Liputan6.com, Jakarta Penyakit Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan penderita seakan-akan memiliki dunia sendiri. Penyakit ini dapat memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi penderitanya. Oleh karena itu, penderita skizofrenia harus mendapat perhatian khusus karena mereka tidak mampu menjalani hidupnya dengan produktif.
Penyakit skizofrenia adalah kondisi jangka panjang yang dapat membutuhkan penanganan seumur hidup dan dapat terjadi pada siapa saja. Dalam penanganannya, orang-orang di sekitar penderita skizofrenia harus selalu mendukung agar penderita berkeinginan untuk berobat ke dokter.
Pengobatan skizofrenia bertujuan agar kekambuhan penyakit dapat dikontrol dan dikendalikan, sehingga penderita dapat kembali menjalani hidup layaknya orang normal. Kamu perlu mengenali penyebab skizofrenia, gejala, hingga pengobatan skizofrenia.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (7/11/2022) tentang penyakit Skizofrenia.
Penyakit Skizofrenia
Penyakit skizofrenia adalah penyakit yang ditandai dengan pikiran terbagi atau terpecah, di mana hal ini mengacu pada terganggunya keseimbangan pada emosi dan pikiran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skizofrenia adalah penyakit jiwa yang ditandai oleh ketidakacuhan, halusinasi, waham untuk menghukum, dan merasa berkuasa, tetapi daya pikir tidak berkurang.
Melansir Mayo Clinik dan WebMD, penyakit skizofrenia adalah sekelompok gangguan berat pada otak di mana orang akan menafsirkan realitas dengan abnormal, tidak seperti orang pada umumnya. Orang yang mengalami skizofrenia akan mengalami beberapa hal seperti halusinasi, khayalan, dan gangguan pada pemikiran dan perilaku. Mayoritas penderitanya mengalami rasa takut yang luar biasa. Biasanya penyakit skizofrenia muncul pada usia dewasa.
Penyakit skizofrenia bisa dikatakan merupakan sebuah kondisi yang kronis. Pasalnya, penderitanya tidak dapat dilepaskan dari pengobatan. Mereka harus mendapatkan perawatan seumur hidupnya. Namun, apabila kondisi ini ditangani sejak dini, maka peluang kesembuhan cukup besar.
Advertisement
Penyebab Penyakit Skizofrenia
Penyebab penyakit skizofrenia belum diketahui. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk neurotransmiter, dopamin, dan glutamat. Hal ini telah dibuktikan dari sebuah studi neuroimaging yang menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat dari penderita Skizofrenia.
Selain itu, para peneliti juga percaya ada beberapa faktor lainnya yang dapat menjadi penyebab penyakit skizofrenia, yaitu:
- Faktor genetika dan lingkungan berkontribusi dalam perkembangan penyakit ini
- Kondisi hidup yang penuh stres
- Sering mengonsumsi obat psikoaktif selama masa remaja dan dewasa muda
- Sering terkena paparan virus, racun, atau kekurangan gizi selama masa kehamilan, khususnya pada trimester pertama dan kedua
Gejala Penyakit Skizofrenia
Tanda dan gejala penyakit Skizofrenia sering kali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya. Hal ini dikarenakan tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama dengan tanda dan gejala penyakit mental lainnya. Inilah yang membuat penyakit jiwa Skizofrenia sulit didiagnosis. Berikut gejala penyakit Skizofrenia:
Gejala Positif
Fungsi otak dari penderita penyakit Skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan. Hal ini menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti ini:
- Berkhayal. Ini merupakan hal yang paling umum dialami oleh para penderita Skizofrenia. Mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang normal. Mereka akan melihat realitas yang berbeda pula. Selain itu, penderita juga sering salah menafsirkan persepsi.
- Halusinasi. Orang yang mengalami penyakit ini sering berhalusinasi. Mereka seringkali melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
- Gangguan Pikiran. Penderita Skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan berkomunikasi.
- Perilaku Tidak Teratur. Orang yang mengalami Skizofrenia sering berperilaku aneh, seperti anak kecil yang melakukan hal-hal konyol. Selain itu, para penderita skizofrenia juga sering curiga dan seolah-olah berada di bawah pengawasan yang ketat. Hal itu menyebabkan mereka merasa tertekan.
Gejala Negatif
Gejala ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal. Gejala ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain:
- Sulit mengekspresikan emosi
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Kehilangan motivasi
- Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari
- Mengabaikan kebersihan pribadi
Gejala-gejala tersebut seringkali dianggap sebagai kemalasan yang biasa dialami oleh tiap orang. Namun, hal itu ternyata keliru.
Gejala Kognitif
Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir. Tanda dan gejala yang mungkin timbul, antara lain:
- Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat dimengerti
- Sulit berkonsentrasi
- Masalah pada memori otak
Penyakit Skizofrenia juga akan menimbulkan masalah pada suasana hati. Para penderitanya akan mengalami depresi, cemas, dan seringkali mencoba untuk bunuh diri. Gejala-gejala dari penyakit ini lambat laun dapat melumpuhkan para penderitanya. Sebab, hal ini sangat mengganggu kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari. Namun, apabila penderitanya masih berusia remaja, gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi.
Advertisement
Pengobatan Penyakit Skizofrenia
Pengobatan penyakit skizofrenia bisa membutuhkan penanganan seumur hidup, walaupun gejala sudah mereda. Penanganan dengan pengobatan dan terapi psiko-sosial dapat membantu menangani kondisi ini. Pada kasus tertentu, rawat inap dapat dibutuhkan. Penanganan penyakit Skizofrenia umumnya melibatkan psikiater, psikolog, pekerja sosial, perawat psikiatri, serta case manager untuk mengkoordinasikan pelayanan.
Pengobatan merupakan salah satu hal yang penting pada penanganan penyakit Skizofrenia. Pengobatan anti-psikotik yang umum digunakan dapat mengendalikan gejala dengan memengaruhi kadar dopamin pada otak. Tujuan dari pengobatan dengan anti-psikotik adalah untuk menangani tanda dan gejala secara efektif dengan dosis paling minimal yang memungkinkan.
Dokter yang merawat dapat menggunakan beberapa jenis obat, dengan dosis yang berbeda, atau kombinasi jenis pengobatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengobatan Skizofrenia juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, salah satunya adalah gangguan anggota gerak.
Selain pengobatan, intervensi psikologis dan sosial juga berperan pada penanganan Skizofrenia. Salah satu hal yang dapat dilakukan mencakup terapi individual dengan cara psikoterapi untuk membantu menyusun pola pikir, mengetahui cara mengatasi stres, dan menangani tanda dan gejala yang timbul. Selain itu, juga dapat dilakukan pelatihan keterampilan sosial, terapi keluarga, serta rehabilitasi pekerjaan.
Sebagian orang dengan Skizofrenia juga membutuhkan dukungan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh sebab itu, anggota keluarga atau kerabat yang tinggal bersama memiliki peran yang penting dalam penanganan pada orang dengan Skizofrenia.