Kifosis Adalah Kondisi Postur Bungkuk, Berikut Gejala dan Penanganan

Berikut adalah penjelasan mengenai kifosis, mulai dari penyebab, penanganan, hingga langkah pencegahan.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 13 Sep 2022, 18:20 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2022, 18:20 WIB
Parasetamol Bukan Untuk Hilangkan Nyeri Punggung Bagian Bawah
Nyeri punggung bagian bawah diduga memengaruhi dua dari lima orang, yang dipicu oleh postur tubuh yang buruk, cara membungkuk

Liputan6.com, Jakarta Kifosis adalah salah satu jenis masalah yang terjadi pada tulang belakang. Kifosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung ke luar lebih dari sebagaimana mestinya.

Akibat dari kondisi kifosis adalah punggung atas terlihat terlalu membulat. Selain itu, akibat dari kifosis adalah dapat membuat orang terlihat bungkuk.

Dengan kata lain, kifosis adalah kondisi di mana tulang belakang memiliki lengkungan yang melebihi kondisi normal, sehingga membuat postur tubuh seseorang menjadi bungkuk.

Pada kondisi normal, tulang belakang memang memiliki lengkungan alami. Lengkungan tersebut berfungsi untuk postur tubuh dan membantu kita berdiri tegak. Akan tetapi, lengkungan yang berlebihan dapat memengaruhi postur dan membuat sulit berdiri.

Untuk lebih memahami lebih dalam mengenai kifosis, berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai gejala hingga penanganan kifosis, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (13/9/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Siapa yang berisiko mengalami kifosis?

Kifosis adalah kondisi yang tidak akan menyebabkan komplikasi dan masalah kesehatan lainnya. Hanya saja, kifosis sangat memengaruhi postur tubuh dan juga penampilan. Dengan kata lain, kondisi ini juga bisa berdampak pada tingkat kepercayaan diri.

Namun dalam kasus yang parah, kifosis adalah kondisi yang dapat menyebakan rasa sakit bahkan masalah pernapasan. Pada tingkat kifosis yang parah, diperlukan proses pembedahan untuk memperbaiki kondisi tulang belakang.

Remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan lebih rentan mengalami kifosis, karena masa pertumbuhan, biasanya tulang tumbuh lebih cepat. Meski demikian, orang yang sudah dewasa pun tetap memiliki risiko untuk mengalami kifosis.

Pada orang dewasa, kifosis adalah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya fleksibilitas pada tulang belakang akibat bertambahnya usia. tulang belakang bisa lebih condong ke depan. Berkurangnya fleksibilitas tulang belakang ini dapat menyebabkan tulang belakang lebih miring ke depan.

Dengan kata lain, kifosis adalah kondisi yang dapat menyerang siapa saja dari berbagai usia, baik itu laki-laki maupun perempuan. Hanya saja, tingkat keparahan dan penyebabnya berbeda.


Tipe Kifosis

Agar Tak Bungkuk, Begini Cara Memakai Ponsel yang Benar
Postur tubuh yang salah saat memakai ponsel dapat membuat tubuh Anda bungkuk. Selain itu, postur yang salah tersebut juga bisa membebani

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kifosis dapat menyerang siapa saja dalam rentang usia berapapun. Bisa dibilang, bahwa hampir semua orang berisiko mengalami kifosis. Yang membedakan adalah tingkat risiko dan jenis kifosis yang dideritanya. Secara umum, ada tiga jenis kifosis, yakni kifosis postural, kifosis Scheuermann, dan kifosis kongenital.

Kifosis Postural

Kifosis postural adalah jenis kifosis umum yang terjadi pada penderita kifosis. Kifosis postural kebanyakan terjadi pada remaja. Kifosis postural terjadi karena kebiasaan membungkuk dan memposisikan postur yang kurang tepat.

Kebiasaan buruk tersebut dapat meregangkan ligamen dan otot yang menahan tulang belakang. Peregangan itu menarik tulang belakang keluar dari posisi normalnya, menyebabkan bentuk bulat di tulang belakang.

Adapun ciri-ciri kifosis postural antara lain adalah, sebagai berikut:

a. Memiliki kurva yang fleksibel. Artinya, mengubah posisi tubuh atau postur dapat mengubah tingkat kelengkungan.

b. Terjadi pada remaja. Pada remaja, kifosis lebih rentan terjadi pada remaja putri daripada remaja putra.

c. Kifosis postural tidak menyebabkan rasa sakit atau masalah kesehatan lain.

Kifosis Scheuermann

Tipe kifosis ini diberi nama sesuai nama seorang ahli radiologi yang pertama kali mengidentifikasi kondisi tersebut. Kifosis Scheuermann terjadi ketika tulang belakang memiliki bentuk yang berbeda. Alih-alih berbentuk persegi panjang, tulang belakang memiliki bentuk baji. Tulang berbentuk baji melengkung ke depan, membuat tulang belakang terlihat membulat.

Adapun karakteristik dari kifosis Scheuermann antara lain sebagai berikut:

a. Muncul lebih sering pada remaja. Risiko terjadi pada remaja putra lebih tinggi daripada remaja putri.

b. Bisa lebih parah daripada kyphosis postural, terutama pada orang dengan berat badan di bawah rata-rata.

c. Menyebabkan kurva kaku, tidak fleksibel — mengubah posisi tidak akan mengubah kurva.

d. Bisa terasa nyeri, terutama saat beraktivitas atau saat berdiri atau duduk dalam waktu lama.

Kifosis Kongenital

Kifosis Kongenital merupakan kondisi akibat bawaan sejak lahir. Dengan kata lain, kondisi ini dialami seseorang karena diturunkan dari orang tua atau leluhurnya. Kifosis kongenital merupakan kondisi di mana tulang belakang tidak berkembang dengan baik ketika seorang anak masih berada di dalam kandungan.

Adapun karakteristik kifosis kongenital antara lain sebagai berikut:

a. Bisa menjadi lebih parah saat anak tumbuh.

b. Biasanya membutuhkan pembedahan pada usia muda untuk menghentikan lengkungan tulang belakang menjadi lebih parah.

c. Kifosis kongenital bisa hadir bersama dengan cacat lahir lainnya yang memengaruhi jantung dan ginjal.


Gejala Kifosis

Istri yang bungkuk dampingi Suami yang Buta 30 Tahun
Di tengah maraknya kasus perceraian, kekerasan dalam rumah tangga di negeri itu, cerita ini seolah memberikan pencerahan

Seseorang yang mengalami kifosis atau tidak bisa dikenali dari gejala-gejala yang muncul pada dirinya. Secara umum, gejala kifosis adalah postur tubuh yang bungkuk. Selain itu, muncul semacam punuk di punggung bagian atas. Otot paha bagian belakang yang kencang juga bisa menjadi gejala lain dari kifosis.

Beberapa kasus kifosis yang parah bisa menimbulkan gejala sebagai berikut:

a. Nyeri atau kaku pada punggung dan tulang belikat.

b. Mati rasa, kaki kesemutan.

c. Kelelahan yang ekstrim.

d. Sesak napas atau masalah pernapasan lainnya karena tulang belakang menekan saluran udara.

e. Masalah keseimbangan.

f. Inkontinensia kandung kemih atau inkontinensia usus.


Penyebab Kifosis

kifosis-130425b.jpg
Ilustrasi Kifosis

Kifosis adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-gaktor ini juga akan memengaruhi jenis kifosis seperti apa yang akan dialami seseorang.

Penyebab kyphosis tergantung pada jenisnya:

a. Penyebab Kifosis Postural: Postur tubuh yang buruk, bersandar di kursi, membawa tas berat.

b. Penyebab Kifosis Scheuermann: Masalah pada struktur tulang belakang.

c. Penyebab Kifosis Kongenital: Masalah yang berkembang di tulang belakang sebelum lahir.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa menjadi penyebab kifosis antara lain adalah usia. Faktor usia menjadi salah satu penyebab kifosis, karena bertambahnya usia akan mengurangi fleksibilitas tulang belakang, sehingga lebih rentan untuk melengkung ke depan sehingga postur menjadi bungkuk. Cedera tulang belakang juga menjadi faktor lain yang dapat menjadi penyebab kifosis.


Penanganan Kifosis

Mencoba Terapi Biofeedback
Ilustrasi Biofeedback Credit: pexels.com/pixabay

Kondisi tulang belakang yang membungkuk secara teknis dapat ditangani secara medis. Namun, langkah penanganan kifosis harus memperhatikan beberapa hal, yakni usia, riwayat kesehatan, jenis kifosis, keparahan lengkungan.

Adapun tujuan dari penanganan kifosis ini adalah untuk menghentikan lengkungan di tulang belakang menjadi lebih buruk. Dalam kasus yang parah, Anda mungkin memerlukan pembedahan. Akan tetapi, kebanyakan kasus kifosis tidak memerlukan pembedahan, melainkan sejumlah terapi.

Adapun langkah penanganan tanpa operasi untuk mengatasi kifosis antara lain sebagai berikut:

a. Memantau kurva: Sinar-X reguler selama masa remaja mengawasi kemajuan kurva.

b. Terapi fisik: Latihan dapat memperkuat otot perut dan punggung untuk menghilangkan rasa sakit dan memperbaiki postur. Latihan lain dapat meregangkan paha belakang yang kencang dan memperkuat area tubuh lainnya.

c. Obat nyeri: Obat anti inflamasi dapat meredakan nyeri punggung.

d. Penyangga punggung: Ini penanganan paling umum ketika anak-anak yang masih tumbuh memiliki kifosis Scheuermann.

Jika kifosis menimbulkan rasa sakit yang parah atau gejala lain yang mengganggu kesehatan, pembedahan dapat membantu. Prosedur pembedahan dapat mengurangi kelengkungan untuk meredakan gejala. Operasi perlu dilakukan untuk orang yang mengalami kifosis kongenital, kifosis Scheuermann dengan kurva lebih dari 75 derajat, serta kifosis yang disertai dengan punggung yang parah.


Langkah Pencegahan Kifosis

ilustrasi plank
ilustrasi plank (Sumber: Pexels)

Kifosis sebenarnya adalah kondisi yang dapat dicegah. Adapun langkah-langkah yang dapat mencegah Adna mengalami kifosis adalah sebagai berikut:

a. Jaga postur yang baik.

b. Perkuat otot perut dan punggung.

c. Jaga berat badan yang sehat.

d. Gunakan tas ransel yang nyaman untuk membawa buku dan peralatan sekolah.

e. Latihan untuk memperkuat tubuh dan menjaganya tetap fleksibel.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya