Haru, Ibu Ini Rela Minum Air Seni Demi Selamatkan Anak saat Terdampar di Laut

Kisah sang ibu ini menarik simpati banyak masyarakat.

oleh Novita Ayuningtyas diperbarui 23 Sep 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2021, 17:00 WIB
Seorang ibu di Venezuela minum air seninya sendiri dan rela berkorban nyawa demi dua anaknya
Seorang ibu di Venezuela minum air seninya sendiri dan rela berkorban nyawa demi dua anaknya (Dok. Facebook/Mujer Linda/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta Demi menyelamatkan nyawa anak, para orang tua biasanya akan berusaha dan berbuat apa saja. Bahkan, sekalipun aksinya bisa membahayakan diri sendiri.

Hal ini pula yang dilakukan oleh seorang wanita berusia 40 tahun. Seorang wanita yang diketahui memiliki dua anak ini rela meminum air kencingnya sendiri agar bisa menyelamatkan anak-anaknya saat terjebak di perahu di tengah laut.

Dilansir Liputan6.com dari Siakapkeli, Kamis (23/9/2021) seorang ibu bersama keluarga serta teman-teman dan pengasuhnya tengah dalam perjalanan dari Higuerote, Venezuela menuju pulau tak berpenghuni di La Tortuga, Karibia. Perjalanan tersebut pun ditempuh menggunakan kapal bernama Thor yang dinahkodai oleh sang suami.

Namun, nahasnya kapal tersebut tak berhasil menepi di pulau tujuan akibat besarnya ombak yang menerjang saat perjalanan. Tidak berhasilnya kapal tersebut menamu membuat operasi penyelamatan besar-besaran pun dilakukan oleh pihak berwenang.

Sang ibu meninggal dunia di tengah laut dengan dipeluk anak-anaknya

Seorang ibu di Venezuela rela berkorban nyawa demi dua anaknya
Seorang ibu di Venezuela minum air seninya sendiri dan rela berkorban nyawa demi dua anaknya (Dok. Facebook/Mujer Linda/Komarudin)

Kapal Thor sendiri diketahui telah meninggalkan Venezuela pada 3 September 2021 lalu dan dijadwalkan kembali pada 5 September 2021. Namun, karena kapal tidak kunjung kembali sesuai jadwal, pihak Otoritas Maritim Nasional Venezuela, INEA melakukan pencarian besar-besaran.

“Pada 3 September pukul 9.30 pagi, sebuah perahu bernama Thor meninggalkan Higuerote menuju Pulau La Tortuga dengan perjalanan pulang yang dijadwalkan pada 5 September. Otoritas pelabuhan diberitahu pada 5 September sekitar pukul 11 ​​malam bahwa kapal gagal mencapai tujuannya atau kembali ke lokasi yang ditinggalkannya dan operasi pencarian telah diluncurkan." ujar Otoritas Maritim Nasional Venezuela, INEA.

Dua hari melakukan operasi penyelamatan, pihak berwenang pun menemukan adanya perahu penyelamat di tengah laut pada cuaca yang panas. Namun, nahasnya saat ditemukan, korban yang juga seorang ibu berusia 40 tahun telah meninggal dunia. Namun, bukan itu saja yang membuat tim penyelamat merasa prihatin. Pasalnya, kedua anak korban yang berusia 6 dan 2 tahun terlihat tengah memeluk sang ibu.

Sementara itu, pengasuh yang ikut melakukan perjalanan bersama ditemukan di sebuah kulkas kecil. Sang pengasuh pun dilaporkan bersembunyi di kulkas untuk menghindari cuaca panas. Akan tetapi lima orang lainnya termasuk suami korban yang menjadi nahkoda kapal masih belum ditemukan.

Sang ibu rela minum air kencing sendiri demi bisa menyusui anak-anaknya

Operasi penyelamatan
Operasi penyelamatan korban dari kapal karam di Venezuela (Dok. Facebook/Mujer Linda/Komarudin)

Para korban yang ditemukan pun langsung dilarikan ke rumah sakit guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Seorang juru bicara dari Otoritas Maritim Nasional Venezuela juga menyebutkan jika sang ibu yang meninggal dunia karena dehidrasi setelah tidak minum selama 3 hari. Namun, bukan hanya itu saja, setelah menjalani pemeriksaan diketahui jika sang ibu memilih minum air seninya sendiri agar bisa tetap menyusui anak-anaknya agar tetap hidup.

"Sang ibu telah meninggal untuk menjaga anak-anaknya tetap hidup dengan menyusui mereka dan meminum air seninya sendiri.Dia meninggal tiga atau empat jam sebelum operasi penyelamatan karena dehidrasi setelah tidak minum air selama tiga hari." lanjutnya.

Korban pun diketahui telah dikuburkan dengan aman pada Sabtu (11/9/2021). Namun, pencarian korban yang masih hilang masih terus dilakukan meski kesempatan menyelamatkan yang selamat sangat tipis. Sang juru bicara juga mengungkapkan jika peluang keluarga tersebut untuk bertahan hidup akan lebih tinggi apabila mereka memiliki radio, GPS atau alat-alat pendukung lainnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya