Liputan6.com, Jakarta Lawan kata jujur adalah suatu hal yang perlu dikenali oleh umat Islam. Pasalnya, jujur merupakan sifat wajib yang dimiliki oleh rasul-rasul Allah SWT. Secara otomatis, lawan kata jujur adalah sifat yang mustahil dimiliki oleh para rasul.
Ada 4 sifat wajib bagi rasul, di antaranya adalah siddiq artinya jujur, amanah artinya dapat dipercaya, fatanah artinya cerdas, dan tablig artinya menyampaikan. Lawan dari sifat wajib tersebut yaitu, kizib, khianat, baladah, dan kitman.
Lawan kata jujur adalah dusta atau bohong, disebut juga kizib. Kizib artinya dusta, lawan dari sifat siddiq. Sifat kidzib ini mustahil dimiliki oleh para rasul, karena hal ini berlawanan dengan sifat wajibnya, yaitu siddiq. Kamu perlu memahami keempat sifat wajib rasul tersebut beserta lawannya.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (27/11/2023) tentang lawan kata jujur.
Lawan Kata Jujur adalah Dusta
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lawan kata jujur adalah dusta atau bohong. Dusta atau bohong ini dikenal juga dengan sebutan kizib, lawan dari sifat siddiq. Sifat jujur ini merupakan sifat yang wajib dimiliki oleh para rasul, sedangkan sifat kizib merupakan sifat yang mustahil dimiliki rasul-rasul Allah SWT.
Jadi, lawan kata jujur adalah dusta atau kizib. Seorang rasul harus menyampaikan kebenaran dan tentunya berlaku yang benar, tidak boleh berbohong. Hal tersebut terdapat dalam Firman Allah, berikut ini:
"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4)
Lawan kata jujur adalah dusta atau bohong, yang merupakan sifat mustahil rasul. Quraish Shihab mendefinisikan siddiq atau jujur adalah orang yang selalu benar dalam sikap, ucapan, dan perbuatan. Lawan kata jujur adalah kizib atau berdusta.
Seorang rasul tentunya tidak akan pernah berdusta kepada siapa pun. Bahkan kejujuran Nabi Muhammad SAW tak hanya terkenal di kalangan sahabat, tapi juga para musuh. Hal tersebut sesuai hadis yang diriwayatkan Ali RA bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW:
"Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa."
Jadi, lawan kata jujur adalah kidzib, yaitu sifat yang mustahil dimiliki oleh para rasul. Jika seorang rasul berdusta atau berbohong, tentunya ia tidak patut disebut sebagai orang yang menerima wahyu Allah SWT untuk disampaikan kepada manusia.
Advertisement
Lawan Kata Amanah adalah Khianat
Setelah mengenali lawan kata jujur adalah kidzib, kamu tentu perlu memahami juga lawan kata dari amanah. Lawan sifat amanah adalah khianat. Khianat artinya ingkar janji. Rasul tentunya tak mungkin berkhianat pada perintah Allah SWT. Hal tersebut juga terdapat dalam firman Allah SWT berikut ini:
"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4).
Arti amanah sendiri adalah dapat dipercaya. Sifat ini wajib dimiliki oleh rasul dalam melaksanakan tugas-tugasnya menyampaikan kebenaran. Sebagai contoh, saat kaum nabi Nuh AS mendustakan Allah, Allah pun berfirman untuk menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya melalui QS. Asy-Syu'ara ayat 106-107:
"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu."
Lawan Kata Fatanah adalah Baladah
Setelah mengenali lawan kata jujur adalah berbohong, kamu tentu perlu memahami juga lawan kata dari fatanah. Lawan dari fatanah yang berarti cerdas yaitu baladah yang artinya bodoh. Seorang rasul adalah manusia pilihan yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas dari Allah SWT.
Bahkan, Rasulullah SAW menyampaikan ribuan ayat Al-Quran, menjelaskan dalam puluhan ribu hadis, menjelaskan firman-firman Allah SWT, sehingga dituntut memiliki kemampuan berdebat dengan orang kafir dengan cara sebaik mungkin.
Oleh karena itu, wajar jika Rasulullah SAW pun punya banyak peran semasa hidup. Beliau berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, pebisnis, panglima perang, hingga politisi. Walau saat dipilih oleh Allah SWT, Rasulullah SAW merupakan orang yang tak bisa membaca dan menulis, tapi beliau merupakan orang yang dianugerahi kemampuan untuk menyampaikan wahyu.
Beliau juga seseorang yang adil dan bijaksana sehingga bisa menjalankan tugasnya dalam berdakwah dengan baik. Jadi, baladah tentu merupakan sifat yang mustahil dimiliki oleh para rasul. Baladah artinya seorang rasul tidak akan bisa menjelaskan firman Allah SWT dengan baik kepada umatnya, sehingga tidak mungkin ada pada diri para rasul.
Advertisement
Lawan Kata Tablig adalah Kitman
Setelah mengenali lawan kata jujur adalah berdusta, kamu tentu perlu memahami juga lawan kata dari tablig. Lawan dari sifat tablig yang artinya menyampaikan adalah kitman, yaitu menyembunyikan. Tak ada sesuatu yang disembunyikan Nabi Muhammad SAW, segalanya disampaikan kepada umat. Terdapat sebuah riwayat yang diceritakan Ali bin Abi Talib ketika ditanya tentang wahyu yang tak ada dalam Al-Quran. Ali menegaskan ayat dalam Al-Quran berikut ini:
"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)
Ali juga menegaskan dengan berkata:
"Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Al-Qur’an."
Sebagai orang yang menyampaikan ajaran yang baik, seorang rasul tak mungkin menyembunyikan kebenaran. Bahkan, Rasulullah SAW juga benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari sifat kitman artinya ini. Hal ini pun dijelaskan dalam Al-Quran yang berbunyi:
"Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)." (QS Al-A'am: 50).