang dulunya juga penarik becak berhasil menyekolahkannya hingga tamat SMA. Tidak tanggung-tanggung SMA tempat ia belajar adalah SMA De Britto yang merupakan salah satu SMA favorit di Yogyakarta.

Pada awal tahun 1990-an selepas lulus SMA, Harry melanjutkan kuliah di Universitas Sanata Dharma dengan jurusan Pendidikan Matematika. Dari situlah kariernya menjadi tukang becak dimulai. Biaya kuliah yang cukup tinggi membuat orangtuanya kesulitan, sehingga ia memutuskan mencari tambahan penghasilan dengan menarik becaknya selepas kuliah hingga malam hari. Namun biaya yang semakin mahal tiap tahun, memaksanya harus putus kuliah dan menjadi tukang becak sepenuhnya. Lelaki murah senyum tersebut  mangkal setiap hari di kampung turis Prawirotaman, Yogyakarta.

Perkenalan Harry van Jogja dengan Internet

Perkenalannya dengan dunia maya dimulai ketika tahun 2000 seorang turis yang berasal dari Amerika Serikat kagum padanya yang cukup pintar berbahasa Inggris. Turis tersebut berharap dapat melanjutkan komunikasi dengan Harry. Pada saat itu telepon dan surat masih susah dijangkau, sehingga email adalah alat komunikasi yang paling memadai.

Sejak saat itulah Harry ketagihan internet, dia sering datang ke warnet hanya untuk mengecek email, "Lama-lama saya malu, mosok cuma lima menit tok di warnet. Akhirnya saya coba klik ikon-ikon yang ada di desktop dan juga history usernya, ternyata banyak konten saru-sarunya," ujarnya sambil tertawa kepada Liputan6.com beberapa waktu yang lalu. Harry menyadari bahwa apapun ada di internet asal memanfaatkan untuk hal positif.

Di mulai dari chatting dengan YM dan MIRC, Harry berkenalan dengan orang dari berbagai belahan dunia. Dia mempromosikan wisata Jogja sekaligus menawarkan jasanya sebagai tukang becak. "Awalnya kalau kenalan sama orang Indonesia malah nuduh saya pembohong , tapi kalau bule mereka justru kagum dengan profesi saya," ungkapnya.

Berkenalan dengan Banyak Wisatawan Mancanegara

Promosi Harry pun berlanjut via Friendster kemudian Facebook. Dia berhasil mendapat pelanggan dari promosinya tersebut pada tahun 2003 ketika seorang turis dari Belanda menghubunginya via email.

"Kalau untuk sekarang ini saya lebih condong ke Twitter, karena Facebook banyak yang alay," ujarnya jujur. @becakcitytour, Twitter yang dimilikinya saat ini sudah memiliki followers lebih dari 12.000 orang, bahkan mantan presiden SBY adalah salah satu dari ribuan followersnya.

Dia berharap lewat Twitter tersebut dapat menambah pelanggan becaknya, karena bagaimanapun juga dia membutuhkan biaya yang tinggi untuk menyekolahkan ketiga anaknya hingga perguruan tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya