5 Manfaat Vaksin bagi Manusia, Memusnahkan Penyakit Mematikan

Pahami manfaat vaksin bagi manusia, mampu kendalikan penyakit mematikan.

oleh Laudia Tysara diperbarui 14 Jun 2023, 10:50 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2023, 10:50 WIB
Ilustrasi Vaksin Virus Corona COVID-19. (File foto: AFP / John Cairns)
Ilustrasi Vaksin Virus Corona COVID-19. (File foto: AFP / John Cairns)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu solusi perlawanan pada penyakit mematikan adalah penggunaan vaksin. Ada lima manfaat vaksin bagi manusia yang perlu diketahui dan dipahami. Mengingat penyakit mematikan tidak hanya mengancam nyawa banyak orang, tetapi melumpuhkan segala sektor kehidupan.

Vaksin adalah senyawa yang terdiri dari bakteri, virus, atau komponen yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan. Secara sederhana, manfaat vaksin bagi manusia adalah membentuk kekebalan tubuh untuk melawan penyakit mematikan. 

Imuninasi atau vaksinasi sangat penting dilakukan, karena manfaat vaksin bagi manusia akan begitu berdampak pada pengendalian penyakit mematikan. Terbukti, banyak ahli vaksin Internasional yang berkomitmen meningkatkan kualitas pelaksanaan program imunisasi di seluruh dunia.

Berikut Liputan6.com ulas manfaat vaksin bagi manusia dari berbagai sumber, Kamis (17/12/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Merangsang Sistem Imun Tubuh

Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin | Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Vaksin dapat merangsang sistem imun tubuh dengan baik. Ketika sistem imun meningkat, tubuh akan lebih mudah mengenali suatu penyakit dari infeksi virus, bakteri, dan kuman. Manfaat vaksin bagi manusia inilah yang membuat tubuh mampu melawan penyakit sebelum infeksi masif terjadi.

Vaksinasi dilakukan dengan menyuntikkan antigen ke dalam tubuh, lalu sistem imun atau kekebalan akan belajar mengenali dan mengidentifikasinya. Imunisasi dapat membantu tubuh mengenali suatu penyakit karena di dalamnya terdiri dari komponen serupa penyebab penyakit. Perbedaannya, antigen dalam vaksin sudah dikendalikan dengan kemajuan teknologi.

Dilansir dari vaccine-safety-training.org, vaksin mengandung bakteri, virus, atau komponennya yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan. Vaksin mengandung antigen yang sama dengan antigen yang menyebabkan penyakit, namun antigen yang ada di dalam vaksin tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan).


Tubuh Menjadi Lebih Kebal

ilustrasi imunisasi/unsplash/cdc
Ilustrasi vaksinasi | unsplash.com/cdc

Tidak hanya mampu meningkatkan sistem imun tubuh. Ketika manusia mendapat vaksin dan mampu mengenali suatu penyakit, itu artinya tubuh menjadi lebih kebal. Tubuh akan lebih mudah melakukan serangan karena taktik virus, bakteri, dan kuman penyebab penyakit sudah diketahui sebelum peperangan dimulai.

Dilansir dari vaccine-safety-training.org, vaksinasi adalah kegiatan pemberian vaksin kepada seseorang di mana vaksin tersebut berisi satu atau lebih antigen yang tujuannya adalah apabila nanti orang tersebut terpajan/terpapar dengan antigen yang sama, maka sistem imunitas yang terbentuk akan menghancurkan antigen tersebut.

Manfaat vaksin bagi manusia berlaku pula ketika antigen serupa datang di masa mendatang. Hal ini dapat diartikan, paparan mikroba serupa untuk kedua kalinya tidak akan mempan, karena tubuh sudah menjadi lebih kebal.

Namun perlu diketahui, kebanyakan vaksin yang tersedia sekarang belum mampu menghilangkan infeksi virus setelah masuk dalam tubuh secara masif. Hal ini yang membuat vaksin hepatitis B diberikan sejak lahir, dan vaksin HPV diberikan pada akhir masa kanak-kanak atau remaja. Tepatnya sebelum seseorang lebih berisiko terkena virus melalui hubungan seksual.


Membunuh Sebelum Terjadi Infeksi

Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Dari penjelasan sebelumnya, manfaat vaksin bagi manusia adalah menstimulasi sistem imun untuk memproduksi imunitas terhadap suatu penyakit. Peran vaksin di sini bisa diartikan, dapat membunuh antigen penyebab penyakit sebelum terjadi infeksi.

Setelah mendapat imunisasi, tubuh juga menjadi lebih kebal dengan infeksi serupa di masa yang akan datang. Hal ini terjadi karena antibodi yang dimiliki manusia setelah mendapat vaksin dapat membunuh virus, bakteri, dan kuman sebelum persebaran dan infeksi terjadi dalam tubuhnya.

Ketika banyak orang mendapat vaksin, niscaya pengendalian penyakit mematikan lebih mudah dilakukan. Infeksi baru menjadi sangat minim terjadi. Bisa dipastikan, dampak berbagai komplikasi dan hilangnya nyawa karena penyakit mematikan sangat bisa ditekan.

Dari science.org.au, dalam jangka pendek kemanjuran suatu vaksin diukur dari kemampuannya untuk mengurangi frekuensi keseluruhan dari infeksi baru, dan untuk mengurangi komplikasi utama, seperti kerusakan jaringan yang serius dan kematian.


Menciptakan Herd Immunity

Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Pemberian vaksin pada kelompok besar bisa menciptakan kekebalan kelompok. Kekebalan kelompok inilah yang disebut herd immunity. Situasi ketika banyak orang lebih terlindungi dari paparan antigen penyebab penyakit mematikan.

Ketika hal ini terjadi, manfaat vaksin bagi manusia akan berdampak menekan replikasi secara tidak langsung. Dampak ini bisa dirasakan oleh kelompok yang tidak mendapat vaksinasi. Sebab virus, bakteri, dan kuman penyebab penyakit mematikan tidak lagi ada dalam skala yang besar.

Dilansir dari science.org.au, selain melindungi individu yang tidak divaksinasi, imunitas kelompok bermanfaat bagi sebagian kecil orang yang gagal merespons vaksinasi secara memadai.

Juru Bicara Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, menjelaskan kekebalan kelompok terjadi jika jumlah orang yang divaksinasi dalam suatu kelompok lebih dari 80 persen. Sementara itu, bila kurang dari 60 persen, maka peluang terjadinya kejadian luar biasa (KLB) munculnya PD3I atau Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi menjadi besar.


Punahkan Penyakit Mematikan

[Fimela] Vaksin
Ilustrasi vaksin | pexels.com/@rethaferguson

World Health Organisation (WHO) menyebutkan 2-3 juta jiwa terselamatkan tiap tahunnya di seluruh dunia. Sejak vaksin ditemukan, sejumlah penyakit yang dulunya mematikan dan membuat kelumpuhan, menjadi sangat jarang, atau punah.

Salah satu kesuksesan vaksin yang paling besar adalah saat WHO berhasil menghapuskan cacar dengan cara memperluas cakupan vaksinasi cacar sampai ke seluruh dunia pada 1956, hingga pada tahun 1980 cacar dinyatakan telah tereradikasi.

dr. Reisa Broto Asmoro, menceritakan bahwa semenjak ditemukan oleh dr. Edward Jenner di sekitar 1796, tujuan dari vaksin tidak pernah berubah, yakni untuk menyelamatkan umat manusia dari penyakit menular yang mematikan.


Dampak Penggunaan Vaksin

Ilustrasi demam | Polina Tankilevitch dari Pexels
Ilustrasi demam | Polina Tankilevitch dari Pexels

Setiap orang akan mendapat dampak penggunaan vaksin yang berbeda-beda. Biasanya akan ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) selama 3-4 hari, meliputi demam ringan sampai tinggi, nyeri dan bengkak pada area bekas suntikan, dan agak rewel bagi anak. Risiko KIPI juga bisa dirasakan oleh orang dewasa.

Menilik dari kasus pademi Corona Covid-19, Juru Bicara Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, mengungkap efek samping yang berat karena vaksinasi sangat jarang terjadi, dan tentunya sebelum vaksin diedarkan di masyarakat akan melalui beberapa tahapan uji klinis terlebih dahulu untuk diuji keamanan dan efektivitasnya.

Dilansir dari Reuters.com, regulator Pengobatan Inggris melarang warganya yang memiliki riwayat alergi serius atau signifikan untuk disuntik vaksin Pfizer (vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer/BioNTech). Perintah itu muncul ketika terdapat dua orang yang menunjukkan reaksi alergi (anafilaksis) setelah divaksin. 

Menurut American Academy of Allergy, Asthma & Immunology, anafilaksis dapat menyebabkan tenggorokan bengkak, kesulitan bernapas, dan kesulitan menelan. Dua orang yang diketahui merupakan staf Layanan Kesehatan Nasional itu nyatanya memiliki riwayat alergi yang parah. Menimbang kondisi tersebut, larangan langsung diberikan pada warga yang memiliki kondisi serupa. 

Untuk risiko infeksi pasca vaksinasi memang masih ada, tetapi tidak terjadi secara masif. Dilansir dari science.org.au, ketika cakupan komunitas yang tinggi dengan vaksin tercapai, infeksi dapat muncul kembali, misalnya oleh pelancong yang tidak divaksinasi atau untuk beberapa patogen, hewan yang menjadi pembawa.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya