Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid, Disertai Doa Niat dan Adabnya Menurut Islam

Tata cara mandi wajib setelah haid dan adabnya.

oleh Laudia Tysara diperbarui 23 Jun 2023, 03:10 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2023, 03:10 WIB
Sambaran petir (4)
Ilustrasi kepala pancuran mandi. (Sumber Flickr)

Liputan6.com, Jakarta Tata cara mandi wajib perlu diketahui umat islam, khususnya wanita. Semua wanita yang sudah dewasa pasti mengalami masa haid. Masa ketika darah meluruh setiap bulan karena tidak mengalami pembuahan. Masa ini akan berakhir setelah 7 hingga 15 hari peluruhan. Setelah selesai, semua wanita muslim harus melakukan mandi besar. Agar mandi besar bisa diterima, maka penting untuk mengetahui tata cara mandi wajib setelah haid yang benar. 

Mandi wajib ini ditujukan untuk mensucikan diri dari najis darah haid. Jika tidak melaksanakan tata cara mandi wajib setelah haid yang benar, maka penyucian diri juga tidak akan maksimal. Ibadah-ibadah yang dilakukan akan sulit diterima dan menjadi kurang sempurna.

Selain harus mengetahui tata cara mandi setelah haid yang benar, mengetahui adab-adab wanita haid juga bisa menjadi penyeimbangnya. Termasuk akan lebih memahamkan pentingnya mensucikan diri dengan mandi wajib setelah haid ini.

Berikut penjelasan mengenai tata cara mandi wajib setelah haid dan adab-adab wanita haid menurut Islam yang sudah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (1/5/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dasar Hukum Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Tidak ada manusai yang benar-benar terbebas dari hadas besar, maka sudah sewajarnya jika harus mengetahui tata cara mandi wajib yang benar menurut Islam.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah: 6).

Kemudian dalam surat lainnya Allah SWT juga menyuruh muslim mandi wajib jika dalam keadaan junub.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. An-Nisa': 43).

Dalam QS. Al Baqarah: 222 disebutkan bahwa saat haid, wanita juga dianggap sedang tidak dalam keadaan suci. Hal ini karena pada saat haid, wanita mengeluarkan darah kotor.

"Mereka bertanya kepadamu tentang Haidh. Katakanlah: Haidh itu adalah suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu Haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222).


Doa Niat Mandi Wajib Setelah Haid

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Sebelum memulai, ada satu tata cara mandi wajib setelah haid yang harus dilakukan terlebih dahulu yakni membaca niat dan doa sebelum melaksanakannya.

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

"Nawaitu ghusla liraf'il hadatsil akbar minal haidiL fardlon lillahi ta'ala."

Artinya: Sengaja aku niat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar dari haid fardhu karena Allah Ta'ala.


Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid

20151016-Ilustrasi Keramas Rambut
Ilustrasi Keramas Rambut (iStockphoto)

Sebenarnya tata cara mandi wajib antara laki-laki dan perempuan ini sama saja. Namun bagi wanita tidak perlu menyela bagian pangkal rambut. Bahkan juga diperbolehkan untuk tidak membuka jalinan (ikatan) rambutnya. Hal ini sesuai dengan rujukan HR. At-Tirmidzi.

Dalam riwayat tersebut, Ummu Salamah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran."

Berikut tata cara mandi wajib setelah haid:

1. Membasuh Kemaluan dengan Wewangian

Setelah membaca niat, siapkan kapas yang dilumuri wewangian atau parfum tanpa mengandung alkohol. Selanjutnya, bersihkan kemaluan dengan kapas yang telah diberi parfum.

Hal ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammda SAW ketika beliau ditanya oleh seorang wanita Anshor. “Bagaimana aku mandi dari haid?’ Beliau menjawab: “Ambillah sepotong kapas yang dilumuri dengan minyak wangi lalu bersihkan dengan itu.”Membersihkan kedua telapak tangan Siram atau basuhlah tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan sebaliknya dan diulangi sampai 3 kali. 

2. Membersihkan Kedua Telapak Tangan

Setelah membersihkan kemaluan, lanjutkan dengan membasuh tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian sebanyak tiga kali dengan menggunakan air bersih. Caranya dengan menggosok-gosokan telapak tangan kiri dan kanan dengan sabun secara bergantian.

3. Mencuci atau Mengusap Rambut

Setelah memasuk kedua telapak tangan, mulailah mandi seperti biasa. Namun, kamu perlu mengawalinya dengan membersihkan rambut atau keramas menggunakan shampo. Adab ketika membasuh kepala dan rambut pun berbeda-beda. Supaya aman ketika menyiram air ke ujung kepala hendaknya lakukan sebanyak tiga kali. Atau bisa juga dengan mengusap rambut sebanyak tiga kali dengan air tanpa harus keramas menggunakan shampo

4. Membersihkan Badan Secara Menyeluruh

Tata cara mandi wajib setelah haid selanjutnya yakni mandi. Mandi seperti biasa dengan membersihkan seluruh anggota badan. Dan tetap pastikan bahwa seluruh anggota badan terkena air mengalir, termasuk juga bagian yang tersembunyi, dan lipatan-lipatan seperti di belakang telinga, ketiak, punggung, sela-sela jari tangan dan kaki, lipatan antara lutut dan paha, dan sebagainya tanpa terkecuali. Lakukan dengan membersihkan tubuh sebelah kanan kemudian ke sebelah kiri.


Adab-Adab Wanita Saat Haid

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

1. Tidak Boleh Menjalankan Salat

Dari Aisyah RA, “Bukankah bila si wanita haid ia tidak salat dan tidak pula puasa? Itulah kekurangan agama si wanita”. (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadist tersebut, para ulama bersepakat bahwa wanita haid tidak boleh salat dan tidak boleh berpuasa. Hal ini sama seperti mengeluarkan najis secara terus menerus. Untuk itu tidak diperkenankan menunaikan ibadah salat.

2. Tidak Boleh Membaca Al Qur’an

Dari pendapat 4 ulama, mahdzab keempatnya sepakat bahwa wanita muslim yang sedang dalam kondisi haid dilarang untuk menyentuh Al-Quran yang suci. Sebagaimana diambil dalam QS Al-Waqi’ah: 79 "Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan". Namun masih diperbolehkan jika ingin tetap belajar Al-Quran, yakni menggunakan Al-Quran terjemahan atau juga Al-Quran dalam ponsel pintar.

3. Tidak Boleh Berpuasa

Larangan ini sesuai dengan Hadis riwayat Aisyah ra yang berbunyi: “Bahwa seorang wanita bertanya kepadanya: ‘Apakah salah seorang di antara kami harus mengganti salat pada masa haid?’ Aisyah berkata: ‘Apakah engkau termasuk golongan Haruriyyah (salah satu golongan Khawarij)?’ Dahulu, pada masa Rasulullah SAW di antara kami ada yang haid, tetapi tidak diperintahkan mengganti (salat).” (Shahih Muslim No.506).

4. Tidak Melakukan Hubungan Badan

Berdasarkan QS. Al Baqarah : 222, saat wanita muslim mendapatkan haid, maka ia diharamkan oleh untuk melakukan hubungan suami istri atau berjimak dengan suaminya.


Adab-Adab Wanita Saat Haid

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

5. Dilarang Tawaf Saat Haji

Rasulullah menyampaikan kepada Aisyah, “Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan tawaf di Ka’bah hingga engkau suci.” (HR. Bukhari dan Muslim).

6. Tidak Masuk ke masjid

Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan haid.” Namun berdasar pada sebuah pendapat lain bahwa masuk ke masjid dalam keadaan haid boleh dilakukan asal darah haid atau darah kotor tidak mengotori masjid.

7. Memuji Asma Allah SWT dan Bersalawat

Meskipun haram hukumnya wanita haid menjalankan salat wajib maupun sunnah, namun wanita haid harus tetap menjalankan ibadah lain seperti bersalawat kepada Allah SWT. Memuji Asma Allah seperti menghafal asmaul husna, mengkaji, dan memahami terjemahan Al-Quran, atau dengan membaca dan menghafal kitab-kitab Hadis lainnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya