Penyebab Hamil di Luar Kandungan adalah Pembuahan Terhambat, Ini Gejalanya

Semua wanita yang aktif secara seksual berisiko mengalami kehamilan ektopik.

oleh Laudia Tysara diperbarui 23 Mei 2023, 10:20 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2023, 10:20 WIB
Tips Menangani Virus COVID-19 Bagi Ibu Hamil
Ilustrasi ibu hamil. (pexels.com/SHVETS production)

Liputan6.com, Jakarta Hamil di luar kandungan atau kehamilan etopik merupakan kondisi yang tidak boleh disepelakan. Semua wanita yang aktif secara seksual berisiko mengalami kehamilan ektopik. Hamil di luar rahim terjadi pada 1-2% dari seluruh jumlah kehamilan.

Sekitar 85-90% di antaranya terjadi pada wanita yang sudah pernah hamil sebelumnya. Penyebab hamil di luar kandungan adalah berkaitan dengan kerusakan tuba falopi, saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim.

Mengenai masalah penyebab hamil di luar kandungan, kondisi ini membuat sel telur yang telah dibuahi menempelkan diri di luar dinding rahim, di tempat yang tidak seharusnya. Penyebab hamil di luar kandungan adalah umumnya karena hasil pembuahan terhambat dalam perjalanan menuju ke rahim.

Apa saja faktor risiko penyebab kehamilan etopik tersebut? Berikut Liputan6.com ulas lebih jauh tentang penyebab hamil di luar kandungan, gejala, diagnosa, dan cara menanganinya dari berbagai sumber, Rabu (11/8/2021).

Mengenal Penyebab Hamil di Luar Kandungan

Prediksi Risiko yang Timbul Setelah Induksi Persalinan
Ilustrasi Pemeriksaan Kehamilan. Credit: pexels.com/Mart

Hamil di luar kandungan atau rahim istilah medisnya kehamilan etopik. Pada kehamilan normal, telur yang sudah dibuahi akan melalui saluran tuba falopi yang menghubungkan indung telur dengan rahim menuju ke rahim. Telur tersebut akan melekat pada rahim dan bertumbuh menjadi janin.

Berbeda dengan masalah penyebab hamil di luar kandungan, kondisi ini membuat sel telur yang telah dibuahi menempelkan diri di luar dinding rahim, di tempat yang tidak seharusnya. Itu sebabnya, kondisi ini disebut hamil di luar kandungan atau etopik

Hamil di luar kandungan paling sering terjadi di tuba falopi. Penyebab hamil di luar kandungan adalah umumnya karena hasil pembuahan terhambat dalam perjalanan menuju ke rahim.

Mengenai penyebab hamil di luar kandungan adalah berkaitan dengan kerusakan tuba falopi, saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim. Namun demikian, kehamilan ektopik dapat terjadi di indung telur, rongga perut, atau leher rahim.

Penyebab Hamil di Luar Kandungan Lainnya

Mencegah Infeksi
Ilustrasi Kehamilan. Credit: pexels.com/freestocks

1. Penyebab hamil di luar kandungan adalah riwayat mengalami reaksi peradangan di area tuba falopi maupun organ di sekitarnya akibat infeksi menular seksual.

2. Penyebab hamil di luar kandungan adalah jenis penyakit menular seksual di antaranya gonore dan chlamydia.

3. Penyebab hamil di luar kandungan adalah riwayat melakukan prosedur bayi tabung.

4. Penyebab hamil di luar kandungan adalah memiliki gangguan infertilitas.

5. Penyebab hamil di luar kandungan adalah memiliki riwayat operasi atau pengikatan (sterilisasi) tidak sempurna di area tuba falopi sebelumnya.

6. Penyebab hamil di luar kandungan adalah menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD atau spiral), meskipun kemungkinan terjadi kehamilan kecil.

7. Penyebab hamil di luar kandungan adalah kebiasaan merokok.

8. Penyebab hamil di luar kandungan adalah ketika usia ibu 35 tahun atau lebih.

9. Penyebab hamil di luar kandungan adalah memiliki riwayat operasi panggul, operasi perut, atau beberapa aborsi.

10. Penyebab hamil di luar kandungan adalah memiliki riwayat penyakit radang panggul.

11. Penyebab hamil di luar kandungan adalah memiliki riwayat endometriosis.

12. Penyebab hamil di luar kandungan adalah memiliki riwayat kehamilan ektopik.

Gejala Hamil di Luar Kandungan

Induksi Persalinan
Ilustrasi Pemeriksaan Kehamilan. Credit: pexels.com/Mart

Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan mirip dengan kehamilan normal. Seorang wanita akan memiliki tes kehamilan positif. Wanita yang hamil ektopik akan merasakan gejala-gejala kehamilan biasa.

Pada awal kehamilan, mungkin tidak ada gejala hamil di luar kandungan yang mencurigakan. Akan tetapi, setelah 4 hingga 10 minggu hamil di luar kandungan terjadi, gejala akan mulai terlihat.

Berikut gejala hamil di luar kandungan yang perlu diwaspadai:

1. Mengalami nyeri ujung bahu

Ini adalah tanda umum dari pendarahan internal. Pendarahan dapat mengiritasi saraf frenikus, dan ini menyebabkan rasa sakit di bahu.

2. Mengalami nyeri saat buang air kecil atau besar

Ini juga dapat mengindikasikan kehamilan ektopik.

3. Pingsan atau kolaps

Jika tuba falopi pecah, ini dapat menyebabkan wanita pingsan dan kolaps. Ini akan dianggap sebagai keadaan darurat medis.

Jika sel telur yang telah dibuahi terus tumbuh di tuba falopi, ini dapat menyebabkan tuba pecah. Pendarahan hebat di dalam perut mungkin terjadi. Gejala dari peristiwa yang mengancam jiwa ini termasuk kepala sangat ringan, pingsan, dan syok.

4. Mengalami nyeri di satu sisi perut

Ini mungkin parah dan terus menerus.

5. Mengalami pendarahan vagina

Darah akan lebih terang atau lebih gelap daripada selama perdarahan menstruasi, dan biasanya kurang kental. Jika seorang wanita tidak tahu bahwa dia hamil, dia mungkin mengacaukan pendarahan vagina dengan darah menstruasi.

Diagnosa Hamil di Luar Kandungan

Jenis-Jenis Induksi Persalinan
Ilustrasi Pemeriksaan Kehamilan. Credit: pexels.com/Mart

1. Wawancara medis

Saat wawancara medis, umumnya dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan, seperti keluhan yang dirasakan, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan dan penggunaan alat KB, riwayat penyakit dan operasi sebelumnya, dan sebagainya.

2. Pemeriksaan fisik

Pada saat pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan secara lengkap. Umumnya pemeriksaan yang dilakukan mencangkupt ekanan darah, nadi, suhu tubuh, pernapasan, vagina, perut dan panggul. Ini dilakukan untuk mengonfirmasi ukuran rahim ketika masa kehamilan dan merasakan kondisi permukaan perut.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang kehamilan ektopik dilakukan di antaranya dengan pemeriksaan air seni untuk mengetahui kondisi kehamilan. Lalu pemeriksaan darah setiap dua hari sekali. Hal ini dilakukan untuk mengecek hormon ß-hCG yang diproduksi selama masa kehamilan. Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya masalah, misalnya kehamilan ektopik.

Kemudian dilakukan juga pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat di mana lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain. 

Cara Menangani Hamil di Luar Kandungan

Mencegah Keguguran
Ilustrasi Kehamilan. Credit: pexels.com/Mila

1. Obat-obatan

Pada kehamilan ektopik tahap awal yang tidak disertai perdarahan tidak stabil, terapi obat injeksi methotrexate dapat diberikan. Obat ini berfungsi untuk menghentikan pertumbuhan jaringan ektopik sekaligus melarutkannya. Beli obat online dapat menjadi pilihan praktis. Namun, ingat bahwa penggunaan obat harus sesuai dengan dosis yang direkomendasikan dokter.

2. Operasi

Apabila kehamilan sudah berusia beberapa minggu atau lebih, maka cara menangani kehamilan ektopik adalah dengan prosedur operasi. Tindakan yang dilakukan berupa operasi kecil atau besar, tergantung dari kondisi jaringan yang tumbuh pada kehamilan ektopik.

Penanganan dengan cara operasi lebih aman dan memiliki angka keberhasilan yang lebih besar ketimbang dengan obat-obatan. Namun demikian, tetap konsultasikan kepada dokter mengenai penanganan yang tepat.

Apabila memiliki kondisi yang dicurigai sebagai gejala kehamilan ektopik, segera periksakan kepada dokter untuk penanganan yang tepat. Deteksi dini kondisi ini dapat menurunkan risiko berbahaya yang mengancam nyawa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya