Liputan6.com, Jakarta Kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan karena tulang terlalu membungkuk ke depan. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, namun rata-rata lebih sering dialami oleh wanita yang lanjut usia.
Secara umum, kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan karena tulang belakang yang membuat punggung bagian atas terlihat membungkuk atau bengkok secara tidak normal. Normalnya, tulang belakang yang melengkung kisaran pada 25-45 derajat. Namun, pada penderita kifosis kelengkungan tulang belakang hingga 50 derajat atau lebih.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan karena apa yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (19/11/2023).
Advertisement
Kifosis Adalah
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan karena tulang terlalu membungkuk ke depan. Menurut Kementerian Kesehatan atau Kemkes RI, setiap orang memiliki tulang belakang yang melengkung pada kisaran 25-45 derajat. Akan tetapi, kelengkungan tulang belakang pada penderita kifosis bisa hingga 50 derajat atau lebih sehingga membuat penderitanya bungkuk.
Kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan karena tulang terlalu membungkuk ke depan ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh wanita lanjut usia atau lansia. Kifosis umumnya hanya menimbulkan sedikit masalah dan dapat diatasi dengan fisioterapi, atau penggunaan penyangga punggung. Namun, kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan karena tulang terlalu membungkuk ke depan yang parah dapat menimbulkan nyeri dan gangguan pernapasan sehingga perlu ditangani dengan prosedur operasi.
Advertisement
Penyebab Kifosis
Dikutip dari laman resmi Kemkes RI, berdasarkan penyebabnya, kifosis dibagi menjadi tiga bagian yakni kifosis postural, kifosis Scheuermann, dan kifosis bawaan. Berikut ini penjelasannya:
1. Kifosis Postural
Kifosis postural sering terjadi pada remaja dan postur yang buruk. Ketika tulang belakang dan otot-otot di sekitarnya berkembang secara tidak normal. Penelitian menunjukkan bahwa kifosis jenis ini lebih sering dialami oleh remaja perempuan daripada remaja laki-laki.
Postural kyphosis biasanya disebabkan oleh postur tubuh yang salah, misalnya karena bersandar di kursi dengan posisi yang terlalu membungkuk, atau akibat membawa tas sekolah yang terlalu berat. Kifosis jenis ini ditandai dengan kondisi tulang belakang yang melengkung sampai 50 derajat atau lebih. Meski demikian, postural kyphosis jarang menimbulkan nyeri sehingga tidak mengganggu penderita dalam beraktivitas.
2. Kifosis Scheuermann
Kifosis Scheuerman juga cenderung berkembang selama masa remaja, tetapi bisa menjadi lebih parah daripada kifosis postural dan tidak diketahui penyebabnya. Umumnya, lengkungan pada kifosis ini kaku dan memburuk seiring pertumbuhan anak. Kelainan bentuk tulang punggung paling terlihat saat remaja. Kondisi ini dapat membuat penderitanya tidak bisa berdiri lurus. Pada sebagian penderita, kifosis ini bisa menimbulkan nyeri di bagian punggung yang paling melengkung. Nyeri dapat memburuk saat beraktivitas atau ketika penderita duduk maupun berdiri lama.
3. Kifosis Bawaan
Sementara kifosis bawaan terjadi ketika tulang belakang tidak berkembang dengan baik di dalam rahim, menyebabkan terjadinya kifosis saat lahir. Kelainan tersebut dapat terjadi pada satu atau lebih tulang belakang dan bisa memburuk seiring pertumbuhan anak. Kifosis bawaan membutuhkan tindakan bedah secepatnya guna mencegah bungkuk bertambah parah.
Gejala Kifosis
Masih dari sumber yang sama, kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan karena tulang terlalu membungkuk ke depan yang tergolong ringan kemungkinan tidak menunjukkan tanda atau gejala yang serius. Namun beberapa kasus yang parah, pengidap kifosis dapat merasa nyeri, kaku, hingga kesulitan bernapas.
Meski begitu, penderita kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan karena tulang terlalu membungkuk ke depan sendiri dapat menunjukkan gejala yang berbeda. Umumnya kondisi ini ditandai dengan :
- Perbedaan pada tinggi bahu kanan dan kiri.
- Perbedaan pada tinggi atau posisi tulang belikat.
- Kepala terlihat lebih condong ke depan daripada bagian tubuh lain.
- Punggung terlihat miring ketika membungkuk.
- Otot belakang paha (otot hamstring) terasa kencang.
- Nyeri atau kaku di punggung.
- Kelelahan
Seiring kondisinya memburuk, kifosis dapat menimbulkan gejala lain, antara lain seperti:
- Perubahan pada kebiasaan buang air kecil dan buang air besar.
- Napas tersengal-sengal atau sulit menarik napas.
- Kaku, kesemutan, atau lemah di kaki.
Advertisement
Cara Mengobati Kifosis
Pada umumnya, metode pengobatan yang dipilih oleh dokter disesuaikan dengan usia, kondisi pasien, jenis, dan tingkat keparahan dari penyakit tersebut. Dokter akan memberikan pilihan sebagai berikut ini:
1. Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan kepada pasien bukan untuk mengatasi kifosis itu sendiri, melainkan hanya sebagai pereda nyeri. Jenis obat-obatan tersebut antara lain :
- Ibuprofen
- Paracetamol
- Aspirin
- Obat untuk menguatkan tulang, seperti teriparatide atau suplemen kalsium dan vitamin D.
2. Fisioterapi
Terapi fisik atau fisioterapi dilakukan pada pasien kifosis ringan. Dokter atau terapis akan mengajarkan pasien latihan yang bisa dilakukan di rumah untuk memperkuat dan meningkatkan kelenturan tulang punggung, menguatkan otot yang menopang punggung, serta meredakan nyeri punggung.
3. Penyangga Punggung
Penyangga punggung atau braces diberikan kepada pasien anak-anak dengan kifosis Scheuerman yang tulang belakangnya melengkung lebih dari 65 derajat dan masih berpotensi untuk berkembang menjadi lebih parah.
Braces harus digunakan 23 jam sehari (hanya dilepas saat mandi) hingga tulang belakang berhenti tumbuh, biasanya sampai usia 14-15 tahun. Tujuannya adalah untuk mencegah tulang belakang makin melengkung. Perlu diketahui, tindakan ini tidak dilakukan pada pasien yang tulang belakangnya sudah berhenti tumbuh, karena tidak akan memperbaiki kondisi tulang belakang.
4. Operasi
Tindakan operasi umumnya dilakukan pada pasien kifosis bawaan atau pasien kifosis Scheuerman dewasa yang tulang belakangnya melengkung hingga 70-75 derajat dan disertai nyeri hebat di punggung. Operasi juga dilakukan pada kifosis yang sampai menjepit saraf tulang belakang.
Jenis operasi tulang belakang yang dilakukan adalah fusi tulang belakang. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan potongan tulang di antara ruas tulang belakang. Setelah itu, dokter akan menyangga ruas tersebut dengan pen logam sampai posisi tulang belakang kembali normal.